Sentuhan Dendam Penuh Gairah

Membuatku Jijik



Membuatku Jijik

0Ponsel Mo Qing tiba-tiba berdering.     
0

Setelah melihat nomor penelepon di layar ponselnya, Mo Qing melepaskan Gu Xiaoran dan keluar, "Bagaimana?"     

"Aku sudah sampai, kamu bisa datang." Zhuo Ran melihat Tuan Lei yang tergeletak di sudut ruangan seperti anjing mati.     

"Aku akan segera."     

"Apakah Gu Xiaoran perlu datang bersamamu?"     

"Tidak perlu, biarkan orang brengsek itu di sana dulu selama beberapa hari dulu."     

"Baik."     

Setelah menutup telepon, Mo Qing kembali ke kantor Gu Xiaoran. Saat melihat Gu Xiaoran sudah kembali ke kantor untuk menyelesaikan pekerjaannya, sudut mulutnya tidak tahan untuk tersenyum. Kemudian dia pun berjalan ke arah meja Gu Xiaoran sambil menatapnya.     

"Bisakah kamu tidak menggangguku, aku harus menyelesaikan ini sesegera mungkin."     

"Aku harus pergi dulu, kamu bekerja terlalu larut."     

"Baik." Gu Xiaoran menghela napas lega.     

Setelah itu Mo Qing pun pergi.     

Gu Xiaoran menyelesaikan draft secepat yang dia bisa dan setelah itu dia langsung mengemasi barang-barangnya setelah selesai bekerja.     

Tiba-tiba ada seseorang yang menelepon dengan nomor tidak dikenal. Gu Xiaoran pun ragu-ragu sejenak, namun kemudian dia mengangkat telepon tersebut.     

"Gu Xiaoran, ini aku, Xiaopian."     

"Ada apa?" Gu Xiaoran tertegun sejenak, karena ini adalah pertama kalinya Xiaopian menyebut nama 'Xiaopian' kepadanya.     

"Cepat datang ke rumah sakit." Setelah mengatakan itu, telepon pun langsung ditutup.     

Apa mungkin terjadi sesuatu di rumah sakit?     

Gu Xiaoran memasukkan draft itu ke dalam laci dan menelepon Hua Zi, "Hua Zi, aku sudah memasukkan draft tambahan ke dalam laci. Aku sudah menulis semua alur proses pembuatannya, besok kamu bisa datang ke kantor untuk mengambilnya."     

"Baik. Terima kasih Nona Gu yang cantik." Balas Hua Zi.     

Hari ini, Gu Xiaoran sudah membongkar permasalahan yang ada di perusahaan baru ini. Selama Manajer Zheng dan orang-orang yang terkait dengannya disingkirkan, penyakit yang menggerogoti perusahaan itu akan tersingkir tanpa menyeret karyawan lain yang tidak bersalah. Karena ini Hua Zi dalam suasana hati yang baik.     

Tidak lama kemudian, Gu Xiaoran pun tiba di kamar rumah sakit tempat Xiaopian dirawat, tapi dia tidak melihat Xiaopian ada di sana.     

Di mana dia? Batin Gu Xiaoran.     

Kemudian Gu Xiaoran pun menelepon nomor Xiaopian lagi.     

Tidak lama kemudian panggilan itu langsung terhubung, "Di mana kamu?"     

"Aku di rooftop!" Suara Xiaopian terdengar santai.     

Dengan sedikit ragu-ragu, Gu Xiaoran pergi ke rooftop.     

Saat ini Xiaopian sedang berdiri di depan pagar sembari menatap pemandangan malam di bawah.     

Pakaian pasien yang dia kenakan berkibar karena hembusan angin malam, tubuhnya terlihat ramping dan kulitnya juga terlihat halus.     

Gu Xiaoran memikirkan apa yang dikatakan Lin Shuangshuang sebelumnya. Dengan tubuh yang ramping seperti itu, Xiaopian berjuang untuk keluarga Mo.     

Saat memikirkan hal itu, Gu Xiaoran merasa ada kesedihan yang tak terlukiskan di dalam hatinya.     

"Kamu memiliki luka yang serius, kenapa kamu istirahat di ranjang rumah sakit?"     

Xiaopian pun menoleh, wajahnya yang tanpa riasan itu terlihat jernih dan cerah di bawah sinar rembulan. Gu Xiaoran seperti melihat dirinya sendiri saat menatapnya. Mereka berdua saling menatap selama beberapa saat.     

"Gu Xiaoran, aku sangat membenci wajah yang mirip denganmu ini."     

"Jika tidak suka, kamu bisa memperbaikinya."     

"Ternyata kamu masih bersikap egois, itu benar-benar membuatku jijik."     

"Kamu memanggilku ke sini hanya untuk berdebat denganku?" Seketika Gu Xiaoran menjadi murung. Ketika mereka berusia dua belas tahun, di tempat itu dan dengan cara yang seperti itu, Gu Xiaoran menjadi ingat kejadian pada saat itu ketika Xiaopian mengatakan hal yang sama kepadanya.     

"Aku tidak punya waktu untuk itu." Xiaopian tersenyum dengan sedikit menghina. Jika dia bisa, dia lebih memilih untuk tidak melihat Gu Xiaoran selama sisa hidupnya.     

"Lalu untuk apa memanggilku ke sini, cepat katakan." Gu Xiaoran merasa kasihan pada Xiaopian tentang kejadian saat itu, tetapi membalasnya dengan harapan di depannya hanya akan membuatnya semakin tidak nyaman.     

"Tinggalkan Mo Qing."     

"Jika sudah waktunya, aku akan meninggalkannya."     

"Gu Xiaoran, jangan merasa kamu yang paling benar sehingga kamu berpikir bahwa apa yang kamu lakukan adalah untuk kebaikan orang lain."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.