Sentuhan Dendam Penuh Gairah

Aku Ingin Dia Mati



Aku Ingin Dia Mati

0Kemudian, Cheng Guoliang pun tahu bahwa gadis yang berhasil melukai Xu Honghai itu dianiaya dengan sangat kejam.     
0

Bahkan, jika gadis itu dianiaya satu malam lagi, kemungkinan besar gadis itu bisa saja mati pada saat itu juga.      

Selama bertahun-tahun, Cheng Guoliang hanya menganggap remeh dan tidak pernah menaruh masalah ini ke dalam hati. Tapi kali ini, Xu Honghai telah jatuh di tangan gadis itu lagi.     

Mengenai kejadian yang pertama, bisa jadi itu hanyalah sebuah kesalahan, tapi jika itu terjadi untuk yang kedua kalinya, tidak mungkin dianggap sebagai sebuah kesalahan.      

Gu Xiaoran pergi ke Amerika Serikat selama satu setengah tahun tanpa ada kabar apapun, bahkan detektif terbaik yang disewa Cheng Guoliang pun tidak dapat melacak keberadaan Gu Xiaoran pada saat itu.     

Siapa sebenarnya Gu Xiaoran ini? Batin Cheng Guoliang     

Cheng Guoliang sudah sudah hidup selama bertahun-tahun di jalanan, dia tahu persis tentang prinsip hidup seseorang. Tapi dia tetap tidak bisa memahami asal usul wanita tersebut, bahkan dia sama sekali tidak dapat menyentuhnya.     

Bisa Cheng Guoliang akan mendapatkan masalah besar yang bahkan bisa membahayakan nyawanya.      

"Tuan Besar, Nona Muda telah kembali."     

Cheng Peini langsung berlari menuju ke ruang kerja dengan berapi-api, "Gu Xiaoran telah sangat keterlaluan. Ayah, kali ini Ayah harus membantuku untuk menyingkirkan Gu Xiaoran."     

"Sudah kubilang jangan mencari masalah dengan Gu Xiaoran dalam waktu dekat ini." Kata Cheng Guoliang sambil memandang Cheng Peini yang wajahnya yang setengah bengkak, tapi dia justru makin marah karena sikap Cheng Peini yang tidak tahu kapan harus mundur.     

"Aku tidak sabar, aku tidak bisa menunggu lagi. Ayah cepat utus seseorang untuk menghabisinya. Jika, Ayah tidak membantuku, aku sendiri yang akan mencari orang untuk menghabisinya."     

"Plak."     

Cheng Peni memegang wajahnya dengan tidak percaya, "Ayah, mengapa Ayah menamparku?"     

He Meizhen buru-buru datang, "Tuan Cheng, mengapa kamu menamparnya?"     

Melihat He Meizhen membela Cheng Peini, Cheng Guoliang makin berkata dengan nada marah, "Wang Hongqiang terbunuh, Ji Quankun hilang, sekarang seluruh departemen kepolisian berkeliaran dan ada begitu banyak polisi yang mengawasi Gu Xiaoran. Berani-beraninya dia mencari masalah dengan Gu Xiaoran."     

He Meizhen tidak menganggap itu sebagai masalah besar dan dia justru membalas, "Jalang Gu Xiaoran itu memang sering bertengkar dengan Peini, jadi apa masalahnya jika kali ini mereka bertengkar? Kalaupun polisi sedang mengawasi Gu Xiaoran, memangnya apa yang bisa mereka lakukan kepada Peini?"     

Cheng Guoliang memandang wanita yang ada di depannya dengan tidak percaya, dia bertanya-tanya entah apa yang membuatnya buta saat itu. Dan saat ini Cheng Guoliang baru menyadari bahwa dirinya telah menikah dengan wanita yang sangat bodoh seperti ini.      

"Dia dengan sengaja berniat untuk menabrak Gu Xiaoran di tempat."     

"Itu karena dia marah saja, mana mungkin dia benar-benar ingin menabraknya?"     

"Jika mobilnya tidak berbelok, dia pasti benar-benar menabraknya. Kini, karena dia gagal menabraknya, dia ingin mengutus seseorang untuk membunuh Gu Xiaoran. Jika Peini cari mati, aku tidak akan menghentikannya, tapi jangan menyeret seluruh nama baik keluarga Cheng dalam tindakannya yang konyol itu."     

Cheng Peini tidak pernah diperlakukan dengan kasar seperti ini oleh ayahnya. Karena merasa disalahkan, Cheng Peini pun menangis dan berkata pada Ayahnya, "Aku ingin dia mati."     

'Plaakk…' Melihatnya masih terobsesi untuk membunuh Gu Xiaoran, Cheng Guoliang tidak bisa lagi menahan amarahnya dan langsung menampar Cheng Peini dengan keras.     

Selama ini He Meizhen tidak pernah melihat Cheng Guoliang marah sampai seperti ini sebelumnya, sehingga dia hanya bisa berdiri dalam diam dan merasa sangat ketakutan.     

Sejak kecil, Cheng Peini belum pernah dipukul seperti itu oleh ayahnya, karena itulah Cheng Peini merasa sedih sekaligus marah, bahkan dia sangat membenci Cheng Guoliang.      

Tiba-tiba Cheng Peini mendorong ibunya, lalu dia bergegas menghampiri meja ayahnya. Kemudian Cheng Peini membuka laci meja dan mengambil pistol yang ada di dalam laci, setelah itu dia berbalik badan dan hendak berlari.      

Namun pergelangan tangannya tiba-tiba di tekan keras dan dengan cepat Cheng Guoliang langsung merebut pistol itu dari tangan Peini. Kemudian Cheng Guoliang menodongkan mulut pistol itu ke arah kepala Cheng Peini.     

He Meizhen sangat ketakutan sehingga dia hampir saja pingsan, dia membungkuk ke lantai untuk memohong kepada Cheng Guoliang, "Tuan Cheng, dia adalah putrimu sendiri."     

Cheng Peini diam membeku, dan menatap ayahnya dengan tatapan tidak percaya karena ayahnya bisa semarah itu kepadanya, "Ayah…"     

Kedua mata Cheng Guoliang menatap Cheng Peini dengan tatapan yang sangat tajam hingga matanya tampak memerah.     

Putrinya sendiri?     

Putra kandungku baru saja meninggal.      

Meskipun putranya tidak kompeten, namun dia adalah satu-satunya putra yang Cheng Guoliang miliki dalam hidupnya. Demi bisa membiarkan putra semata wayangnya itu hidup, sampai mati pun Cheng Guoliang tidak berani mengakuinya sebagai putranya.      

***     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.