Sentuhan Dendam Penuh Gairah

Memangnya Kamu Bisa Menyembunyikannya dari Qingqing?



Memangnya Kamu Bisa Menyembunyikannya dari Qingqing?

0"Orang tua kandungku mencarinya, mereka mengatakan bahwa aku telah dijodohkan sejak kecil, dan sebentar lagi akan segera menikah. Orang tuaku juga mengatakan, bahwa kami adalah orang miskin. Selain penderitaan, tidak ada apapun yang bisa mereka berikan kepadaku. Sedangkan orang tuaku tidak ingin membuatku sedih karena keadaan yang ada, jadi dia tidak mengatakan apapun padaku."     
0

Mendengar sampai di sini, Gu Xiaoran mulai mengerti.     

China selalu memperhatikan status sosial seorang pasangan, bahkan sekarang masih terlihat sangat sekuler, apalagi generasi kakek di zaman itu.     

Tindakan kakek bukan karena dia merasa rendah diri, tetapi dia tidak tega membiarkan wanita yang disukainya ikut menderita bersamanya.     

"Xiaoran, kamu anak yang baik, Nenek sangat menyukaimu."     

"Terima kasih, Nenek."     

"Nenek tahu hubungan antara kamu dan Qingqing menghadapi ribuan rintangan. Tetapi disaat kamu menemui rintangan, jangan langsung mundur, tetaplah bertahanlah, mungkin sebentar lagi kamu bisa melewatinya."     

Apa yang dikatakan Xie Baoling membuat hati Gu Xiaoran bergetar dan dia merasa sangat tidak tenang.     

Xie Baoling jarang naik mobil sport, jadi saat dia duduk di kursi depan, dia merasa sedikit gugup.     

Gu Xiaoran membantunya mengencangkan sabuk pengamannya, "Aku memiliki kemampuan mengemudikan mobil yang sangat baik, jadi Nenek tidak perlu khawatir."     

Mendengar Gu Xiaoran berkata seperti itu, Xie Baoling pun tersenyum, dan dia juga merasa lebih tenang. Dalam hati dia berkata, benar-benar gadis yang menawan. Sangat disayangkan hubungan antara Qingqing dan dia terhalang karena kebencian antara keluarga Gu dan keluarga Mo.      

"Aku ingin kembali ke Vila Linyuan!"     

Saat memegang kemudi, tangan Gu Xiaoran tampak sedikit gemetar, tetapi dengan cepat Gu Xiaoran memutar balik mobil itu dengan mulus dan segera mengemudikan mobil ke jalan raya.     

Gu Xiaoran telah melihat foto-foto kematian ibu dan kakak perempuan Mo Qing yang tragis, dia juga tahu bahwa kata-kata Kakek barusan telah mengingatkan Xie Baoling pada putri dan cucunya yang sudah meninggal.     

Meskipun ada anak lain di keluarga Lin, tapi Lin Lan adalah putri kandung Xie Baoling satu-satunya.     

Rasa sedih karena kehilangan putri semata wayang, pasti membuat orang tua sulit melupakannya. Selain itu, selama beberapa tahun ini Xie Baoling pasti merasa sangat kesepian.     

Karena ada nenek di dalam mobil, Gu Xiaoran tidak mengemudikan mobilnya dengan kecepatan yang tinggi, dia mengemudi dengan pelan dan hati-hati.     

"Nek, Nenek bisa menganggap Xiaohan sebagai cucu."     

Xie Baoling seketika langsung terkejut saat mendengar Gu Xiaoran berkata seperti itu. Kemudian dia menatap ke arah Gu Xiaoran, dari tatapan matanya itu tersemat kegembiraan dan juga kesedihan, selain itu tampak ada kerumitan yang tidak dapat dijelaskan.      

Gu Xiaoran menoleh ke samping sambil berusaha tersenyum padanya, "Tetapi jangan beritahu siapapun ya, Nek."     

Perasaan Xie Baoling campur aduk tanpa bisa ditahan, seketika air matanya menetes tanpa bisa berhenti mengalir. Dengan cepat Xie Baoling langsung mengusap air matanya dengan sapu tangan yang dia bawa.     

Saat ini dalam hai Gu Xiaoran juga merasa sedih.     

Setelah beberapa saat kemudian, perasaan Xie Baoling sudah kembali tenang. Kemudian dia pun bertanya pada Gu Xiaoran, "Tidak boleh ada orang lain yang tahu, apakah termasuk Qingqing?"     

"Hmm!" Kata Gu Xiaoran sambil menatap ke depan.     

"Kamu pikir kamu bisa menyembunyikannya dari Qingqing?"     

Gu Xiaoran terdiam, setiap kali dia melihat Mo Qing menatap mata Xiaohan, Gu Xiaoran merasa bahwa Mo Qing sudah mengetahuinya. Tetapi karena Mo Qing tidak mengatakannya secara langsung, Gu Xiaoran pun menganggapnya tidak tahu.     

Saat Xie Baoling melihat raut wajah Gu Xiaoran. Sesuai dugaannya, Qingqing dan Gu Xiaoran sama-sama berpura-pura tidak tahu.     

Kehadiran anak ini hanya perlu disembunyikan dari bajingan tua Mo Zhenzhong itu. Xiaohan adalah anak Qingqing, entah Mo Zhenzhong sudah tahu atau tidak, aku tidak peduli.     

"Xiaoran, aku tidak akan kembali ke Vila Linyuan."     

"Lalu ke mana?"     

"Ke rumah."     

Gu Xiaoran pun mengantar Xie Baoling pulang. Sesampainya di rumah, Xie Baoling mengajak Gu Xiaoran masuk ke dalam rumah untuk minum teh.     

Gu Xiaoran tahu bahwa Xie Baoling merasa tertekan hari ini karena kata-kata Kakek dan membuatnya mengingat kembali tentang putri dan cucunya yang sudah meninggal. Karena itulah Gu Xiaoran ingin menemaninya lebih lama dan tidak menolak ajakan Xie Baoling untuk masuk ke dalam rumahnya.      

Di dalam rumah, Xie Baoling mengajak Gu Xiaoran ke sebuah ruangan dan membuka pintu ruangan itu.     

Gu Xiaoran pun tampak terpesona saat melihat dekorasi di dalam ruangan itu. Ternyata ruangan itu adalah kamar untuk anak-anak.      

Kamar itu dicat biru laut sebagai warna utama dan saat memasuki kamar, dia seperti masuk ke sebuah negeri dongeng.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.