Sentuhan Dendam Penuh Gairah

Tidak Ada Tempat Untuk Melampiaskan Amarah



Tidak Ada Tempat Untuk Melampiaskan Amarah

0Setelah selesai melihat foto putranya, Gu Xiaoran keluar dari kamar mandi dengan wajah senang. Saat melihat Mo Qing masih berdiri di depan pintu, perlahan Gu Xiaoran menyembunyikan ponselnya di belakang punggungnya.      
0

Mo Qing melihat gerakan Gu Xiaoran yang membuatnya curiga, sehingga dia pun sedikit menyipitkan matanya, dan dalam benaknya dia berkata. Dia sama saja seperti Gu Xiaoran yang seperti dulu dengan pikirannya yang licik.     

Kemudian Mo Qing pun membantu Gu Xiaoran berjalan kembali ke tempat tidur.     

Shao Hui berkata bahwa gangguan pikiran itu dapat menyebabkan demam. Jadi Gu Xiaoran harus diawasi setiap saat, agar jika terjadi demam, dokter bisa segera mengambil tindakan agar demam yang dialaminya tidak membuat kondisinya semakin buruk.      

Mo Qing menyentuh dahi Gu Xiaoran lagi untuk memeriksa suhu tubuhnya.     

"Apakah kamu masih merasa pusing?"     

Gu Xiaoran menggelengkan kepalanya. Saat pertama kali minum obat itu, Gu Xiaoran merasa kepalanya sangat sakit, seolah kepalanya akan terbelah dan pada saat itu kondisi Gu Xiaoran juga tidak sepenuhnya sadar. Namun dengan sekuat tenaga Gu Xiaoran berusaha menahannya agar dia tidak pingsan.      

Setelah itu kepalanya terasa sangat pusing dan ingatannya perlahan menjadi kabur, bahkan Gu Xiaoran juga tidak bisa mengingat apa yang terjadi kemarin.     

Namun, sekarang semua efek dari obat itu telah hilang. Obat itu adalah obat yang sama seperti yang dulu pernah dia minum. Tetapi kali ini, alih-alih membuatnya kehilangan ingatannya, obat itu justru membuat Gu Xiaoran bisa mengingat kembali beberapa kejadian masa lalu yang pernah dialaminya.      

Mungkin apa yang dikatakan dokter dulu ada benarnya, bahwa efek obat tidak terlalu berpengaruh besar pada dirinya. Sedangkan kehilangan ingatan yang pernah terjadi sebelumnya bisa jadi disebabkan karena pilihannya sendiri.      

Gu Xiaoran tahu bahwa Mo Qing menghindari pembicaraan tentang penculikan itu, Mo Qing juga tidak terlihat ingin membicarakan hal itu, karena dia ingin Gu Xiaoran merasa tenang. Namun bagaimana pun juga Gu Xiaoran merasa ada sesuatu yang janggal dalam hatinya.      

"Bagaimana tentang Xu Honghai?"     

"Besok akan ada polisi yang berkunjung untuk menginterogasi dirimu, kamu jawab saja berdasarkan apa yang bisa kamu ingat dengan jujur."     

"Saat itu pikiranku sangat kacau, aku tidak mengingat banyak hal."     

"Katakan saja apa yang kamu ingat."     

Setelah infus itu habis, Mo Qing menekan bel untuk memanggil perawat. Tidak lama kemudian perawat yang bertugas di rumah sakit itu pun segera datang dan melepaskan jarum infus dari tangan Gu Xiaoran.     

Kemudian Shao Hui datang ke bangsal dan memeriksa lagi kondisi Gu Xiaoran saat ini, dan setelah memeriksanya ternyata semua hasilnya normal.     

"Dokter Shao, apakah sekarang aku bisa pulang?"     

"Kamu masih perlu diawasi lagi selama semalam. Jika besok pagi tidak ada sesuatu yang tidak normal, kamu bisa dipulangkan. Tetapi jika ada gejala sekecil apapun, kamu harus segera kembali untuk melakukan perawatan."     

Akhirnya Gu Xiaoran bisa menghela napas dengan lega.     

Setelah Shao Hui pergi, Mo Qing melepas sepatunya dan berbaring di tempat tidur.     

"Apa yang kamu lakukan?" Gu Xiaoran menatap Mo Qing. Saat ini aku sedang dirawat di rumah sakit, Mo Qing tidak mungkin memiliki niat buruk padanya, kan? Batin Gu Xiaoran.     

Mo Qing meliriknya, lalu dia pun berbaring miring, Mo Qing merangkul pinggang Gu Xiaoran dan memejamkan matanya, "Aku mau tidur!"     

"Kau bisa pulang kalau ingin tidur." Gu Xiaoran merasa sedikit tidak nyaman.     

"Kamu saat ini sedang sakit, kamu membutuhkan seseorang untuk menemanimu."     

"Aku baik-baik saja."     

"Aku mengantuk, tidak kuat berjalan lagi."     

"Kalau begitu kamu bisa tidur di sofa." Ini adalah bangsal VIP, ada sofa besar di ruangan ini.     

"Gu Xiaoran, aku sudah mencarimu sepanjang malam dan aku sangat kelelahan, apakah kamu masih tega membiarkanku yang kelelahan ini tidur di sofa pendek itu?"     

Gu Xiaoran ingin menyuruhnya pergi, tapi di sisi lain dia juga ingin bisa beristirahat dengan nyenyak. Sedangkan saat Mo Qing berkata begitu, Gu Xiaoran merasa dirinya seolah tidak berperasaan.      

Gu Xiaoran menatap wajah tampan yang ada di dekatnya dengan perasaan masam, dia tiba-tiba teringat saat dirinya tidak bisa mengendalikan pikirannya karena pengaruh dari obat itu.      

Kemudian Gu Xiaoran melingkarkan tangannya ke pinggang Mo Qing.      

Tiba-tiba Mo Qing membuka matanya dan menyadari tangannya tertindih wajah Gu Xiaoran. Kemudian ibu jarinya membelai wajah Gu Xiaoran dengan lembut. Mo Qing mendekat untuk memeluk Gu Xiaoran dan perlahan mulai mencium bibirnya.     

Gu Xiaoran tiba-tiba bermimpi kembali tentang Xiaopian yang dipeluk oleh pria itu, wajah dan tubuhnya berlumuran darah, Gu Xiaoran tidak bisa menahan emosinya hingga akhirnya dia mengigau, "Aku adalah pasien, kamu masih berani-beraninya menciumku?"     

Karena merasa dimarahi, Mo Qing pun langsung melepaskan pelukannya. Kemudian dia turun dari tempat tidur dan berbaring di atas sofa, agar terhindar dari Gu Xiaoran yang hendak melampiaskan emosinya.     

Diam-diam Gu Xiaoran meliriknya dengan perasaan yang campur aduk.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.