Sentuhan Dendam Penuh Gairah

Mabuk dan Berbuat Onar (4)



Mabuk dan Berbuat Onar (4)

0Dada Gu Xiaoran terasa sesak, "Tianlei, aku tahu kamu sedih, tapi ayo hentikan. Jika ada masalah, mari pulang dan kita bicarakan oke? Apa kamu tahu, jika kamu melarikan diri seperti ini banyak orang mengkhawatirkanmu."     
0

"Apa kamu mengkhawatirkanku?"     

"Omong kosong, jika aku tidak khawatir, apa mungkin aku akan mencarimu sampai ke tempat ini?"     

Gu Tianlei menatap mata Gu Xiaoran, tiba-tiba dia berguling dan menekan Gu Xiaoran di bawah, lalu dia pun menundukkan kepalanya dan perlahan menciumnya.     

"Tianlei, apa yang kamu lakukan, menyingkirlah." Gu Xiaoran sangat cemas sehingga dia benar-benar ingin mengambil sebotol anggur dan membantingnya di kepala Gu Tianlei hingga pecah.     

Ciuman itu mendarat di dahinya, dan kemudian Tianlei tidak bergerak sedikit pun.     

"Tianlei!" Gu Xiaoran mendongak dan menyadari bahwa kedua mata Gu Tianlei terpejam, dia benar-benar tertidur dan Gu Xiaoran merintih kesal.     

Gu Xiaoran memerlukan tenaga yang besar untuk bisa mendorong Gu Tianlei menjauh. Saat melihat Gu Tianlei yang sedang tidur di sofa, Gu Xiaoran mengerutkan keningnya.     

Kemudian Gu Xiaoran menelepon manajer Gu Tianlei dan memberitahunya bahwa Tianlei ada di Klub Xihao, sehingga manajer itu bisa langsung datang dan menjemput mereka.     

Lima belas menit kemudian, manajer Gu Tianlei tiba di klub Xihao.     

Gu Xiaoran membantu menopang Gu Tianlei yang mabuk keluar dari Xihao dan membawanya masuk ke dalam mobil.     

Ketika tiba di pintu masuk vila, Gu Tianlei yang mabuk mulai sedikit sadar, dia mengenali Gu Xiaoran dan melambaikan tangannya untuk mengusir manajer.     

Seluruh tubuh Tianlei membebani bahu Gu Xiaoran, dan dia hanya meminta Gu Xiaoran sendirian yang membantunya masuk ke dalam rumah.     

Manajer itu memandang Gu Xiaoran dengan rasa kasihan.     

Jika dia tidak mendengarkan Gu Tianlei, anak ini pasti akan meronta dan akan membuat mereka berdua semakin kewalahan.     

Mengetahui temperamen Gu Tianlei yang seperti itu, Gu Xiaoran pun berkata kepada manajer itu, "Kamu pulang saja, serahkan ini padaku."     

Manajer tahu bahwa Gu Tianlei hanya mau mendengarkan Gu Xiaoran, sehingga dia pun pergi dengan wajah menyesal.     

Tubuh Gu Xiaoran yang ramping menopang tubuh Tianlei yang tinggi dan besar, saat belum sampai masuk ke dalam kamar, Gu Xiaoran kehilangan keseimbangan dan akhirnya mereka berdua jatuh ke lantai.     

Untungnya lantai itu ditutupi oleh karpet tebal, sehingga mereka tidak sakit saat terjatuh.     

Gu Tianlei tersungkur telentang ke lantai.     

Sedangkan Gu Xiaoran duduk di lantai dengan terengah-engah, dia benar-benar tidak ada kekuatan lagi untuk menopangnya, lalu Gu Xiaoran mendorong Gu Tianlei, "Hei Tianlei"     

"Hei..."     

"Hei bangun, jangan tidur di lantai."     

"Hei…"     

Gu Xiaoran sudah susah payah mendorongnya, tapi Gu Tianlei tidak bergeming sedikit pun.     

Gu Xiaoran pun cemas, kemudian dia menepuk wajah Gu Tianlei yang memerah, "Hei, Tianlei, bangun!"     

Gu Tianlei hanya terdiam dan masih tidak ada jawaban. Kemudian Gu Xiaoran mencubit dan menepuknya, tetapi Gu Tianlei tetap tidak bergerak sama sekali.     

Setelah berguling-guling begitu lama, Gu Xiaoran sangat lelah dan terengah-engah, akhirnya dia hanya duduk di sebelahnya sambil menendangnya, "Kamu ada masalah besar apa sehingga membuat dirimu mabuk seperti ini."     

Kemudian Gu Xiaoran menendangnya lagi, tetapi kali ini Gu Tianlei beraksi dengan berguling dan menekan tubuh perempuan itu di bawahnya.     

Orang yang mabuk sangat berat, jadi beban ini membuat Gu Xiaoran semakin kehabisan kehabisan napas dan terengah-engah.     

"Hei, Gu Tianlei, bangun." Tangan Gu Xiaoran berusaha keras untuk mendorongnya.      

Pria yang ada di atas tubuhnya itu tertidur dengan banyak tingkah, wajahnya mengusap tubuh Gu Xiaoran dengan mata terpejam.     

Tubuh Gu Xiaoran pun langsung menegang.     

Benar-benar kurang ajar! Batin Gu Xiaoran.     

Gu Tianlei bergumam beberapa kali dan mencari posisi yang membuatnya nyaman, Tianlei membenamkan wajahnya yang hangat di tengkuk Gu Xiaoran, sebelum akhirnya dia merasa nyaman.     

Gu Xiaoran terbaring di lantai dan hampir ditekan olehnya sampai mati. Gu Xiaoran perlahan berusaha keluar dari bawah tubuh pria itu.     

Tapi dengan cepat Gu Tianlei langsung memalingkan wajahnya ke samping dan bibirnya yang halus dan elastis menempel di leher Gu Xiaoran, diikuti oleh suaranya yang terdengar sayup, "Xiaoran." Suaranya terdengar lembut dan kental dengan rasa sakit.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.