Sentuhan Dendam Penuh Gairah

Xiaohan adalah Anakku (5)



Xiaohan adalah Anakku (5)

0"Jika aku tidak salah ingat, Paman An adalah orang suruhan Ayahmu."     
0

"Paman An adalah orang kepercayaan Ayahku, tapi dia tidak setia dengan begitu saja, dia bisa mempertimbangkan perbuatannya. Dia akan memilih menyembunyikannya dari Ayahku selama itu kondusif untuk kedamaian keluarga Mo."     

"Kakekku tidak akan setuju untuk tinggal di sini."     

"Kakek Yu setuju di sini."     

"Bagaimana mungkin? Apakah kamu mengancam Kakekku?"     

"Kakek Yu bukanlah seseorang yang bisa diancam."     

"Aku tidak percaya."     

"Kalau begitu silakan saja anggap aku telah mengancam Kakek Yu. Bagaimana pun juga, tidak masalah seperti apa prosesnya, yang terpenting adalah Kakek Yu setuju tinggal di sini dengan Xiaohan untuk sementara waktu."     

"Aku akan pergi bertanya padanya." Gu Xiaoran pun langsung beranjak.     

"Gu Xiaoran!" Mo Qing memanggilnya, nada bicaranya tinggi dan tegas, "Nenekku saja bisa menemukan lokasi rumah di Jalan Lama Utara itu, menurutmu seberapa jauh kemampuan Ayahku?"     

Gu Xiaoran tahu bahwa Mo Qing berniat menangani hal ini selangkah lebih cepat, tetapi Gu Xiaoran masih tidak percaya jika tidak ada solusi lain dari masalah ini.     

"Xiaohan memiliki seorang ibu, tetapi juga membutuhkan seorang Ayah. Gu Xiaoran, anak itu jelas memiliki kedua orang tua, mengapa dia harus menjalani hidup dengan orang tua tunggal?"     

Seketika Gu Xiaoran langsung terdiam membeku.     

"Aku ingin Xiaohan tumbuh besar di sisiku." Mo Qing menatap punggung kaku Gu Xiaoran dan tidak ingin lagi untuk berkompromi. Namun Mo Qing memberitahunya bahwa dia harus melakukan cara ini, "Jika kamu tidak ingin berpisah dengan Xiaohan, kamu hanya perlu mendengarkanku, tidak ada pilihan lain."     

Gu Xiaoran dengan ringan mengerucutkan bibirnya dan berjalan keluar dari ruang belajar dengan perasaan yang luluh lantah.     

Gu Xiaoran bukannya tidak ingin Xiaohan memiliki kehidupan yang normal. Dia juga ingin Xiaohan memiliki sosok seorang ibu dan ayah yang selalu berada di sampingnya.      

Tetapi kebencian antara keluarga Gu dan keluarga Mo seperti bom yang bisa meledak kapan saja. Tanpa ada seorang pun yang tahu kapan bom itu akan meledak.     

Semakin banyak yang dimiliki Xiaohan saat ini, maka dia akan semakin merasa kehilangan di masa depan, dan itu berarti semakin banyak rasa sakit yang harus dia tanggung.     

Daripada memberinya sekarang dan hanya akan merenggutnya dengan kejam di kemudian hari, maka lebih baik tidak memberinya harapan. Jika tidak ada harapan, dia juga tidak akan terluka.     

Sama halnya seperti Gu Xiaoran. Sejak kecil, dia telah diperlakukan sewenang-wenang oleh Mo Qing.      

Meskipun tindakan Mo Qing terhadap Gu Xiaoran itu dia lakukan bukan atas kemauannya sendiri, namun Mo Qing juga tidak mau menyangkalnya.     

Meskipun Gu Xiaoran selalu mengharapkan Mo Qing melakukan sesuatu, namun harapan itu sirna dan hanya mendapatkan hasil yang jauh dari memuaskan.      

Gu Xiaoran tiba-tiba teringat kembali dengan judul koran lama waktu itu.     

Ibu Mo Qing yang bernama Lin Lan, dan kakak perempuannya, Mo Yao tampak begitu mengenaskan.     

Kali ini Gu Xiaoran dihadapkan pada keputusan yang tidak menyenangkan. Mungkin hal ini tidak akan berakhir buruk, tapi entah bagaimana pun akhirnya, Gu Xiaoran tidak berani memikirkannya.      

Bahkan meskipun aku bisa mengatakan dengan jujur bahwa aku tidak tahu apa-apa, lalu mengatakan bahwa pesan itu bukan dariku, lalu ini semua tidak ada hubungannya denganku. Tapi apa aku bisa berpura-pura tidak ada apa-apa yang terjadi?     

Gu Xiaoran menarik napas dalam-dalam, dia tidak bisa melakukan semua itu.     

Beberapa hari ini, Gu Xiaoran telah berpura-pura sedekat mungkin dengan Mo Qing seolah-olah tidak ada apa-apa yang terjadi. Meskipun dia tidak bisa mengabaikan kebencian Mo Qing terhadap keluarga Gu, tapi Gu Xiaoran hanya berharap, jika suatu saat nanti dia sudah meninggal, dia memiliki banyak kenangan indah yang menemaninya, agar perjalanan panjang di akhirat tidak terlalu sepi.     

Hanya itu saja!     

Gu Xiaoran tidak bisa membiarkan keegoisannya sendiri dan membuat Xiaohan terjebak dalam kebencian keluarga yang rumit ini.     

Gu Xiaoran berharap Xiaohan bisa hidup sederhana seperti anak pada umumnya. Tapi ada satu hal yang Gu Xiaoran sendiri sudah memahaminya dengan jelas. Di mana pun, dari sudut pandang hukum mana pun, anak itu adalah anak dari dua orang.     

Jika Mo Qing tidak tahu tentang keberadaan anak itu, atau pura-pura tidak tahu, maka Gu Xiaoran masih bisa memiliki anak itu sendirian. Tapi sekarang Mo Qing sudah berbicara dengannya sebagai seorang ayah.      

Tidak peduli seberapa besar Gu Xiaoran menolaknya, dia tidak berhak menolak hak Mo Qing untuk menjadi seorang ayah atau melarangnya melakukan tanggung jawabnya sebagai ayah.     

Kali ini, Mo Qing meminta membahas hal ini, sekaligus memberi Gu Xiaoran ruang untuk mengambil keputusan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.