Sentuhan Dendam Penuh Gairah

Wibawa dan Kekuatan Tuan Mo (3)



Wibawa dan Kekuatan Tuan Mo (3)

0Paman Tertua Gu Zhengdong, Bibi Kedua Song Dawei dan Paman Keempat Gu Zhenglin bersama-sama menyambut mereka.     
0

Mereka semua datang dengan sikap seperti seorang penjilat. Mereka mengabaikan Gu Xiaoran dan langsung menjilat Mo Qing.     

"Aku tidak tahu bahwa Tuan Mo ada di sini, jadi aku minta maaf karena tidak bisa menyambutmu lebih awal."     

Meskipun mereka tidak tahu mengapa Mo Qing datang ke keluarga Gu bersama Gu Xiaoran, tapi bagi mereka, Gu Xiaoran hanyalah sebuah mainan untuk Mo Qing.     

Jika mereka mengandalkan hubungan Gu Xiaoran untuk bisa dekat dengan Mo Qing, dan jika Gu Xiaoran hanya dipermainkan lalu disingkirkan oleh Mo Qing, maka mereka juga akan ikut kehilangan dukungan dari Mo Qing.     

Jadi, karena itulah mereka berpikir lebih baik mengabaikan Gu Xiaoran dan memanfaatkan kesempatan untuk berbicara langsung dengan Mo Qing demi menjalin kedekatan.     

Mo Qing hanya melirik orang-orang dalam keluarga Gu, dan tidak ingin repot-repot menganggukkan kepalanya.     

Orang-orang keluarga Gu merasa tersinggung, tetapi mereka tidak berani menunjukkannya. Mereka tetap menyanjung kedatangan Mo Qing.     

Melihat sikap mereka yang seperi itu, kesabaran Mo Qing sudah hampir habis, dan dia pun mengerutkan keningnya.     

Gu Xiaoran terlalu malas untuk melihat wajah keluarga Gu yang membuatnya merasa jijik. Sehingga dia pun langsung bergegas untuk berdiri di depan Mo Qing supaya menghindarkan Mo Qing dari keluarga Gu.     

Gu Zhengdong diam-diam kesal saat Gu Xiaoran mengganggu urusannya, tetapi Gu Xiaoran datang bersama Mo Qing. Jadi di depan Mo Qing, mereka tidak berani mencacinya dan memilih berjalan mendekat ke sisi Mo Qing.     

Tapi Gu Xiaoran menarik tangan Mo Qing dan langsung mengajaknya ke kamar neneknya.     

Gu Shiman dan Song Jiajia memandang Gu Xiaoran yang memegang tangan Mo Qing dengan penuh kebencian, seolah dia ingin memotong tangan Gu Xiaoran.     

Diam-diam Gu Shiman mengutuknya dalam hati. Dasar wanita jalang, buah memang tidak jatuh jauh dari pohonnya.     

Melihat Gu Xiaoran membawa Mo Qing masuk, para anggota keluarga Gu sangat membencinya hingga mereka menggertakkan gigi dengan kesal.     

Nenek terkejut dan senang ketika melihat Gu Xiaoran pulang, "Xiaoran, kamu akhirnya pulang."     

Gu Xiaoran mendekat pada Nenek dan meletakkan suplemen yang dibelinya di atas meja, "Nenek, bagaimana kesehatan Nenek?"     

"Tidak sebaik dulu." Nenek itu melihat pria yang datang bersama Gu Xiaoran dengan mata berbinar, "Xiaoran, siapa ini?"     

"Namanya Mo Qing, dia temanku."     

"Nenek." Sapa Mo Qing, meskipun tidak bisa bersikap lembut, tapi dia sudah menahan sikapnya yang apatis.     

Nenek pun menyapa Mo Qing dengan hangat, "Silakan duduk, anggap saja rumah sendiri."     

Ini adalah pertama kalinya Gu Xiaoran membawa seorang teman ke rumah, meskipun pandangan mata Nenek sedikit buram, tetapi dari dalam hatinya dia mengerti, bahwa yang dimaksud teman oleh Gu Xiaoran adalah 'Teman' yang seperti itu.     

Orang-orang keluarga Gu ingin masuk ke kamar nenek untuk mendekati Mo Qing, tapi Mo Qing menoleh dan menatap mereka dengan tatapan yang tajam dan sikap yang acuh, sehingga akhirnya mereka tidak berani mendekat lagi.     

"Xiaoran, cepat buatkan teh untuk temanmu." Kata Nenek.     

"Tidak perlu, setelah ini kami akan pergi." Mo Qing berkata dengan sopan.     

Meskipun penglihatan nenek tidak terlalu bagus, tetapi saat melihat postur tubuh Mo Qing yang tinggi dan besar, ditambah tubuhnya yang tegak seperti pohon pinus, Nenek bisa melihat bahwa dia adalah pria tampan. Menyadari hal itu, Nenek juga ikut senang.      

"Karena baru sekali ini datang, mari makan dulu sebelum pergi."     

"Sungguh tidak perlu."     

"Kalau begitu makan buah, Xiaoran tolong kupas apel untuk temanmu ini."     

Gu Xiaoran tidak pernah menganggap keluarga Gu sebagai rumahnya sendiri, tetapi Mo Qing adalah tamu di rumah ini, sehingga akhirnya Gu Xiaoran menurut dan pergi ke dapur untuk mencuci apel.     

Ketika keluar dari dapur, Gu Xiaoran melihat Mo Qing sedang melihat foto-foto yang dipajang di kamar neneknya.     

Ini adalah pertama kalinya Mo Qing melihat foto keluarga Gu. Dan tentu saja, di foto keluarga itu tidak ada Gu Xiaoran.     

Gu Xiaoran sadar bahwa Mo Qing memiliki kebencian dengan Keluarga Gu. Sehingga dia pun segera melangkah maju untuk menghalangi Mo Qing melihat foto itu.     

Mo Qing berkata dengan lirih, "Kamu tidak setinggi aku, apa yang kamu halangi."     

Gu Xiaoran pun merasa malu. Kemudian dia segera menyerahkan apel untuk mengalihkan perhatian Mo Qing dari foto-foto itu, "Makanlah apel ini."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.