Sentuhan Dendam Penuh Gairah

Memanjakan Tanpa Batas (3)



Memanjakan Tanpa Batas (3)

0Mo Qing mengenakan setelan Italia berwarna abu-abu gelap bergaris, ditambah sifatnya yang dingin, Mo Qing terlihat sangat cocok menggunakan setelan itu.     
0

Biasanya Mo Qing tidak suka memakai pakaian formal seperti ini, tapi saat dia memakai pakaian formal seperti ini, Mo Qing terlihat sangat gagah dan elegan.     

Gu Xiaoran mengenalnya sejak kecil, seharusnya sudah terbiasa melihat wajahnya. tetapi setiap menatap pria itu, Gu Xiaoran pasti akan terpesona padanya. Sehingga, ketika dia menatap penampilan Mo Qing yang seperti ini, Gu Xiaoran sangat terpukau dan jantungnya berdebar kencang seakan ingin copot.     

Jangan seperti ini!     

Jangan terpesona oleh pria ini!     

Jika terpesona padanya, kamu tidak akan bisa mengambil keputusan yang tepat saat melakukan sesuatu. Gu Xiaoran berkata pada dirinya sendiri.     

Gu Xiaoran, kehidupanmu di masa lalu memiliki terlalu banyak misteri. Kamu juga belum memahami kebencian antara keluarga Mo dan keluarga Gu. Sebelum masalah itu terpecahkan, kamu bisa menyukainya pria itu, tapi jangan membuatmu kehilangan diri.      

Kemudian Gu Xiaoran pun menarik napas dalam-dalam dan menghembuskannya perlahan. Dia mencoba untuk tetap tenang.     

Mo Qing melihat Gu Xiaoran yang turun dari lantai atas, Gu Xiaoran mengenakan gaun merah dengan rambut yang disanggul sederhana, tetapi dia terlihat sangat memesona dan cantik daripada bunga peony merah yang ada di dunia ini.     

Gu Xiaoran tidak suka gaun yang terlalu rumit. Baginya, gaun yang elegan dan sederhana ini sudah bisa membuat dirinya terlihat mewah.     

Ketika melihat Mo Qing yang menatap dirinya seperti itu, Gu Xiaoran mengerutkan kening, sambil berbicara, "Jika kamu pikir aku tidak pantas bertemu orang dengan berdandan seperti ini, lebih baik kamu pergi sendiri."     

Mo Qing pun tersenyum lalu dia berkata, "Kamu adalah wanitaku, mana mungkin dandananmu ini tidak pantas?"     

Ketika Gu Xiaoran memikirkan bahwa dirinya dan Mo Qing tidak bisa hidup bersama, tetapi saat mendengar kata-kata 'wanitaku' ini tanpa sadar perasaannya tiba-tiba menegang, seakan ada sentuhan cinta yang tak dapat dijelaskan.      

Mo Qing membuka sebuah kotak dengan tangannya. Di dalamnya terdapat satu set perhiasan ruby.     

Gu Xiaoran ingat bahwa perhiasan ruby ​​​​ini muncul di pelelangan yang diadakan belum lama ini dengan harga yang sangat mahal, kemudian ada seorang yang tidak diketahui memenangkan pelelangan itu.      

Gu Xiaoran menundukkan kepalanya untuk melihat gaun merah yang dia kenakan.     

Mungkinkah pada saat itu Mo Qing sudah berencana untuk menghadiri pesta ulang tahun denganku?     

Jadi apa mungkin sebenarnya Mo Qing sudah menyiapkan gaun ini untukku?      

Apakah pada saat itu Mo Qing sudah yakin bahwa aku akan menang dalam kompetisi balapan ini? Batin Gu Xiaoran.     

"Ini terlalu mahal."     

"Tidak ada hal lain lagi yang lebih berharga, selain melihat wanitaku semakin cantik."     

Mo Qing mengeluarkan kalung itu dan memakaikannya ke leher Gu Xiaoran, lalu dia melangkah mundur dan melihatnya, "Bagus."     

"Kalau begitu aku akan meminjamnya untuk satu malam." Satu set perhiasan ruby ​​ini sangat cocok dengan gaun ini.     

"Untuk apa kamu mengembalikan sesuatu yang sudah kuberikan padamu?" Mo Qing memakaikan anting-anting itu ke Gu Xiaoran lagi, rantai silver dengan manik-manik ruby itu terlihat mengkilap dan sangat serasi dengan lehernya yang putih.     

Setelah itu Mo Qing memakaikan cincin ke jari-jari Gu Xiaoran. Setelah cincin itu terpasang, cincin ruby itu terlihat sangat serasi dengan kulit Gu Xiaoran yang putih dan lembut.     

Kemudian Mo Qing melangkah mundur satu langkah untuk memandangi Gu Xiaoran lagi. Gadis kecil yang selalu mengekor di belakangnya itu kini sudah tubuh dewasa dan menawan.     

Gu Xiaoran menatap Mo Qing dengan sedikit rasa canggung, sehingga wajahnya perlahan memerah. Mo Qing pun tersenyum ringan ketika memandangi wajah Gu Xiaoran yang perlahan memerah.     

"Sini." Mo Qing mengulurkan tangannya padanya.     

Jari-jarinya panjang dan rapi, dengan buku-buku jari yang kokoh dan indah. Mo Qing sering berlatih menembak dengan senjata, sehingga terdapat bagian kapalan di antara jari-jarinya yang kuat.      

Gu Xiaoran bisa merasakan bahwa jika dia memegang tangan pria itu, dia merasa bahwa pria itu selalu ada untuk melindunginya. Gu Xiaoran ragu-ragu sejenak, namun kemudian dia mengulurkan tangan untuk menggenggamnya.     

Kemudian Mo Qing pun menggenggam tangan Gu Xiaoran dengan erat dan berjalan menuju pintu.     

Jantung Gu Xiaoran berdebar kencang, tiba-tiba dia merasa bahwa saat bergandengan tangan dengan Mo Qing seperti ini, dia seolah bersedia dibawa ke mana pun pria itu pergi.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.