Sentuhan Dendam Penuh Gairah

Sayang, Aku Menginginkannya (3)



Sayang, Aku Menginginkannya (3)

0"Kamulah orang yang tidak tahu malu!"     
0

Meskipun Gu Xiaoran marah dengan sikap Mo Qing yang seperti itu, tetapi ketika dia bersandar di dadanya dan berada dalam pelukannya, Gu Xiaoran merasa bahagia meskipun dia tidak tahu apa yang akan terjadi pada mereka di masa depan. Karena bagaimana pun juga mereka semua masih hidup.     

Sopir itu berdiri di dekat jendela mobil dan mengetuk jendela dengan pelan, sembari membawa kantong plastik di tangannya.     

Mo Qing menggunakan tubuhnya untuk menutupi Gu Xiaoran, lalu membuka kaca jendela mobil.     

Sopir itu sadar diri untuk tidak melihat ke dalam mobil, lalu dia pun menyerahkan kantong plastik itu.     

Sikap sopir yang sadar diri itu menunjukkan bahwa dia tahu apa yang mereka lakukan di dalam mobil.     

Perasaan malu yang dirasakan Gu Xiaoran belum memudar, dan kini raut wajahnya justru semakin merah karena dia benar-benar merasa sangat malu. Dengan perasaan kesal, dia menatap pria brengsek yang menyerahkan tisu basah di depannya.     

"Kamu ingin aku membantumu?" Si pria brengsek itu tidak menyadari kekesalan Gu Xiaoran.     

"Tidak perlu." Gu Xiaoran langsung mengambil tisu basah yang ada di tangan Mo Qing, "Balik badan."     

Dengan malas Mo Qing bersandar ke belakang dan menatap Gu Xiaoran sambil tersenyum ringan.     

Mo Qing yang tidak mengenakan pakaian itu memperlihatkan guratan tubuhnya yang sangat indah, lekukan-lekukan otot dadanya yang kokoh, ditambah otot perutnya yang kencang membuatnya terlihat sangat seksi dan hampir membuat Gu Xiaoran mimisan.     

Gu Xiaoran menatap tubuh Mo Qing yang indah itu, lalu tanpa sadar dia melihat bagian tertentu dari tubuh pria itu yang terlihat menonjol. Seketika Gu Xioaran pun langsung merasa panik dan segera memalingkan wajahnya.     

Dasar pria nakal!     

Mo Qing duduk tegak dan memeluknya dari belakang dengan wajah mereka saling menempel, lalu berkata, "Kita sudah memiliki seorang putra, tetapi mengapa kamu masih malu?"     

Dada pria itu menempel di punggung Gu Xiaoran yang masih telanjang, sentuhan penuh cinta yang begitu hangat itu perlahan membuat hati Gu Xiaoran menjadi leleh.     

Jika ini terus berlanjut, sepertinya mereka berdua perlu menghabiskan malam bersama di dalam mobil.     

Kemudian Gu Xiaoran pun berkata, "Kamu tidak ingin segera menangani Belle?"     

Belle adalah wanita yang tidak berperasaan. Hanya untuk menguji Gu Xiaoran, dia tega membiarkan orang yang tidak bersalah ikut terbunuh, dan hari ini dia dengan terang-terangan ingin membunuh Gu Xiaoran.     

Jika Gu Xiaoran membiarkan wanita kejam itu lolos dari hukum, dia akan menyesal selama hidupnya.     

Saat menyebutkan nama Belle, Mo Qing langsung mengerutkan kening. Kemudian dia pun segera melepaskan Gu Xiaoran dari pelukannya dan langsung kembali memakai pakaiannya.     

Gu Xiaoran pun berbalik badan dan menatap wajah Mo Qing, "Apakah ada yang salah?"     

"Kejadian hari ini, aku tidak ingin Belle bisa lolos dari keterlibatannya dalam kejadian itu. Tapi sangat sulit untuk bisa membuktikan bahwa Belle adalah dalang dari kejadian ini!" Mo Qing tidak ingin menyembunyikan hal ini dari Gu Xiaoran. Jika tidak memberitahunya lebih awal, Gu Xiaoran akan semakin kecewa ketika melihat hasilnya nanti.     

"Mungkinkah seperti itu?" Gu Xiaoran sedikit tercengang.     

"Hmmm..." Gu Xiaoran tampak sedikit kecewa.     

Meskipun dia tidak tahu alasannya, namun Mo Qing bukanlah seseorang yang terburu-buru mengambil kesimpulan. Jika dia bisa mengatakan itu, maka ini berarti kemungkinan hasilnya akan seperti itu.     

"Tapi jangan khawatir, masalah ini tidak akan dibiarkan begitu saja."     

"Hmmm..."     

Di Kantor Polisi!     

Meskipun Mo Qing sudah mengungkapkan hal itu lebih awal, tapi mendengar kemungkinan hasilnya nanti tetap membuat Gu Xiaoran kesulitan bernapas.     

Belle sudah mengaku curang selama kompetisi, tetapi kecurangan itu dilakukan karena mesin operator di gudang mematikan itu bergerak di luar kendali. Jadi dia tidak mungkin melewati lintasan dalam keadaan seperti itu, karena itulah dia menggunakan jalur yang aman untuk pergi ke lantai atas gudang itu.     

Selain itu, Belle juga dibujuk oleh pembalap Nomor 11 untuk mau bekerjasama untuk menyingkirkan Ratu Serigala.     

Belle menjelaskan bahwa dirinya berurusan dengan Ratu Serigala hanya untuk memenangkan perlombaan, dan tidak punya niat untuk membunuh lawannya sama sekali.     

Belle dan Ratu Serigala saling berhimpitan untuk mencuri jalur, tetapi itu bukan berarti dia sengaja mencoba melukai Ratu Serigala.     

Sejak dulu, di kompetisi itu selalu ada cara-cara yang kejam untuk menang. Oleh karena itu, batasan antara memiliki niat membunuh atau tidak dalam tindakan para peserta akan sangat tidak jelas.     

Pengacara Belle, mengatakan bahwa tindakan yang dilakukan Belle hanyalah sebuah bentuk persaingan yang berlebihan, bukan pembunuhan yang disengaja.     

Pembalap Nomor 11 telah tewas, dan Belle menempatkan semua kesalahannya kepada pembalap nomor 11 untuk membersihkan dirinya sendiri dari perbuatan kriminal.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.