Sentuhan Dendam Penuh Gairah

Memanjakan Tanpa Batas (7)



Memanjakan Tanpa Batas (7)

Nyonya Ruan tidak percaya bahwa Gu Xiaoran tidak mengenali dirinya, tetapi Gu Xiaoran hanya menatapnya dan sama sekali tidak berniat menyapa sebagai bentuk rasa hormat kepadanya, dan sikap Gu Xiaoran itu membuatnya merasa tidak nyaman.     

"Cui Yan, apakah kamu tidak salah menghitung orang yang datang, kenapa masih ada orang yang tidak kebagian tempat duduk?"     

Seorang wanita muda yang ada di samping Nyonya Ruan tiba-tiba berdiri dan menjawab, "Ibu, aku tidak salah menghitung."     

Kemudian Nyonya Ruan menyisihkan cangkir tehnya dan berkata, "Lalu kenapa Nona Gu tidak kebagian tempat duduk?"     

"Ibu, semua yang diundang hari ini adalah para wanita bangsawan yang terhormat."     

Gu Xiaoran tersenyum dingin di dalam hatinya, sepertinya wanita itu berniat menggunakan identitasnya sebagai bahan lelucon.     

Kemudian Nyonya Ruan berkata, "Meskipun kamu mengatakan itu, tapi Nona Gu adalah kekasih Tuan Mo."     

"Meskipun dia adalah kekasih Tuan Muda Mo, tetapi dia hanya menginginkan uangnya dan bersedia menghancurkan perasaan orang lain. Sedangkan semua yang hadir di sini adalah wanita yang bermartabat, mana mungkin bersedia duduk bersama dengan orang seperti dia."     

Nyonya Ruan mengerutkan alis.     

"Kamu menyuruhku datang ke sini hanya untuk mendengar kata-kata ini?" Gu Xiaoran tersenyum dingin, wanita itu memanggil Nyonya Ruan sebagai ibu, sepertinya dia adalah menantu dari keluarga Ruan.     

"Tentu saja tidak, aku mengundangmu datang untuk menunjukkan beberapa hal." Cui Yan menatap Gu Xiaoran dengan wajah arogan.     

"Apa itu?" Gu Xiaoran tampak tenang, dia ingin melihat trik seperti apa yang dimainkan oleh Cui Yan.     

"Aku dengar ibumu adalah Miao Junlan."     

Ketika mengatakan itu, para wanita bangsawan yang hadir langsung menarik napas dingin dan memandang Gu Xiaoran, seolah-olah mereka sedang melihat orang yang paling tercela di dunia ini.     

Miao Junlan meninggalkan keluarganya, lalu kawin lari dengan seorang pria, dan akhirnya diusir dari silsilah keluarga oleh Miao Wang. Di mata orang-orang ini, putri yang dilahirkan Miao Junlan dengan seseorang yang tidak dikenal lebih buruk daripada tikus di selokan.     

Gu Xiaoran mengerutkan keningnya, bagaimana pun juga ibunya memang Miao Junlan.     

Miao Junlan tidak mau mendengarkan perintah keluarganya yang ingin menggunakan pernikahannya untuk mencari keuntungan. Bahkan dia memilih pergi untuk hidup dengan pria yang disukainya, lantas apa yang salah memiliki seorang ibu yang seperti itu?     

Miao Junlan tidak setuju dengan keputusan ibunya, hingga akhirnya dia dianggap tercela karena meninggalkan keluarganya demi cinta.     

Gu Xiaoran tidak percaya bahwa keburukan seseorang hanya diukur dengan uang, karena bagaimana pun juga seharusnya kebaikan seseorang itu diukur dari sikap dan perbuatan yang dia lakukan.      

Tetapi berbicara tentang moral kepada dengan orang-orang yang hanya mementingkan uang hanya akan membuang-buang waktu saja.     

Gu Xiaoran tidak peduli dengan hal itu, dan dia juga tidak ingin repot-repot membuang waktunya untuk berdebat dengan mereka.     

Ketika melihat Gu Xiaoran hanya diam dan tidak berbicara, Cui Yan berpikir bahwa Gu Xiaoran sudah kehilangan kepercayaan dirinya.     

Kemudian Cui Yan mendongakkan kepalanya dan berkata lagi, "Aku juga mendengar bahwa setelah Ibumu datang di keluarga Gu, dia sudah tidak memiliki perasaan terhadap Gu Qingchu, dan karena tidak tahan kesepian yang dia rasakan, akhirnya dia melakukan hal semacam itu dengan pria lain. Bahkan melakukannya dengan beberapa pria secara bersamaan. Ketika ketahuan oleh Gu Qingchu, dia bergabung dengan selingkuhan lamanya yang bernama Gu Zhengrong untuk membunuh Gu Qingchu. Dia sengaja melakukan hal itu agar perbuatan kotor itu tidak terungkap. Tetapi di kemudian hari dia hamil, lalu dia membuang anak haram itu agar tidak ketahuan. Tapi pada akhirnya, dia tetap kesepian dan pergi bersama orang lain."     

"Tutup mulutmu." Gu Xiaoran ingin melihat apa yang akhirnya mereka dapatkan, tetapi Cui Yan mengarang omong kosong, dan apa yang dia katakan semakin lama semakin buruk, sehingga Gu Xiaoran pun tidak tahan untuk mendengarkannya lebih lama lagi.     

Meskipun Gu Xiaoran tidak tahu apa yang terjadi antara ibu dan ayahnya, tapi dia percaya bahwa itu tidak seperti yang dikatakan oleh Cui Yan.     

Gu Xiaoran sadar bahwa para wanita yang hadir di sini pasti menyimpan berbagai niat yang buruk padanya.     

Semua orang juga tahu bahwa Mo Qing menyayangi Gu Xiaoran, dan bahkan rela melakukan apa saja untuk melindunginya.     

Tapi dalam kondisi ini, Cui Yan tetap berani mengucapkan kata-kata buruk untuk menindasnya, tidak mungkin dia sengaja mencari masalah, pasti dia punya tujuan lain.     

Sebelum Gu Xiaoran tahu tujuan pihak lain, akan lebih baik jika dia menahan diri untuk tetap tenang.     

Tetapi mendengarkan Cui Yan yang memutarbalikkan fakta yang ada dan menghina ibunya seperti itu, Gu Xiaoran pun kembali teringat tentang penderitaan ibunya saat berada di rumah sakit jiwa. Sehingga dadanya terasa sesak dan tidak kuasa untuk tetap dian dan menahan amarahnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.