Sentuhan Dendam Penuh Gairah

Pertumpahan Darah (1)



Pertumpahan Darah (1)

0Gu Xiaoran mengendarai mobil mengikuti Mo Qing yang melompat di atas buldoser, lalu mendarat dengan mantap.     
0

Saat itu juga Gu Xiaoran melihat kamera yang tersembunyi di sudut lintasan tiba-tiba padam, dia merasakan firasat buruk dan segera memanggil Mo Qing, "Raja!"     

Tapi ternyata tidak ada sinyal. Firasat buruk yang dirasakan Gu Xiaoran menjadi semakin kuat.     

Gu Xiaoran ingat apa yang pernah dikatakan Mo Qing, ponsel miliknya adalah ponsel yang sudah dimodifikasi. Jadi meskipun tidak ada sinyal, Gu Xiaoran masih bisa menghubungi Mo Qing.     

Ketika Gu Xiaoran hendak menghubungi Mo Qing, tiba-tiba ada panggilan masuk yang terhubung secara otomatis, "Xiaoran, ada yang tidak beres, ikuti aku dengan cermat, jangan berpisah dan tetap hati-hati.     

"Baik."     

Layar lebar di area podium penonton tiba-tiba padam, seketika penonton yang ada di sana pun langsung gempar.     

"Apa yang sedang terjadi?"     

"Mengapa ini terjadi?"     

"Kenapa kita tidak bisa melihatnya lagi?"     

Penyelenggara turnamen langsung mengirim seseorang untuk memeriksa operator sembari menenangkan para penonton.     

"Untuk sementara ini terdapat gangguan dalam layar monitor, harap tenang, masalah akan segera diselesaikan. Sekarang ada tiga kontestan yang telah mundur dari kompetisi, sisa kontestan lainnya masih bersusah payah berjuang di pabrik tua itu. Di tengah-tengah rintangan yang berat ini, siapa yang pertama kali bisa keluar dari rintangan itu?"     

"Selama sepuluh menit, semua sinyal pemantauan dan telepon tidak akan berfungsi." Suara dari interkom milik Belle. Kemudian suara Hani terdengar lagi, "Dalam sepuluh menit ini, semua mesin akan diaktifkan. Nona Belle, kamu ingat semua rintangannya kan?"     

"Tentu saja."     

"Oke, kalau sudah selesai, jangan lupa kesepakatan kita."     

"Jangan khawatir, kamu akan mendapatkan apa yang kamu inginkan."     

Interkom ditutup, senyum dingin muncul di sudut mulut Belle, dan dia berkata kepada Nomor 11, "Permainan sudah dimulai."     

Selain Ratu Serigala, pembalap nomor 12, dan pengendara mobil Maybach, sisanya masih terjebak di lintasan api.     

Dalam sepuluh menit, tempat ini terputus dari dunia luar, jadi selama bisa menghindari Maybach dan Nomor 12, dia akan berhasil membunuh Ratu Serigala, dan kematiannya tidak akan ada yang tahu.     

Jika tidak bisa, maka habisi pengemudi Maybach dan Nomor 12 sekaligus. Satu nyawa atau tiga nyawa, semuanya sama saja.     

Pada akhirnya kekacauan yang terjadi ini akan dilimpahkan ke mesin rintangan yang aktif di luar kendali.     

Zhuo Ran menggunakan sinyal pribadinya untuk menelepon Mo Qing, "Ada yang tidak beres, bagaimana kabar kalian?"     

"Ini memang tidak beres, segera cari cara untuk mematikan semua mesin di lintasan ini, dan segera selidiki Hani."     

Hani adalah manajemen operator mesin lintasan mematikan di gudang terbengkalai ini. Jika mesin-mesin di dalamnya tiba-tiba lepas kendali, orang ini tidak mungkin tidak terlibat.     

"Baik, jaga diri kalian baik-baik."     

Setelah menutup telepon, Mo Qing mendengar suara Gu Xiaoran, "Raja, sepertinya ada banyak sekali suara sepeda motor."     

Saat itu, beberapa pintu jalur keamanan terdekat terbuka secara bersamaan, disertai belasan sepeda motor bergegas masuk dari jalur keamanan dan masing-masing terdapat satu orang membonceng di kursi belakang.     

"Orang-orang yang datang itu tidak terlihat baik! Ikuti aku, mengebut."     

Mo Qing dan Gu Xiaoran menambah kecepatan pada saat yang sama, mobil mereka melaju kencang untuk menjauhkan diri dari gerombolan sepeda motor itu.     

Namun, saat itu juga di lantai di depan mereka tiba-tiba ada sebuah jeruji besi sepanjang satu meter, jeruji besi itu bergerak keluar masuk dari bawah ke atas, menusuk secara bertubi-tubi.      

Itu adalah jeruji besi yang sama yang menusuk mobil nomor 8 di jalan sempit.     

Jika melaju terlalu kencang, bukankah jeruji besi itu akan memporak-porandakan badan mobil dengan mudah?      

Mo Qing dan Gu Xiaoran melakukan gerakan zig zag dengan cantik untuk menghindar, sehingga mereka tidak menabrak jeruji besi itu.     

Dalam sekejap mata ini, para pengendara motor yang ada di belakang mereka segera menyusul. Gu Xiaoran memperhatikan bahwa mereka memegang parang di tangan mereka.     

"Mereka mencoba membunuh kita."     

Mo Qing bergumam dengan sikapnya yang dingin, "Kalau begitu biarkan mereka semua mati."     

"Baik!"     

Dalam sesaat, pikiran Gu Xiaoran mengalami trans. Gu Xiaoran tiba-tiba merasa akrab dengan momen yang mendebar-debarkan seperti yang dialaminya saat ini.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.