Sentuhan Dendam Penuh Gairah

Saling Bekerja Sama (2)



Saling Bekerja Sama (2)

0Pengemudi Nomor 4 turun dari mobil dengan marah sembari melihat Ratu Serigala yang melaju pergi.     
0

Dia berpartisipasi dalam kompetisi ini untuk mengukir namanya dan meningkatkan reputasinya, tetapi mobilnya sudah hancur dan kini dia hanya bisa keluar dari balapan. Semua kerja keras yang sudah dia lakukan menjadi sia-sia.     

Kemudian pria pembalap nomor 4 itu menelepon Belle, "Nomor 4 dan Nomor 5 telah gagal."     

Setelah itu dia menekan tombol menyerah dan keluar menuju jalur aman.     

Kompetisi itu selalu dipantau, sehingga dalam waktu yang singkat para staf beserta petugas medis datang untuk membersihkan mobil nomor 5. Jadi pembalap nomor 5 itu tidak perlu memedulikannya lagi.     

"Brengsek!" Belle menggertakkan giginya dengan marah, tidak mungkin dia rela membiarkan Ratu Serigala lolos begitu saja. Kemudian dia menelepon, "Xiangni, habisi Ratu Serigala, aku akan memberimu lima juta Yuan."     

Xiangni adalah mekanik yang mengawasi lintasan mematikan di bekas pabrik itu.     

"Saya dengan senang hati ingin melayani Nona Belle, tetapi Ratu Serigala bukan bukanlah pembalap biasa. Lima juta yuan tidak akan cukup untuk menanganinya." Xiangni, selaku pengelola lintasan mematikan, selalu berada di ruang operator dan menatap layar monitor untuk memantau setiap mesin di lintasan.     

Dia bisa melihat dengan matanya sendiri kemampuan Ratu Serigala itu. Wanita itu adalah pengendara terhandal yang pernah dilihatnya selain Raja. Intinya, wanita itu sepertinya bekerjasama dengan pembalap tamu itu.     

Bukan hal yang tidak mungkin jika pembalap tamu adalah pembalap yang tidak handal. Jadi tentu saja mekanik itu bisa menangani orang sehandal itu dengan mudah.     

"Berapa banyak yang kamu inginkan?"     

"Tiga puluh juta Yuan."     

"Dua puluh juta."     

"Sepakat." Akhirnya Belle pun menutup teleponnya.     

"Ketua, apa yang akan kita lakukan sekarang?" Pembalap nomor 11 mulai tidak percaya diri. Jika saja Belle ketahuan membayar staf untuk melakukan pembunuhan, dia juga akan ikut terseret dan tidak bisa lolos begitu saja.     

"Kamu hanya perlu menuruti perkataanku." Belle dengan keras membuka pintu mobil dan masuk ke dalamnya.     

Mo Qing melaju ke lantai empat dan tiba-tiba mendengar suara 'klek'. Mau tidak mau Mo Qing memperlambat laju mobilnya, lalu mendengar beberapa suara lirih lagi, dia pun mengamati sekelilingnya sambil sedikit mengerutkan kening.     

Meski kompetisi ini menggunakan bekas pabrik yang mematikan ini untuk menarik antusias penonton. Namun kompetisi ini masih mengikuti aturan hukum yang ada, meski berbahaya, namun pertandingan ini masih memperhatikan nyawa manusia. Tidak mungkin berani menyebabkan begitu banyak kematian.     

Jadi sebelum pertandingan di mulai, semua mesin operator sudah diperiksa dengan baik. Sehingga dapat mengurangi kecelakaan yang disebabkan oleh mesin operator yang aktif di luar kendali. Selain itu, penyelenggara tidak mungkin mengubah pengoperasian mesin di tengah-tengah pertandingan.     

Tapi suara yang baru dia dengar tadi terdengar jelas bahwa itu adalah suara pengoperasian mesin yang diubah.     

Mo Qing merasakan ada sesuatu yang tidak beres.     

"Xiaoran, pelan-pelan!"     

"Baik."     

Gu Xiaoran juga merasa ada yang aneh di lantai ini, sehingga dia memperlambat laju mobil dan mengamati setiap sudut lintasan ini. Dia memperhatikan dengan jeli agar tidak melewatkan kemungkinan bahaya yang mengancam.     

Jalan di depan tiba-tiba menjadi semakin sempit, sehingga hanya bisa dilalui oleh satu mobil.     

Padahal ini adalah satu-satunya jalan, jadi rintangan apa pun yang ada di jalan itu, dia harus melewatinya. Tapi tanpa tahu situasi di jalan itu, jika menerobos masuk seenaknya bukanlah cara terbaik.     

Lalu bagaimana cara untuk melewatinya? Gu Xiaoran merasa sedikit ragu-ragu.     

Mo Qing berkata, "Menyingkirlah, biarkan aku masuk dulu."     

Gu Xiaoran ingin mengatakan bahwa dirinya ingin masuk, tetapi mobil Nomor 8 tiba-tiba menyalip mereka dan melaju ke jalan sempit yang ada di depan.     

Mo Qing berhenti sejenak untuk menjaga jarak dengan mobil Nomor 8, lalu masuk ke jalan sempit itu.     

Ketika Gu Xiaoran melihat Mo Qing masuk, dia segera menepikan mobilnya ke sisi samping di mulut jalan. Jadi jika ada sesuatu di jalan sempit itu, mereka bisa keluar dengan mudah tanpa terhalangi olehnya.     

Ketika Mo Qing memasuki jalan sempit, tiba-tiba dia melihat bayangan hitam di depannya datang mendekat. Bayangan hitam itu perlahan-lahan semakin dekat, ternyata itu adalah buldoser.     

Buldoser itu melaju melawan arus di jalan yang sempit, bahkan tidak menyisakan celah sedikit pun di sisi sampingnya.     

Mo Qing pun segera memundurkan mobil dan keluar sesegera mungkin dari jalur sempit.     

Melihat hal itu, pengemudi nomor 8 terkejut, kemudian dia juga mundur dengan tergesa-gesa.     

Buldoser itu melaju dengan cepat, sedangkan pengemudi nomor 8 masih dalam keadaan panik, sehingga dia hampir saja kehilangan kesempatan untuk mundur. Ketika sadar, Buldoser itu sudah ada di depan mata, tetapi untungnya mobil sport jauh lebih gesit dari buldoser itu, jadi dia masih sempat mundur dan menjauh dari Buldoser itu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.