Sentuhan Dendam Penuh Gairah

Tidak Boleh Menginap (2)



Tidak Boleh Menginap (2)

0"Ini masih sangat pagi? Sejak kapan dia pergi?" Gu Xiaoran sedikit terkejut, dia masih ingin mengucapkan terima kasih kepada Mo Qing atas akses VIP untuk masuk ke Xihao.     
0

Tanpa akses VIP, Gu Xiaoran tidak akan bisa menghentikan Gu Tianlei yang mabuk dan bermain-main dengan wanita penghibur di klub malam. Tanpa dirinya Gu Xiaoran benar-benar tidak tahu apa yang akan terjadi pada Gu Tianlei.     

"Ketika Nona turun ke sini, Tuan baru saja keluar."     

Seketika Gu Xiaoran pun langsung meletakkan mangkuk dan bergegas menuju pintu.     

Setelah keluar pintu, Gu Xiaoran hanya melihat taman pulau yang tenang dan sudah tidak ada Mo Qing di sana. Gu Xiaoran pun hanya bisa menghela napas dan merasa kekecewaan.     

Tiba-tiba Suara Mo Qing yang lirih terdengar dari belakangnya, "Mencariku?"     

Seketika Gu Xiaoran langsung terkejut, dia terdiam sejenak, kemudian dengan cepat dia langsung berbalik.     

Saat ini Mo Qing sedang bersandar di pohon sambil membawa kunci helikopter. Wajahnya yang jernih, elegan, dan sikapnya yang acuh tak acuh seperti biasa, tetapi tatapan matanya yang tenang seakan bisa menelan segalanya.     

"Kamu belum pergi?" Saat Gu Xiaoran melihat Mo Qing masih belum pergi, dia benar-benar memiliki kegembiraan yang tak tertahankan.     

"Aku baru saja mau pergi."     

Wajah Gu Xiaoran itu terlihat jernih tanpa memakai riasan apapun, rambutnya yang terurai dan masih basah setelah keramas meneteskan air ke telinganya, seperti teratai salju di gunung es yang murni dan indah.     

Tatapan Mo Qing tampak meredup, kemudian berjalan mendekati Gu Xiaoran. Ketika sampai di depannya, dia pun mengulurkan tangannya sembari berkata, "Kemarilah."     

"Hmm?"     

"Angin di pagi hari sangat dingin. Jika kamu tidak mengenakan yang pakaian tebal, kamu akan masuk angin, kemarilah." Mo Qing menunggu dengan tenang.     

"Aku tidak serapuh itu." Gu Xiaoran bergumam lirih, tapi tangan mungilnya sudah meraih lengan besar pria itu.     

Mo Qing mengencangkan lengan sehingga tubuh Gu Xiaoran tertarik ke dalam pelukannya.     

Mo Qing memeluknya sambil menyibakkan rambut Gu Xiaoran yang tertiup angin di, "Kamu seharusnya jangan keluar agar rambutmu yang basah tidak tertiup angin."     

Tempat ini adalah sebuah pulau, jadi hembusan anginnya sangat kuat.     

Gu Xiaoran tersenyum tipis dan bersandar ringan di bahu Mo Qing, dia merasakan kehangatan tubuh pria itu melalui pakaian tipis yang dia kenakan.     

Gu Xiaoran dapat mencium aroma hangatnya matahari di tubuh pria itu, sehingga saat itu juga rasa lelah di tubuhnya langsung memudar.     

"Terima kasih untuk akses VIP ke Xihao."     

"Kamu sangat senang setelah bertemu Gu Tianlei?"     

"Tadi malam dia berada di Xihao. Dulu tepat sebelum Ibu pergi, Ibu memintaku untuk mengawasinya dan tidak boleh membiarkan dia berubah jadi anak nakal."     

"Dia sudah dewasa."     

"Itu benar, tetapi bahkan jika dia menginginkan seorang gadis, dia harus menemukan gadis yang baik, bukan bermain-main dengan gadis di tempat seperti itu."     

"Memang tidak apa-apa bagi seorang laki-laki untuk sesekali memanjakan diri. Tapi bukan berarti hanya karena pergi ke tempat semacam itu, lalu dia akan menjadi pria nakal." Kemarin Mo Qing menerima kabar bahwa Gu Tianlei pergi ke pasar gelap.     

Setelah dari pasar gelap, Gu Tianlei merasa murung dan akhirnya minum-minum di Xihao. Tapi Gu Tianlei pergi ke sana hanya untuk meminum alkohol dan tidak untuk mencari wanita.     

Kemudian, ketika Tianlei melihat Gu Xiaoran datang, Gu Tianlei mengajak satu perempuan bersamanya, mungkin dia hanya ingin membuat Gu Xiaoran kesal.      

Xihao adalah bisnis milik Mo Qing, jadi di sana ada banyak anak buah Mo Qing. Mo Qing tahu segalanya tentang apa yang terjadi di Xihao.     

Gu Xiaoran menatapnya sambil sedikit menyipitkan matanya, "Kenapa kamu terlihat tenang, apakah karena hal-hal ini tidak penting atau karena kamu juga suka berada di tempat seperti itu."     

"Pergi ke tempat seperti itu? Aku tidak ada waktu senggang untuk itu."     

Mo Qing melingkarkan lengannya di pinggang Gu Xiaoran dan memeluknya erat-erat di dadanya, "Apa kamu belum makan?"     

"Hmmm, belum sempat makan." Tidak peduli apa yang akan terjadi pada mereka nanti, setidaknya sekarang Mo Qing membuat pikirannya tenang.     

"Karena kamu keluar, aku akan membawamu ke suatu tempat." Mo Qing mengajak Gu Xiaoran pergi ke tempat parkir.     

"Ke mana kamu akan membawaku?"     

"Saat kita sudah sampai sana, kamu akan tahu sendiri."     

"Hari ini aku ada kelas."     

"Ini tidak akan membuatmu terlambat."     

Mo Qing menelepon dan meminta anak buahnya untuk menyiapkan tas Gu Xiaoran.     

Gu Xiaoran mengira bahwa Mo Qing akan mengajaknya untuk sarapan di tempat yang aneh, tetapi ternyata dia mengajak Gu Xiaoran pergi ke sebuah restoran tua yang ada di dekat Universitas A.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.