Sentuhan Dendam Penuh Gairah

Xiaohan adalah Anakku (3)



Xiaohan adalah Anakku (3)

1"Xiaohan, kita tidak bisa berada di sini." Ekspresi wajah Gu Xiaoran tampak dingin, lalu dia pun menggendong Xiaohan dan hendak membawanya pergi.     
0

Xiaohan yang sedang bermain dengan gembira tiba-tiba digendong oleh ibunya, dia sepertinya masih tidak rela jika harus pergi meninggalkan arena bermain itu. Xiaohan pun melihat ke arena bermain, dan tiba-tiba mulut kecilnya berkedut menahan tangis.     

"Biarkan dia bermain." Mo Qing tiba-tiba muncul di depannya.     

Gu Xiaoran mengabaikannya, dia melewati Mo Qing sembari menggendong Xiaohan berjalan menuju tangga.     

Mo Qing tiba-tiba meraih lengannya, "Kamu mau ke mana?"     

"Pulang!" Gu Xiaoran berkata dengan sikapnya yang dingin.     

"Mulai sekarang, ini adalah rumahmu dan Xiaohan."     

"Aku tidak mau tinggal di sini." Gu Xiaoran meronta, dia mencoba melepaskan diri dari tangan yang memegang lengannya dengan erat.     

"Mari kita bicara." Mo Qing mencengkram lengannya dan bersikeras tidak ingin membiarkan Gu Xiaoran pergi dari sana.     

"Tidak ada yang perlu kita bicarakan." Ketika orang lain takut terhadap Mo Qing, namun Gu Xiaoran berani menepis tangannya dengan paksa.     

Xiaohan diam ketakutan saat menatap wajah Gu Xiaoran yang tampak muram.     

Kemudian Mo Qing berkata dengan suaranya yang lirih, "Jangan membuat anak ini takut."     

"Biarkan aku pergi." Kata Gu Xiaoran dengan nada tinggi.     

"Oke, kalau begitu kita akan bicara di sini." Mo Qing melirik pengasuh yang ada di sana dan menyuruh mereka untuk pergi.     

Mo Qing mengulurkan tangannya dan hendak memeluk Xiaohan yang ketakutan.     

Gu Xiaoran pun menghindar dan menatap Mo Qing dengan waspada, "Jangan sentuh anakku."     

"Xiaohan juga putraku." Mo Qing menatap Gu Xiaoran, tatapannya matanya terlihat tajam, seolah dia bisa memahami apa yang sedang dirasakan Gu Xiaoran saat ini.      

Gu Xiaoran sudah menebak bahwa Mo Qing sebenarnya sudah tahu Xiaohan adalah putranya, tetapi saat mendengar Mo Qing yang mengatakannya sendiri secara langsung, Gu Xiaoran masih terkejut.      

"Gu Xiaoran, apa yang membuatmu merasa sangat percaya diri untuk membesarkan anakku sendirian?"     

"Aku melahirkan anak ini sendirian, jadi tidak ada hubungannya denganmu."     

Mo Qing mengangkat dagu Gu Xiaoran untuk menatap wajahnya, lalu dia berkata, "Tanpa aku, apa kamu bisa melahirkan anak ini sendiri?"     

Topik semacam ini tidak baik didengar oleh anak-anak.      

Gu Xiaoran mengalihkan pandangannya untuk melihat Xiaohan yang sedang menatap dirinya. Kemudian dia menatap Mo Qing dengan raut wajah yang terlihat bingung.      

"Gu Xiaoran, jika kamu berencana untuk mengajarkan anakmu pendidikan 'seks' lebih awal, aku tidak masalah." Mo Qing tiba-tiba tersenyum, menundukkan kepalanya dan berbisik di telinganya.     

"Kamu brengsek!" Kata Gu Xiaoran sambil menendangnya.     

Mo Qing berhasil menghindar dengan santai sekaligus berhasil menggendong Xiaohan.      

Kali ini, Gu Xiaoran tidak meralang Mo Qing untuk menggendong Xiaohan, karena Mo Qing telah bersikap menyebalkan seperti ini, akhirnya Gu Xiaoran pun mau membicarakan hal ini dengan Mo Qing.      

Mo Qing pun mengembalikan Xiaohan ke rumah-rumahan, "Bermainlah."     

Xiaohan kembali menatap ibunya.     

Kemudian Mo Qing berkata, "Jangan merusak kegembiraan Xiaohan."     

Gu Xiaoran menarik napas dalam-dalam, meskipun dia merasa kesal, namun dia tidak ingin meluapkan emosinya di depan anak yang masih kecil. Sehingga dia pun tersenyum lembut kepada Xiaohan sambil berkata, "Sana main."     

Setelah Gu Xiaoran menyuruhnya bermain, Xiaohan baru merangkak dengan riang menuju rumah-rumahan itu.      

Mo Qing melipat kedua tangannya di depan dada sambil bersandar pada dinding. Dia melihat bayi yang sedang merangkak ke rumah-rumahan itu, dan senyuman tipis tersemat di wajahnya.     

Melihat wajah Mo Qing yang lembut itu, Gu Xiaoran tenggelam dalam pikirannya sendiri.      

Tapi tidak lama kemudian Gu Xiaoran kembali bersifat yang dingin, dan dia berkata, "Apa maumu? Pertama, kamu sudah meninggalkanku bersama Nenekmu. Kedua, kamu telah menculik Kakek dan anakku."     

"Biar aku jelaskan. Pertama, Xiaohan adalah anak kita. Kedua, aku mengundang Kakek Yu untuk datang ke sini, aku tidak menculik."     

"Siapa yang bilang kalau dia adalah anakmu?" Gu Xiaoran tersenyum meremehkan. Jika Mo Qing tidak menggunakan cara licik, dia tidak akan bisa membawa Kakek Yu ke sini.      

"Entah dia adalah anakku atau bukan, itu terserah kamu. Jika kamu bersikeras untuk menyangkalnya, aku bisa menelepon Shao Hui untuk melakukan tes DNA."     

Saat ini Xiaohan ada di Vila Teluk Selatan, jika Mo Qing benar-benar ingin melakukan tes DNA, Gu Xiaoran tidak akan bisa menghentikannya.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.