Sentuhan Dendam Penuh Gairah

Memanjakan Tanpa Batas (9)



Memanjakan Tanpa Batas (9)

0Mo Qing memiliki karakter yang keras, tidak mungkin dia mengabaikan sikap keluarga Ruan begitu saja.     
0

Mo Qing berkata dengan nada menyindir, "Tuan Muda Kedua keluarga Ruan sangat cerdas dan cakap dalam berbisnis, sikapnya dalam kehidupan pribadi juga selalu tegas."     

"Dimatanya, wanita hanya seperti bunga di pohon ini, hari ini mekar, besok akan layu, saat bunga yang lama sudah layu, akan ada bunga baru yang mekar, dan tidak ada bunga yang bisa mekar selamanya bersama inangnya. Jadi, apakah kamu berpikir bahwa Tuan Muda Kedua keluarga Ruan bersedia merusak hubungannya dengan keluarga Mo demi kamu yang seperti bunga layu itu?" Setelah selesai mengatakan hal itu, Mo Qing memetik bunga layu yang ada di dekat pohon, lalu melemparkannya ke tanah dan menginjaknya dengan satu kaki.     

Tuan Muda Kedua dari keluarga Ruan selalu berorientasi pada karir, dan terkenal tidak pernah menganggap serius wanita. Dia menyukai wanita muda dan cantik yang berusia sekitar dua puluh tahun, dan menghabiskan sepanjang hari demi kepuasannya sendiri. Di dalam keluarga, dia sudah berganti istri sebanyak 4 kali, dan tidak satu pun diantara istrinya yang berusia di atas 25 tahun.     

Cui Yan pernah dianggap sebagai istri favorit oleh Tuan Muda kedua keluarga Ruan, tetapi seiring bertambahnya usia, Tuan Muda sudah kehilangan minat padanya. Bahkan sekarang dia lebih banyak menghabiskan waktu di luar dan hanya sebulan sekali tidur sekamar dengan Cui Yan. Seperti yang dikatakan Mo Qing, Cui Yan hanyalah bunga yang layu bagi Tuan Muda kedua keluarga Ruan.     

Akhir-akhir ini beberapa pasokan barang dimonopoli oleh keluarga Mo, sehingga menyebabkan dampak besar pada bisnis keluarga Ruan. Jadi maksud dari perkataan Mo Qing sudah sangat jelas.     

Di dunia ini ada banyak sekali wanita, jadi Tuan Muda Kedua keluarga Ruan bisa bermain-main kapan saja. Tetapi, sekarang bisnis keluarga Ruan sedang mengalami masalah, dan hanya Mo Qing yang bisa menanganinya.      

Cui Yan sebentar lagi akan berusia dua puluh lima tahun dan cepat atau lambat pernikahannya akan mengalami krisis. Demi tetap berada di keluarga Ruan, dia bersusah payah untuk menjilat semua orang yang ada di dalam keluarga Ruan. Termasuk juga Belle.     

Belle sangat disukai karena dia menopang reputasi R2. Tapi, hari ini Belle ditahan di kantor polisi karena ulah Gu Xiaoran. Sehingga reputasi R2 menjadi di ambang kehancuran.     

R2 adalah sumber kehidupan bagi Ruan Jicheng. Ruan Jicheng dan istrinya sangat tertekan oleh masalah yang dilakukan Belle. Karena itulah Cui Yan sangat Gu Xiaoran setengah mati.     

Cui Yan tahu tentang identitas Gu Xiaoran dari Belle, dan dia berpikir bahwa jika dapat mempermalukan Gu Xiaoran di depan umum, mungkin saja Gu Xiaoran akan kehilangan dukungan dari Mo Qing. Dan dengan begitu, ibu mertuanya akan merasa senang.     

Selama ibu mertuanya merasa senang, Tuan Muda Kedua keluarga Ruan tidak akan menceraikannya.     

Sikap Cui Yan yang gelisah itu membuatnya berpikir sempit. Bahkan ketika Mo Qing menyindirnya dengan kejam, Cui Yan menjadi semakin keras kepala dan berbicara tanpa berpikir panjang, "Bisnis keluarga Ruan, bukan hanya dengan kamu saja, Tuan Mo."     

Jika kalimat ini diucapkan dalam kondisi yang kondusif, atau dikatakan kepada orang lain, tentu saja tidak akan ada masalah sama sekali. Tapi Cui Yan mengatakan itu kepada Mo Qing yang saat ini telah monopoli pasokan barang keluarga Ruan.      

Jadi ketika Cui Yan mengatakan ini, itu sama sama saja dia memblokade pemasokan barang bagi keluarga Ruan.     

Kemudian Mo Qing pun hanya menunjukkan senyumannya yang terlihat sinis.     

Tiba-tiba Cui Yan mendengar suara seseorang yang gumam yang berat dari sampingnya. Ketika dia menoleh, dia melihat suaminya yang bernama Ruan Zhehao sudah berada di sampingnya, lalu ada Ruan Jicheng dan Nyonya Miao, ditambah para selebriti dan bangsawan lain.     

Raut wajah Ruan Jicheng terlihat marah. Dalam sekejap, Cui Yan seperti jatuh ke dalam lautan es, sehingga dari ujung kepala sampai kakinya terasa dingin dan wajahnya langsung tampak pucat.     

Ruan Zhehao melangkah maju dan menampar Cui Yan hingga membuatnya tersungkur di lantai. Lalu dia mengumpat, "Dasar jalang, jika aku tidak mendengarnya dengan telingaku sendiri, aku tidak akan percaya. Berani-beraninya kamu berbicara seperti itu di depan Tuan Muda Mo dan menghancurkan hubungan antara keluarga Ruan dan Keluarga Mo."     

"Tidak, bukan aku yang bermaksud merusak hubungan dengan keluarga Mo, tapi Gu Xiaoran." Wajah cantik Cui Yan menjadi pucat, dan dia berlutut di tanah sambil membela diri dengan putus asa.     

"Diam, aku sudah mendengarnya dengan telingaku sendiri. Bukannya meminta maaf tapi malah menuduh Nona Gu." Ruan Zhehao menendang Cui Yan dan menggertaknya, "Pergi, cepat pergi dari keluarga Ruan dan jangan pernah menginjakkan kaki lagi di keluarga Ruan."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.