Sentuhan Dendam Penuh Gairah

Bisa Hamil



Bisa Hamil

0Mo Qing tiba-tiba membungkuk dan menggendong Gu Xiaoran secara telentang, kemudian dia duduk di kursi dan meletakkan Gu Xiaoran di pangkuannya.     
0

Seketika emosi Gu Xiaoran hampir saja meluap, tetapi dia melihat Mo Qing sedang membuka laptop dan mulai bekerja dengan serius.     

"Kamu tidak mulai bekerja?" Mo Qing menoleh ke arahnya.     

"Kenapa kamu memangku aku?"     

"Nyaman!"     

Gu Xiaoran sedikit merasa tertekan, tetapi saat melihat Mo Qing sibuk dengan laptopnya sendiri untuk memeriksa dokumen, Gu Xiaoran pun tidak lagi menganggunya dan juga memulai menyelesaikan draft yang harus dia kerjakan.     

Hanya butuh beberapa menit setelah menyelesaikan pemrosesan dokumen, Mo Qing mulai meraba-raba tubuh Gu Xiaoran.     

Bibirnya menelusuri leher Gu Xiaoran dan beberapa kali mengisap ringan, sehingga membuat Gu Xiaoran merasa geli dan kesemutan, hingga akhirnya seluruh permukaan kulitnya bergidik.     

Gu Xiaoran marah hingga menggertakan gigi, lalu dia pun mendorong Mo Qing sembar berkata, "Hentikan."     

"Dasar kamu!"     

Gu Xiaoran dibuat marah dan tersiksa dengan perlakuan Mo Qing yang seperti itu kepadanya. Bagaimana mungkin dia bisa bekerja dengan tenang? Batin Gu Xiaoran.     

Alhasil, pekerjaan yang semula hanya membutuhkan waktu setengah jam untuk selesai itu, karena diganggu, Gu Xiaoran baru bisa menyelesaikannya satu jam kemudian.     

Gu Xiaoran baru saja meletakkan draf yang ada di tangannya, dan Mo Qing langsung menggendongnya, lalu membaringkannya di atas sofa.     

Mo Qing dengan keras berguling dan sedikit menindihinya.     

"Mari kita lakukan." Kata Mo Qing sambil mencium bibir Gu Xiaoran dan tangannya merogoh pakaiannya.     

Gu Xiaoran berusaha untuk menghentikan tangan besar yang nakal itu, "Tidak, jangan di sini."     

Meskipun sudah lewat jam dua belas, seharusnya tidak ada lagi karyawan yang lembur di luar ruangan, tetapi Gu Xiaoran tetap takut dengan kemungkinan itu. Jika ada seseorang yang tiba-tiba masuk, citra mereka di perusahaan akan hancur.     

"Aku tidak sabar." Mo Qing menatap Gu Xiaoran dengan penuh gairah.     

"Kalau… Kalau ada yang datang…"     

Mo Qing menggigit ringan di area telinganya sembari menyahut, "Saat aku masuk, aku memerintahkan keamanan di bawah agar tidak mengizinkan siapapun datang."     

Gu Xiaoran merasa malu, karena dengan begitu bukankah itu sama saja memberi penjelasan kepada orang lain bahwa dia akan melakukan perbuatan kotor?     

"Aku tetap tidak mau."     

Mo Qing mengangkatnya dengan keras, lalu menekannya ke dinding dan menahan kedua lengannya, seolah-olah Mo Qing berniat melahapnya dengan ciuman ganas.     

Mo Qing menciumnya dengan keras dan sedikit liar, tapi meski begitu ada nuansa yang berbeda dari ciuman itu.     

Jantung Gu Xiaoran berdetak kencang, seolah dia akan mati lemas, lalu dia pun meraih bahu Mo Qing, dan tubuhnya meringkuk.     

Gu Xiaoran sedikit mendorongnya dan berkata, "Sebentar."     

Mo Qing sedang menciumnya dan mendekatkan tubuhnya, tapi gerakannya tiba-tiba berhenti.     

"Apakah kamu membawa kondom."     

Gu Xiaoran sudah memiliki Xiaohan dan tidak ingin ada kesalahan untuk kedua kalinya.     

Tatapan mata Mo Qing tampak sedikit tenggelam, dan ciumannya beralih ke bagian lehernya, dia langsung melahap leher Gu Xiaoran dengan gigitan ringan.     

Gu Xiaoran pun tergelitik hingga tubuhnya menegang.     

Kemudian Mo Qing menekan Gu Xiaoran dengan keras ke dinding, "Tidak perlu menggunakan itu!"     

"Aku bisa hamil!"     

"Jika kamu hamil, kamu akan memiliki satu lagi, lagi pula aku juga ingin anak perempuan."     

"Pasti ada banyak wanita yang ingin memberi Tuan Mo seorang anak, tapi bukan aku." Gu Xiaoran dan Mo Qing tidak memiliki status yang jelas, bahkan dengan adanya Xiaohan. Aku sudah menjadi seorang ibu tanpa pernikahan, mana mungkin aku menginginkan anak lagi, dia pasti bermimpi!     

"Kamu tidak ingin melahirkan anak? Lalu bagaimana kamu menjelaskan kepada Xiaohan?"     

Xiaohan ibarat ekor bagi Gu Xiaoran, dan Mo Qing mencengkeramnya erat-erat di tangannya tanpa ada tempat untuk bersembunyi. Biasanya orang akan kesal ketika seseorang menginjak ekornya.     

Gu Xiaoran memelototinya sambil tersenyum, lalu dia pun mengulurkan tangan untuk menepuk wajah Mo Qing yang tampan, lalu dia berkata, "Tidak ada orang di dunia ini yang tidak pernah membuat kesalahan, tetapi orang yang melakukan kesalahan yang sama adalah orang bodoh."     

Mo Qing menatap Gu Xiaoran dan tiba-tiba dia tersenyum.     

Gu Xiaoran langsung memiliki firasat yang buruk, dia ingin segera melepaskan diri tapi Mo Qing yang sedang menahannya.     

"Dengan begitu maka kamu akan terus menjadi bodoh."     

"Jangan."     

"Aku tidak peduli."     

"Mo Qing, jangan menjadi brengsek seperti ini, oke?" Gu Xiaoran benar-benar tidak tahu bagaimana pemikiran orang brengsek ini.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.