Sentuhan Dendam Penuh Gairah

Masih Marah?



Masih Marah?

0"Bagaimana?" Tanya Mo Qing dengan sikapnya yang dingin.     
0

"Orang yang berbicara omong kosong itu telah ditemukan, dia adalah sepupu Tang Shaoping. Kami sudah memberinya pelajaran, dia pun ketakutan dan akhirnya melarikan diri semalam. Jadi dia tidak akan berani lagi kembali ke Seoul dan tidak akan berbicara omong kosong lagi. Apakah Tang Shaoping ditangani dengan cara yang sama?"     

"Seseorang dengan mulut murahan seperti itu harus diperlakukan dengan cara yang khusus." Mo Qing tersenyum dingin.     

"Aku akan membuatnya tidak bisa berkata kotor lagi."     

Setelah itu Mo Qing pun menutup telepon dengan perasaan puas.     

Di sisi lain, Gu Xiaoran keluar dari gedung Perusahaan Zenith, lalu mengambil napas dalam-dalam beberapa kali dan berkata pada dirinya untuk tidak memikirkan masalah yang sudah berlalu.     

Hembusan angin yang sejuk membuat perasaannya menjadi lebih baik, setelah keluar untuk berjalan-jalan, Gu Xiaoran pun kembali ke ruang desain.     

Semua pesanan itu bermasalah dan tidak dapat diperbaiki, tetapi semua kerugian akan mendapatkan kompensasi dari Zheng Jiacheng dan Tang Shaoping. Sehingga Gu Xiaoran pun tidak perlu memikirkannya.     

Tetapi bagaimana pun juga Gu Xiaoran perlu membuat perencanaan yang rinci untuk bisa melakukan pemesanan berikutnya sesegera mungkin.     

Ketika dia memasuki ruangan, dia pun tercengang karena melihat Mo Qing sedang duduk di belakang mejanya.     

"Kenapa kamu di sini?"     

"Menunggumu."     

"Bukankah kamu pergi mengerjakan urusan penting?"     

"Sudah selesai." Mata Mo Qing tampak sedikit sayup, tadi malam Zhuo Ran menerima informasi keberadaan Tuan Lei, sehingga Mo Qing dan Zhuo Ran segera bergegas ke sana. Seperti yang mereka duga, Tuan Lei sedang mengemasi barang-barang dan bersiap untuk melarikan diri karena kematian Han Ke.     

Saat itu mereka berdua ingin menghabisi Tuan Lei di tempat, tetapi tiba-tiba Tuan Lei mengatakan sesuatu yang membuat mereka berubah pikiran.     

Tuan Lei berkata bahwa meskipun dia tidak tahu di mana Han Jinbiao berada, namun dia tahu sebuah rahasia tentang Miao Junlan dan hanya akan memberitahu Gu Xiaoran. Tuan Lei menukar informasi itu dengan nyawanya.     

Saat melihat Mo Qing tidak berniat membicarakan hal itu, Gu Xiaoran pun berjalan ke mejanya dan berkata, "Aku akan bekerja."     

Tiba-tiba Mo Qing meraih lengan Gu Xiaoran dengan erat.     

Kemudian Gu Xiaoran pun menoleh dengan bingung. Lalu dia ditarik ke dalam pelukannya dan dengan spontan dia langsung menundukkan kepalanya lalu menciumnya.     

Mo Qing mendominasi ciuman itu seperti biasanya, tetapi selain dominasi, Gu Xiaoran merasa bahwa dia sepertinya menahan tekanan yang tidak bisa dijelaskan.     

Gu Xiaoran ingin mendorongnya menjauh dan menanyakan apa yang terjadi. Tapi Mo Qing memeluknya dengan erat sehingga tidak ada celah baginya untuk melepaskan diri.     

Gu Xiaoran dicium hingga matanya terpejam dan tubuhnya menjadi lemah. Setelah menciumnya cukup lama akhirnya Mo Qing pun melepaskannya, namun Gu Xiaoran tidak kuat berdiri karena kakinya lemas.     

Dengan cepat Mo Qing langsung menopangnya dan menatapnya dengan tatapan yang dalam. Tatapannya begitu dalam sehingga dia tidak tahu apa yang dia rasakan saat ini.     

Gu Xiaoran bersandar di dada Mo Qing dengan terengah-engah dan jantungnya berdebar kencang.     

"Masih marah?" Jari-jarinya mengusap sudut mata Mo Qing dan dia berkata dengan penuh kelembutan.     

"Untuk apa marah, aku memang sedang bekerja." Gu Xiaoran menarik napas dalam-dalam dan dengan lembut mendorongnya menjauh. Bagi Gu Xiaoran, apa yang terjadi pada Han Ke akan menjadi noda yang tidak bisa dihilangkan seumur hidupnya, dan noda ini ada berkat bagi Mo Qing.     

Mo Qing tidak mau mengganggunya lagi, kemudian dia pun duduk di sofa samping dan membuka laptopnya. Setelah itu dia kembali sibuk melakukan pekerjaannya.     

Melihat bahwa Mo Qing tidak berniat pergi, Gu Xiaoran pun berusaha untuk tetap tenang dan segera menyelesaikan pekerjaannya.      

Tidak lama kemudian, pekerjaannya pun hampir selesai, mungkin setengah jam lagi dia akan menyelesaikan pekerjaannya itu.     

Tiba-tiba Gu Xiaoran mendongakkan kepalanya untuk melihat jam di dinding, saat itu waktu menunjukkan pukul 11 malam.     

Gu Xiaoran tidak sadar kapan Mo Qing berdiri di sampingnya, tapi dia mengulurkan tangannya untuk mengambil desain yang ada di atas meja.      

Saat ini Mo Qing bersandar di tepi meja, dia membolak-balik koleksinya yang didesain ulang halaman demi halaman, "Berapa lama lagi kamu bisa menyelesaikannya?"     

"Secepatnya."     

Gu Xiaoran melihat ke arah meja itu lagi dan bersiap untuk menggambar beberapa draf terakhir.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.