Sentuhan Dendam Penuh Gairah

Pria yang Tidak Setia Kawan



Pria yang Tidak Setia Kawan

"Apa yang harus kita lakukan?" Gu Xiaoran dengan ringan menarik lengan baju Mo Qing, dia merasa Mo Qing sudah tahu bagaimana harus mengatasi neneknya sendiri.      

Mo Qing tidak mengatakan sepatah kata pun, dengan ekspresinya yang terlihat tenang dia membuka sabuk pengaman Gu Xiaoran. Saat melihat wajah Mo Qing yang tenang, Gu Xiaoran juga ikut tenang.     

Mo Qing bisa begitu tenang pasti karena dia tahu bagaimana cara mengatasinya.     

Tapi tiba-tiba Mo Qing membuka pintu mobill dan mendorong Gu Xiaoran keluar dari mobil. Setelah itu dia langsung kembali menutup pintu mobil kembali dan segera bergegas pergi.      

Gu Xiaoran tercengang sejenak, namun tidak lama kemudian dia baru sadar telah ditinggalkan orang brengsek itu.      

Sialan!     

Padahal Mo Qing barus aja sangat berbaik hati pada Gu Xiaoran, bahkan dia mengatakan bahwa dia akan memberinya mobil untuk balapan.      

Tapi sekarang Mo Qing justru meninggalkan Gu Xiaoran sendirian dan pergi dengan membawa mobilnya.     

Dia benar-benar brengsek. Batin Gu Xiaoran kesal.     

Kemudian Gu Xiaoran pun langsung mengirim pesan kepada Mo Qing.     

[Jika kamu ingin pergi, aku tidak akan menghalangimu. Tapi tolong bawa Nenekmu pergi bersamamu.]     

Mo Qing melihat pesan itu dengan menahan tawa, lalu dia membalas.     

[Nenekku adalah Nenekmu juga. Nenek sedang bosan, jadi sudah menjadi kewajibanmu sebagai calon menantu untuk menemaninya.]     

[Bisakah kamu lebih setia kawan?]     

[Gu Xiaoran, kamu dan aku bukanlah kawan, jadi aku tidak harus menjadi kawan yang setia untukmu!]     

Gu Xiaoran sangat marah saat melihat pesan dari Mo Qing, bahkan dia merasa kepalanya hampir saja meledak.     

"Xiaoran, ada apa denganmu?" Xie Baoling berjalan menghampirinya dan menatap wajah Gu Xiaoran yang sedang marah.     

"Hah? Tidak apa-apa!" Gu Xiaoran pun tersenyum dan berusaha untuk tetap tenang.     

"Qingqing, mengapa dia pergi?"     

"Dia ada urusan mendadak, jadi dia pergi dulu." Gu Xiaoran membenci pria brengsek yang tidak bertanggung jawab itu, tetapi dia masih harus membantunya mencari alasan. Ketika memikirkan sikap Mo Qing yang sombong, Gu Xiaoran benar-benar merasa sangat kesal, seolah dia ingin sekali meremasnya.      

"Oh…"     

"Nenek, apakah Nenek ke sini untuk mencarinya?" Kemudian Gu Xiaoran berpikir dalam hati, jika Nenek mengatakan 'Iya', dia akan segera memanggil bajingan itu untuk kembali. Lalu biarkan Mo Qing mengurusi neneknya sendiri agar dia bisa pergi.     

"Aku tidak mencarinya." Xie Baoling tersenyum dan menatap Gu Xiaoran sambil berkata dalam hati, gadis kecil, kebohonganmu waktu itu tidak bisa menipu Nenek.      

Gu Xiaoran merasa bersalah dan tidak berani mengajaknya bicara lebih lanjut, namun dia juga tidak berani pergi meninggalkannya begitu saja.     

Seketika suasana pun berubah menjadi canggung.     

Saat bertemu dengan Gu Xiaoran, Xie Baoling tidak terburu-buru pergi, dia melihat Gu Xiaoran hanya diam dan tidak mengatakan apapun, sehingga dia juga hanya senyum-senyum kepadanya.      

Gu Xiaoran tidak mungkin hanya diam saja seperti ini, kemudian dia pun mulai membuka pembicaraan, "Nenek, mengapa Nenek bisa ada di sini?"     

"Saat di supermarket waktu itu, kamu sedang menggendong bayi." Xie Baoling berkata tanpa bertele-tele.      

"Ada apa dengan bayi itu?"     

"Biarkan aku melihatnya lagi."     

"Tentang itu, aku tidak bisa membuat keputusan." Gu Xiaoran berusaha untuk tetap tersenyum. Mana mungkin Gu Xiaoran berani membawa Xiaohan untuk memperlihatkannya kepada Xie Baoling. Jika Xie Baoling mengambil kesempatan ini untuk mengambil beberapa helai rambut Xiaohan untuk melakukan tes DNA, entah kepada siapa lagi Gu Xiaoran bisa meminta bantuan.     

"Siapa yang bisa memutuskannya? Yu Fei atau Kakekmu."     

Saat itu, setelah Xie Baoling keluar dari supermarket, dia langsung pergi ke kediaman keluarga Mo. Saat bertemu dengan Mo Zhenzhong dia bertanya tentang anak itu kepadanya.      

Namun ternyata Mo Zhenzhong mengatakan bahwa anak itu adalah anak dari Mu Hua.     

Saat itu Xie Baoling pun terkejut ketika mendengarkan jawaban dari Mo Zhenzhong, karena wajah Xiaohan sama persis dengan wajah Mo Qing saat masih kecil.     

Anaknya Mu Hua? Tentu saja Xie Baoling tidak percaya saat mendengar jawaban dari Mo Zhenzhong.      

Kemudian Xie Baoling meminta penjelasan dari Mo Zhenzhong bagaimana bisa anak itu dari Mu Hua. Namun Mo Zhenzhong tidak mau memberikan penjelasan panjang lebar dan hanya mengatakan bahwa dirinya sudah mengatakan yang sebenarnya.     

Setelah mendengarkan jawaban itu, Xie Baoling merasa bahwa Mo Zhenzhong hanyalah orang yang bodoh. Tidak ada bukti yang jelas, tapi Mo Zhenzhong berani mengatakan omong kosong itu.     

Namun Xie Baoling juga tahu bagaimana dari sifat Mo Zhenzhong, mungkin Mo Zhenzhong khawatir terhadap sesuatu, sehingga memberi penjelasan yang tidak jelas seperti itu. Meskipun Mo Zhenzhong khawatir, tetapi tidak dengan Xie Baoling.      

Karena itu Xie Baoling tidak lagi hanya bergantung pada Mo Zhenzhong dan dia berniat untuk mencari kebenarannya sendiri.     

Sebenarnya, dalam hati Xie Baoling sudah sangat yakin bahwa anak itu adalah anak Mo Qing. Namun dia harus menemukan bukti kuat supaya bisa membuat mereka berdua tidak bisa lagi menyangkalnya.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.