Sentuhan Dendam Penuh Gairah

Saling Bekerja Sama (3)



Saling Bekerja Sama (3)

0Saat melihat masih ada sedikit jarak dari buldoser itu, tiba-tiba terdengar bunyi 'Klek' diikuti lantai yang terbuka sepanjang 1 meter dan mengeluarkan jeruji besi. Sehingga bagian belakang mobil nomor 8 tersangkut dan hanya bisa diam di tempat.     
0

Pada saat itu, buldoser tiba-tiba melaju semakin cepat dan mendekati mobil nomor 8.     

Jika Buldoser tidak berhenti, maka dengan kecepatan dan kekuatan seperti itu akan mampu menyekop mobil nomor 8 hingga rata.     

Pembalap nomor 8 belum pernah mengalami kejadian seperti ini, sehingga dia panik dan bingung.     

"Cepat melompat!" Teriak Mo Qing.     

Pengemudi nomor 8 yang tercengang karena panik itu pun kembali tersadar dan segera membuka pintu mobil secepat mungkin.     

Tapi buldoser itu melaju semakin cepat dan mendekati mobil nomor 8, sehingga pengemudi mobil nomor 8 hanya akan sempat melangkahkan kakinya dan buldoser itu akan melindas bagian depan mobilnya.     

Tenaga yang kuat dari buldoser itu segera meremas ujung depan mobil, dalam waktu yang sangat cepat seluruh badan mobil akan langsung remuk dan menjadi rata.     

Dengan cepat Mo Qing langsung meraih bahu pengemudi nomor 8 dan menariknya keluar dari mobil.     

"Cepat lari!"     

Mo Qing melemparkan pengemudi Nomor 8 ke belakang, dan berguling mundur dengan cepat.     

Dalam sekejap mata, mobil itu benar-benar tergencet hingga gepeng. Pengemudi nomor 8 sangat ketakutan hingga wajahnya memucat. Tetapi semua peserta di balapan ini memiliki kemampuan yang bagus, jadi pengemudi itu dengan sigap berbalik dan lari.      

Buldoser itu terus melaju dan menekan sehingga sebentar lagi mobil Mo Qing akan hancur.     

Gu Xiaoran dengan cepat melompat ke dalam mobil Mo Qing dan berteriak, "Cepat masuk!"     

Tangan Mo Qing dengan cepat meraih pintu mobil dan segera berguling masuk ke dalam mobilnya.      

Gu Xiaoran tidak peduli untuk menutup pintu mobil, dia segera memundurkan mobil secepat mungkin.     

Di jalan sempit itu terdengar bunyi 'Klek' lagi, dan ternyata ada satu buldoser lagi yang datang.     

Ada satu buldoser lagi.     

"Sebenarnya masih ada berapa buldoser lagi?" Gu Xiaoran mengerutkan keningnya.     

Buldoser yang berdatangan itu memaksa Gu Xiaoran dan yang lainnya kembali turun ke lantai 3, dan memojokkan mereka kembali ke lintasan api. Itu berarti di depan dan belakang mereka hanyalah jalan buntu.     

Mo Qing berguling dan duduk, lalu dia menatap buldoser dari depan yang semakin mendekat, kemudian berkata, "Pasti ada jalan keluar."     

"Apa yang harus dilakukan?"     

"Kamu harus melaju ke depan untuk memberiku tumpangan." Mo Qing naik ke atap mobil dan mulai bersiap.     

"Apa?"     

"Cepat! Kita tidak bisa membiarkan buldoser ini meninggalkan jalan sempit."     

Gu Xiaoran tiba-tiba mengerti apa yang akan dilakukan Mo Qing, meskipun sangat berbahaya, tapi itu adalah satu-satunya cara yang bisa dilakukan.     

Gu Xiaoran memantapkan hatinya, menggertakkan gigi dan segera memindah persneling untuk melaju ke depan dengan cepat.     

Buldoser itu masih mendorong mobil yang sudah rata itu mendekat ke mobil Shelby.      

Begitu mendekat, Mo Qing langsung melompat dengan sekuat tenaga, lalu meraih sekop dengan kedua tangannya, "Xiaoran, cepat mundur."     

"Berhati-hatilah." Gu Xiaoran segera memundurkan mobil.     

Mo Qing dengan keras melompat masuk ke ruang kemudi buldoser. Seperti yang dia duga, rem buldoser itu sudah dilepas.     

Jika tidak menemukan cara lain, maka buldoser itu akan terus maju tanpa bisa berhenti.     

Mo Qing turun dari ruang kemudi buldoser dan mengeluarkan jeruji besi yang menusuk mobil sport miliki pembalap nomor 8, jeruji besi itu memiliki panjang sekitar satu meter. Kemudian Mo Qing menancapkan jeruji itu ke bagian rem dan seketika buldoser itu langsung berhenti.     

Setelah itu Mo Qing mengambil jeruji besi lain dan menunggu buldoser lain mendekat. Setelah dekat, Mo Qing melompat ke atas buldoser itu dan menghentikannya dengan cara yang sama.     

Dua buldoser itu berhenti, kemudian buldoser yang lainnya terhenti karena menabrak buldoser yang ada di depannya.     

Saat melihat Mo Qing yang melompat turun dari buldoser, Gu Xiaoran langsung menarik napas panjang, lalu dia turun dari mobil Shelby dan berjalan kembali ke mobilnya sendiri.     

Mo Qing merogoh tombol yang ada di dalam mobil sport yang tergencet itu dan mengeluarkan tombol untuk menyerah, lalu memberikannya kepada pengemudi nomor 8.     

"Terima kasih!" Pengemudi nomor 8 akhirnya selamat dari maut, lalu dia menekan tombol untuk menyerah dan berjalan menuju jalur aman yang terbuka perlahan di sebelahnya.     

Mo Qing menarik mobil yang tergencet dan menggunakannya sebagai batu loncatan. Lalu dia kembali ke mobilnya sendiri dan tersenyum tipis kepada Gu Xiaoran, "Ayo pergi."     

"Baik!"     

Mereka berdua pun mundur untuk mengambil ancang-ancang, lalu mereka melaju ke depan dan menggunakan mobil yang tergencet rata itu sebagai pijakan, sehingga mobil mereka meloncat di atas buldoser. Setelah melewati buldoser itu mereka akhirnya meninggalkan jalan yang sempit itu.     

Mobil Maybach yang membuntuti mereka juga melintasi jalan sempit dengan cara yang sama.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.