Sentuhan Dendam Penuh Gairah

Kenaifan yang Membuat Orang Muak (2)



Kenaifan yang Membuat Orang Muak (2)

0"Bawa aku bersamamu!"     
0

"Jika di sini, aku akan mati. Jangankan tiga tahun, bahkan tiga jam saja aku tidak tahan. Bawa aku pergi sekarang juga."     

"Aku harus pergi, aku harus pergi sekarang."     

"Aku tidak memintamu yang tinggi-tinggi, aku mohon bantu aku memanjat tembok ini saja sudah cukup."     

Tidak lama kemudian adegan yang dalam mimpi Gu Xiaoran itu beralih lagi.     

Saat ini dalam mimpinya itu, Gu Xiaoran sedang berada dalam sebuah ruang bawah tanah yang gelap dan penuh darah.      

Samar-samar terdengar seseorang berkata, "Gadis bernama Xiaopian itu sangat licik. Jadi pastikan kamu sudah mengikatnya dengan benar dan jangan biarkan dia melarikan diri."     

"Awasi dia baik-baik, siapa pun yang membiarkan jalang Xiaopian itu lolos pasti akan mati."     

Tangan gemuk itu menekan dagu perempuan itu, wajah gemuk yang berminyak itu menyematkan senyum cabul di hadapannya, "Tunggu aku memperkosamu hingga tidak bisa bergerak, kamu tidak akan bisa melarikan diri!"     

Sakit!     

Sakit sekali!     

Tiba-tiba segerombolan orang mengeroyoknya, menendang, dan memukulnya.      

"Hajar dengan keras, hajar dia sampai mati!"     

"Cukup, tenangkan dirimu, jalang kecil ini harus diberikan kepada Tuan Xu hidup-hidup. Buang dia ke hutan berhantu dan jangan berikan makanan atau minuman sedikitpun padanya."     

Dalam mimpi itu Gu Xiaoran membuka matanya, dia menatap ke arah langit-langit yang dipenuhi salju dengan tatapan yang kosong, jantungnya seolah diremas-remas begitu erat hingga dia kesulitan untuk bernapas.      

"Bawa aku bersamamu!"     

"Jika di sini, aku akan mati. Jangankan tiga tahun, bahkan tiga jam saja aku tidak tahan. Bawa aku pergi sekarang juga."     

"Aku harus pergi, aku harus pergi sekarang."     

"Aku tidak memintamu yang tinggi-tinggi, aku mohon bantu aku memanjat tembok ini saja sudah cukup."     

Suara Xiaopian yang ketakutan itu seolah bergema di setiap sudut ruangan.     

Ternyata pada saat itu, Xiaopian mengalami kejadian yang begitu mengerikan, tapi Gu Xiaoran menolaknya begitu saja dan mengira dia telah melakukan yang terbaik dengan membujuknya.     

"Xiaopian, tetaplah di sini, jangan keluar dan jangan pergi ke mana pun."     

"Maaf, aku tidak bisa mengajakmu keluar, kamu harus tetap di sini."     

Di dalam mimpinya itu, di hadapan Gu Xiaoran tiba-tiba muncul Xiaopian yang marah sambil mengatakan, "Gu Xiaoran, singkirkan wajahmu yang sok suci dan naif itu, jangan membuat orang lain muak."     

Gu Xiaoran pun kesal, tetapi air matanya tidak bisa berhenti mengalir.      

Saat itu, ketika melihat Xiaopian, Gu Xiaoran merasa bahwa dirinya hanya mementingkan dirinya sendiri, bahkan dia tidak pernah bertanya bagaimana keadaan Xiaopian.      

Gu Xiaoran bahkan tidak menyadari ketakutan dan kepanikan yang tersemat di wajah Xiaopian.     

Pada saat itu, Gu Xiaoran hanya memikirkan bahwa ada pembunuh yang mengejarnya di luar. Sedangkan wajah Xiaopian dan dirinya terlihat mirip, jadi jika keluar, Xiaopian mungkin akan ditembak mati oleh para pembunuh itu karena Xiaopian akan dikira dirinya.      

Tanpa menjelaskan apapun, Gu Xiaoran terpaksa tinggal di neraka ini yang bahkan lebih berbahaya dan menakutkan daripada di luar.     

Gu Xiaoran, sifat naif dan keras kepalamu itu membuat orang muak! Batih Xiaopian pada saat itu.     

Beberapa saat kemudian terdengar suara langkah kaki yang berhenti di depan pintu, lalu perlahan-lahan pintu itu didorong hingga terbuka.      

Gu Xiaoran tidak bisa menahan kesedihannya, sehingga dia memilih memejamkan mata untuk berpura-pura tidur.      

Dia merasakan sentuhan jari-jemari yang dingin dan lembut sedang mengusap pipinya. Perasaan sesak di hati Gu Xiaoran terasa semakin kuat.     

Di tengah mimpinya itu tiba-tiba Gu Xiaoran mendengar suara Mo Qing yang berkata, "Gu Xiaoran, jangan ingat masa lalumu!"     

Kemudian air mata mengalir berlinang deras tak terkendali dari sudut matanya.      

"Xiaoran?" Suara Mo Qing terdengar dengan lirih.     

Gu Xiaoran tidak tahu bagaimana menenangkan perasaannya saat ini, sehingga dia tidak memberikan respon apapun.      

Mo Qing memegang tangan Gu Xiaoran yang terbaring di sampingnya, saat ini Mo Qing merasakan telapak tangannya gemetar dan terasa dingin.      

"Shao Hui, apa yang terjadi padanya? Dia sudah sadar atau belum?"     

"Nona Gu!" Shao Hui dengan lirih memanggil Gu Xiaoran, tapi Gu Xiaoran tidak menjawab, Shao Hui terdiam sejenak kemudian dia berkata lagi, "Dia sudah bangun, tapi gejolak emosi yang dia alami sekarang akan tidak baik untuk memulihkan kondisi mentalnya, jadi aku akan menyuntiknya."     

Mo Qing melepaskan tangan Gu Xiaoran dan tidak lagi melanjutkan pembicaraan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.