Sentuhan Dendam Penuh Gairah

Merasa Tidak Asing (2)



Merasa Tidak Asing (2)

0Gu Xiaoran mengangguk ringan. Dia sudah kembali ingat tentang masa lalunya, meskipun hanya beberapa bagian, meski begitu dia ingat bahwa Bibi Xiao selalu memasak untuk mereka di kamp pelatihan. Bibi Xiao tidak bisa bicara, tapi makanan buatannya sangat enak.     
0

Selama latihan, Gu Xiaoran selalu terluka, dan agar lukanya pulih dengan cepat, setiap pagi Bibi Xiao akan membuatkan sup ikan untuknya.     

Bukankah Mo Qing membawa Bibi Xiao ke sini agar aku bisa meminta bantuan Bibi saat mendapat masalah di Universitas A? Batin Gu Xiaoran.     

Setelah selesai sarapan, mereka pun berpamitan pada Bibi Xiao dan setelah itu mereka langsung meninggalkan warung mie.     

Saat itu juga ponsel Mo Qing tiba-tiba berdering.     

Saat menjawab telepon itu, dan raut wajah Mo Qing terlihat muram. Gu Xiaoran menyadari bahwa dia memiliki urusan mendesak untuk dilakukan, dan sepertinya itu bukan urusan yang baik.     

Gu Xiaoran berkata, "Jika kamu memiliki urusan lain, silakan pergi dan tidak perlu mengantarku."     

Jarak dari warung mie sampai ke Universitas A hanya memakan waktu kurang dari lima menit.     

"Tidak masalah, lagi pula hanya perlu beberapa menit untuk mengantarmu." Mo Qing pun langsung masuk ke dalam mobil.     

"Aku makan terlalu kenyang. Jadi lebih baik jalan kaki supaya bisa mengurangi isi perutku." Gu Xiaoran melihat ke arah mobil Mo Qing, dan kali ini dia mengendarai mobil Shelby yang terbaru, mobil itu terlihat sangat mencolok.     

"Jika kita berhenti basa-basi, seharusnya kita sudah sampai." Mo Qing sedikit mengerutkan keningnya.     

Gu Xiaoran melihat jam tangannya, melihat ini bukan jam sibuk di kampus, Gu Xiaoran pun berpikir bahwa saat ini di pintu kampus tidak akan banyak orang berlalu-lalang. Jika Gu Xiaoran berlama-lama, nanti mereka berdua akan dilihat oleh banyak orang.     

Jadi Gu Xiaoran pun segera masuk ke mobil Mo Qing.     

Jika dugaan Gu Xiaoran benar, maka di gerbang kampus tidak akan ada terlalu banyak orang. Mo Qing dengan hati-hati memarkir mobil di tempat yang tidak menarik banyak perhatian.     

Gu Xiaoran dengan cepat keluar dari mobil dan segera menjauh dari mobil, setelah dia memastikan bahwa di sekelilingnya tidak ada orang yang melihat, dia baru merasa lega.     

Mo Qing menunggu Gu Xiaoran memasuki Universitas A sebelum akhirnya dia pergi.     

***     

Di penjara!     

Mo Qing duduk di kursi kayu sambil menatap dingin ke arah sopir truk yang ada di seberang meja.     

Mo Qing meletakkan tangannya di atas meja dan dengan santai memainkan kunci mobil yang ada di tangannya. Meski tidak mengatakan sepatah kata pun, tetapi sopir truk itu merasa tertekan karena aura Mo Qing yang terlihat menakutkan, sehingga dia merasa kesulitan untuk bernapas.     

Beberapa menit kemudian, sopir itu akhirnya tidak tahan, "Apa yang kamu inginkan dariku?"     

Mo Qing mengambil foto dan melemparkannya ke depan sopir itu. Sopir itu pun membolak-balikkan foto tersebut dengan bingung, di dalam foto itu terdapat gambar seorang anak dengan senyum yang sangat cerah.     

Seketika raut wajah sopir itu langsung berubah, "Apa yang akan kamu lakukan?"     

Mo Qing tidak menjawab dan melempar koran ke depan sopir itu. Judul surat kabar itu adalah polisi telah menangkap organisasi perdagangan organ manusia yang besar.     

Semua orang yang dipaksa untuk menjual organ mereka telah diselamatkan.     

"Sejauh yang aku tahu, putramu akan mati jika dia tidak dioperasi dalam waktu sebulan. Tapi ginjal putramu sudah hilang. Jika kamu mati, putramu tidak akan bisa bertahan hidup."     

Raut wajah sopir itu langsung berubah pucat.     

Mustahil, jelas-jelas sopir itu kemarin masih bisa berbicara dengan pria itu di telepon. Pria itu mengatakan bahwa ginjal putranya akan di kirim ke rumah sakit hari ini, sehingga putranya bisa melakukan operasi.      

"Aku tidak mengerti apa yang kamu bicarakan." Sopir berdiri dan berlari kembali.     

Mo Qing juga tidak berlama-lama ada di sana dan melihat sopir itu dengan tatapan dingin.     

Kemudian para penjaga membuka pintu besi, lalu sopir itu masuk dan menoleh kembali ke arah Mo Qing.     

Sopir itu selalu mengatakan pada dirinya untuk tidak percaya pada orang itu, orang itu pasti hanya ingin dia mengucapkan nama seseorang dari mulutnya sendiri. Meskipun dia terus meyakinkan dirinya, namun dia tetap tidak bisa menahan rasa panik.     

Mo Qing dengan acuh tak acuh bangkit untuk meninggalkan penjara dan masuk ke mobil bisnis yang diparkir di luar penjara.     

Mo Qing menatap paman ketiga di dalam mobil, "Apa sudah siap?"     

"Sudah siap. Tapi, apa kamu yakin ini adalah solusi yang tepat?"     

"Hmmm…" Mo Qing duduk di kursi.     

Setelah masuk ke selnya, sopir itu menarik penjaga sambil berkata, "Aku ingin menelepon seseorang."     

"Kamu tidak bisa menelepon seenaknya."     

"Aku benar-benar darurat, anakku sekarat, tolong izinkan aku menelepon."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.