Sentuhan Dendam Penuh Gairah

Menemani Dia Tidur (1)



Menemani Dia Tidur (1)

0"Tianlei, bangun, kamu berat sekali!" Gu Xiaoran menepuk wajah Gu Tianlei.     
0

"Xiaoran." Gu Tianlei dengan ringan mengusap bibirnya ke leher Gu Xiaoran yang ramping dan memerah.     

"Aku Xiaoran, kamu bangun dulu baru kita bicara, oke?" Gu Xiaoran dengan lembut membujuknya, tetapi lehernya menegang karena usapan itu.     

Setelah Gu Tianlei mendengar Gu Xiaoran berkata seperti itu, senyum pahit pun mulai muncul di sudut mulutnya, "Jika kamu tidak diadopsi akan jauh lebih baik."     

Gu Xiaoran terkejut, "Kenapa?"     

Bibir Gu Tianlei tidak lagi menempel pada leher mulus perempuan itu dan mulai mencari bagian lain untuk menggosokkannya kembali.     

"Jangan mengusap leherku seperti ini, beritahu aku alasannya." Gu Xiaoran mendorong wajah Gu Tianlei supaya menjauh darinya.     

Sebagai gantinya, bibir Gu Tianlei mengikuti sumber suara itu, ketika menemukan bibir manis perempuan itu, dia hendak menciumnya.     

Gu Xiaoran sangat takut, sehingga dia berusaha keras menjauhkan wajahnya dan mendorong wajah Gu Tianlei agar tidak semakin dekat.     

Tiba-tiba pinggangnya mengencang, Gu Xiaoran dicengkeram erat oleh Gu Tianlei, bahkan dia merasakan ada benda keras di antara kedua kakinya.      

Ada yang sesuatu yang keras dan menonjol di bocah sialan ini. Batin Gu Xiaoran.     

Gu Xiaoran benar-benar ingin tahu apa yang Gu Tianlei maksud. Tapi saat ini bocah itu sedang dalam keadaan mabuk, dia tidak sadar, penampilannya terlihat kusut dan cerewet. Gu Xiaoran benar-benar tidak tahu sebenarnya ada masalah apa yang terjadi padanya.     

Tanpa berani bertanya, Gu Xiaoran panik dan segera menjauhkan diri untuk menghindar dari pria itu. Dia pun mundur hingga badannya menempel pada rak buku yang ada di belakangnya, sehingga tanpa sengaja dia membuat sebuah buku di rak atas jatuh dan mendarat di wajah Gu Tianlei.     

Sejetika Gu Tianlei langsung melepaskan tangannya dan mendengus lirih. Kemudian dia berguling ke samping dan bangun, dia berusaha membuka matanya dalam kondisi mabuk.     

Gu Tianlei merasakan sakit kepala yang parah, dia menggeleng-gelengkan kepalanya dan menemukan bahwa wajahnya terasa sakit, otaknya seolah hanya seukuran kacang karena dia tidak bisa berpikir sama sekali. Bahkan dia tidak tahu bagaimana dia bisa mendapatkan rasa sakit ini.     

Gambar di depan matanya perlahan menjadi jelas, akhirnya dia bisa melihat wajah Gu Xiaoran yang tampak marah padanya.     

Akhirnya Gu Tianlei ingat bahwa dia telah banyak minum alkohol di Klub Xihao. Karena merasa sedikit mabuk, dia pergi ke kamar mandi untuk muntah, tetapi setelah selesai dari kamar mandi, dia melihat Gu Xiaoran sedang mencari seseorang di ruang pribadi.     

Gu Tianlei sangat yakin bahwa Gu Xiaoran sedang mencari dirinya. Untuk bisa masuk ke Klub Xihao, setiap orang harus memiliki kartu VIP. Kalau tidak memiliki kartu tersebut maka mereka tidak akan bisa masuk. Sedangkan Gu Xiaoran bisa datang ke Xihao untuk mencarinya, maka hanya ada satu kemungkinan, yaitu Gu Xiaoran menggunakan kartu VIP milik Mo Qing.     

Gu Tianlei sedang dalam suasana hati yang buruk, ditambah kesimpulan ini, dia pun merasa semakin kesal.     

Kebetulan tadi seorang gadis klub malam datang untuk menggodanya, sehingga dia membawa gadis itu kembali ke kamar pribadi dan melanjutkan minum-minum.     

Tidak lama setelah itu, Gu Xiaoran menemukannya dan mencoba menyeretnya pergi, tapi Gu Tianlei mengabaikannya.     

Tapi bagaimana pun juga baru saja Gu Tianlei benar-benar melakukan hal yang tidak senonoh kepada Gu Xiaoran. Dengan sifat Gu Xiaoran yang seperti itu, dia pasti akan memutus hubungan dengannya.      

Setelah mengingat semua itu, Gu Tianlei pun panik, kemudian dengan cepat dia berusaha untuk duduk, "Kenapa tidur di lantai, lantainya kan dingin."     

"Rupanya kamu masih tahu kalau tidur di lantai itu dingin."     

Gu Tianlei sedikit mengernyit dahinya, kepala dan wajahnya benar-benar terasa sangat sakit, sehingga dia berdiri dengan sedikit gemetar.     

Saat melihat Gu Xiaoran yang duduk di lantai, dia berusaha untuk tetap tenang. Kemudian dia mengangkat Gu Xiaoran dari lantai dan menyeretnya ke tempat tidur.     

"Seluruh tubuhmu bau alkohol, pergilah mandi." Gu Xiaoran mendorong Gu Tianlei dengan keras.     

Gu Tianlei menatap Gu Xiaoran sejenak sebelum akhirnya dia pergi ke kamar mandi.     

Melihat sikap Gu Tianlei yang seperti itu, Gu Xiaoran pun mengusap keningnya sendiri saat melihat Gu Tianlei berjalan pergi. Dia takut sesuatu terjadi pada Gu Tianlei di kamar mandi, sehingga dia pun tidak berani meninggalkan Gu Tianlei sendirian.     

Ketika Gu Tianlei keluar dari kamar mandi, Gu Xiaoran memastikan bahwa Gu Tianlei baik-baik saja sebelum mengambil tasnya dan berniat untuk pergi.     

Gu Tianlei melangkah mendekat dan meraih tangan Gu Xiaoran, lalu melemparkannya ke tempat tidur. Kemudian dia membaringkan dirinya di samping Gu Xiaoran sambil membujuk, "Tidur."     

"Aku akan pulang untuk tidur." Gu Xiaoran duduk.     

Gu Tianlei menatap Gu Xiaoran dengan curiga dan tatapan matanya terlihat masih mabuk, "Tidak aman bagi seorang perempuan untuk berkeliaran sendirian di malam hari."     

"Tinggal di sini akan lebih tidak aman lagi." Gu Xiaoran berpikir bahwa Gu Tianlei baru saja terangsang, meskipun pria itu dalam kondisi tidak sadar, tetapi itu bagaimana pun juga saat ini dia telah dewasa dan bukan lagi anak-anak.     

"Kamu takut dengan apa yang akan aku lakukan padamu karena mabuk? Jangan khawatir, kecuali jika kamu menginginkannya, aku tidak akan melakukan apapun padamu."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.