Sentuhan Dendam Penuh Gairah

Mabuk dan Berbuat Onar (3)



Mabuk dan Berbuat Onar (3)

0Gu Tianlei mengulurkan tangan untuk meraih pergelangan tangan wanita itu dan menghempaskannya.     
0

Wanita itu pun langsung berteriak, "Kenapa kamu memukulku…"     

Gu Tianlei mengerutkan keningnya, dia kehilangan kesabaran dan mengabaikan wanita itu, lalu memandang Gu Xiaoran, "Pergilah."     

Amarah Gu Xiaoran melonjak hingga dia menggertakkan giginya, kemudian dia mengeluarkan beberapa ratus yuan dari dalam tasnya dan melemparkannya kepada wanita itu, "Cepat keluar."     

Wanita itu adalah wanita penghibur di klub malam ini, ketika dia melihat Gu Tianlei yang tampan tapi juga kaya. Dia tidak ingin lepas darinya demi mendapatkan uang dan berhubungan intim dengannya.     

Tapi baru saja Gu Tianlei menghentikannya untuk memukul Gu Xiaoran. Dengan begitu dia langsung tahu bahwa Gu Tianlei menyukai wanita yang datang mengganggunya itu. Dia hendak melawan, tapi setelah melihat uang yang dilemparkan itu dia tidak lagi ingin melawannya.     

Semua laki-laki yang datang ke klub ini pasti kaya, meskipun kaya tapi sangat jarang ada yang tampan.     

Sepertinya pria tampan seperti Gu Tianlei ini yang hanya ada dalam seratus tahun sekali. Hanya pertemuan langka dalam seratus tahun, jadi ketika kesempatan yang bagus ini diganggu, tentu saja wanita penghibur itu sangat membencinya.     

Setelah mengambil uang itu, wanita penghibur itu pun menatap Gu Xiaoran dengan tatapan yang tajam dan setelah itu dia langsung pergi.     

Begitu pintu ruang pribadi ditutup, di dalam ruangan itu hanya ada Gu Xiaoran dan Gu Tianlei.     

Gu Xiaoran merasa tidak nyaman dengan bau alkohol yang menyengat, dia menatap Gu Tianlei yang terbaring di sofa dan benar-benar sangat marah padanya.     

Gu Tianlei telah berjanji pada Gu Xiaoran untuk tidak minum lagi, tetapi sekarang dia justru minum-minum kembali sampai mabuk seperti ini.     

Gu Xiaoran terpaksa menahan amarahnya dan berkata sebaik mungkin, "Ada apa denganmu?"     

Gu Tianlei memejamkan mata dan tidak mendengarkan kata-kata Gu Xiaoran.     

"Tianlei, kamu tidak mungkin tidak tahu. Jika kamu datang ke tempat ini dan bermain dengan wanita, bisa saja ada orang yang mengenalimu dan mengambil beberapa foto, jika foto itu tersebar reputasimu akan hancur."     

Gu Tianlei masih tetap diam dan tidak menjawab.     

Kemudian Gu Xiaoran melangkah maju dan meraih kerah kemeja yang dikenakan Gu Tianlei, kemudian menyeretnya ke atas, "Gu Tianlei, apa yang membuatmu marah? Ada apa? Katakan mengapa kamu harus merendahkan dirimu sendiri dengan melakukan ini?"     

Gu Tianlei dengan tidak sabar mengerutkan keningnya, lalu meraih tangan Gu Xiaoran dan mencoba untuk menyingkirkan tangan Gu Xiaoran yang mencengkeram kerahnya, "Berisik, lepaskan."     

Gu Xiaoran sudah tidak bisa menahan amarahnya lagi, dia mencengkram kerah Gu Tianlei semakin erat, "Gu Tianlei, jelaskan padaku dengan baik-baik, katakan apa yang seharusnya dikatakan, jangan pura-pura tidak mendengar seperti ini."     

"Maksud kamu apa?" Sudut mulut Gu Tianlei sedikit berkedut dan akhirnya mau menanggapi. Gu Tianlei sedikit membuka matanya dan menatap raut wajah Gu Xiaoran yang marah sembari mencibir. Kemudian dia meraih tangan Gu Xiaoran dan langsung menghempaskannya.     

Setelah itu Gu Tianlei berdiri dan berjalan ke meja untuk mengambil sebotol alkohol, lalu menenggaknya.      

Gu Xiaoran meraih botol itu dan menghentikannya, "Gu Tianlei, apakah kamu sengaja marah padaku?"     

"Kamu tidak perlu peduli padaku." Gu Tianlei mendorong tangan Gu Xiaoran, lalu berbalik membelakanginya dan memiringkan kepala untuk minum.     

Gu Xiaoran meraih bahu Gu Tianlei dan membalikkannya, "Kamu berjanji padaku untuk tidak minum, lagi pula aku adalah kakak perempuanmu, jika aku tidak peduli, siapa lagi yang akan peduli padamu?"      

"Kakak?" Gu Tianlei seakan mendengar lelucon besar, tiba-tiba dia meraih pergelangan tangan Gu Xiaoran dan menariknya ke dalam pelukannya.     

Gu Xiaoran yang sedang berdiri di dekat Gu Tianlei itu hendak meraih botol alkohol, karena tidak sigap tubuhnya tiba-tiba terseret dan jatuh di atas tubuh Gu Tianlei. Tangannya dengan spontan menyangga di dada pria itu dan ingin segera melepaskan diri darinya.     

Tapi lengan Gu Tianlei mengencang dan menahan Gu Xiaoran di tempat. Gu Tianlei membuka matanya dan menatap perempuan itu dengan tatapan yang dingin.     

"Bocah sialan, bisakah kamu berhenti bersikap aneh dan melepaskanku." Gu Xiaoran memukulnya dengan keras.     

Gu Tianlei merasakan sakit dari pukulan itu, tapi dia tetap tidak mau melepaskannya. Bahkan justru memeluknya semakin erat dan menatapnya tanpa sepatah kata pun.     

Melihat sikapnya yang seperti itu, Gu Xiaoran langsung mengerutkan keningnya, "Hentikan, pulanglah ke rumah bersamaku"     

"Rumah?" Gu Tianlei tersenyum mencibir, "Kapan aku punya rumah?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.