Sentuhan Dendam Penuh Gairah

Bidak Atau Kekasih? (4)



Bidak Atau Kekasih? (4)

0"Kamu sudah tahu apa yang akan terjadi jika tidak patuh padaku." Mo Qing menatap ekspresi Gu Xiaoran yang tampak tidak yakin. Kemudian dia menekan dagunya untuk menolehkan wajahnya. Mo Qing menatap mata Gu Xiaoran yang lebih cerah sesudah mandi.     
0

Ketika dia menemukan alat penyadapan yang disembunyikan di rambut Gu Xiaoran, Mo Qing tahu bahwa itu merupakan perangkap yang diatur oleh Xu Honghai kepadanya.     

Sehingga begitu Mo Qing dekat dengan Gu Xiaoran, setiap gerakan yang dia lakukan masuk dalam pengawasan pihak lain.      

Jadi setiap kata yang dia katakan kepada Gu Xiaoran akan terdengar oleh pihak lain.      

Untuk mengujinya, mereka meminta Raja Hantu untuk menelepon Mo Qing, sebelum Mo Qing membawa Gu Xiaoran pergi. Mereka juga menggunakan Gu Tianlei sebagai umpan untuk menguji status Gu Xiaoran di hati Mo Qing.      

Gu Tianlei adalah putra Gu Zhengrong, sedangkan Gu Xiaoran adalah putri angkat Gu Zhengrong.     

Jika Gu Xiaoran bisa dijadikan bidak, maka Gu Tianlei juga bisa, bahkan Gu Tianlei seharusnya menjadi bidak yang lebih berharga dibanding Gu Xiaoran.     

Pihak Xu Honghai memberi syarat dua nyawa yaitu Gu Tianlei dan Gu Xiaoran untuk berbicara dengannya, ini berarti jika Mo Qing bersikeras membawa Gu Xiaoran pergi, maka Gu Tianlei akan mati.      

Mereka ingin membiarkan Mo Qing melihat kondisi Gu Xiaoran yang menyedihkan terlebih dahulu, baru kemudian menangkap Gu Tianlei sebagai alat tawar-menawar untuk melihat bagaimana Mo Qing akan mengambil keputusan.     

Jika Mo Qing bersikeras membawa Gu Xiaoran pergi dan mengabaikan Gu Tianlei, yang mana merupakan bidak yang lebih berharga. Itu berarti bahwa, di mata Mo Qing, Gu Xiaoran bukan hanya sekedar bidak.     

Jika seperti itu, pihak Xu Honghai pasti akan segera mengambil tindakan terhadap mereka.     

Mo Qing tentu saja bisa selamat dengan mudah, tetapi tidak dengan Gu Xiaoran. Gu Xiaoran akan mati!     

Tapi jika Mo Qing ingin menyelamatkan Gu Xiaoran dan Gu Tianlei, maka dia harus meninggalkan Gu Xiaoran untuk sementara waktu.     

Gu Xiaoran telah minum obat itu yang membuat pikirannya kacau, ditambah ada Xu Honghai yang mesum di ruangan itu.     

Mo Qing memilih untuk meninggalkan Gu Xiaoran di dalam ruangan itu, ini berarti dia hanya ingin Gu Xiaoran tetap hidup, sisanya tidak begitu penting. Karena yang terpenting saat ini seharusnya adalah Gu Tianlei.      

Jika seperti ini berarti mengindikasikan bahwa Gu Xiaoran hanyalah sebuah bidak bagi Mo Qing.      

Jika Gu Xiaoran hanyalah sebuah bidak, mungkin mereka akan berusaha menghasut Gu Xiaoran untuk membantu mereka dalam menghadapi Mo Qing.     

Tapi percakapan sebelum Mo Qing menyadari ada alat penyadapan terpasang di rambut Gu Xiaoran sudah membuat pihak Xu Honghai merasa curiga.      

Bahkan jika akhirinya Mo Qing memilih untuk meninggalkan Gu Xiaoran dan memilih menyelamatkan Gu Tianlei, mereka masih tidak akan sepenuhnya percaya dan akan tetap mengujinya lebih lanjut.      

Snakehead adalah mata-mata yang mereka gunakan untuk mengamati Gu Xiaoran.     

Respon Gu Xiaoran membuat Mo Qing sedikit merasa gelisah. Entah obat apa yang diminum oleh Gu Xiaoran hingga membuatnya membangkang kepada Mo Qing.      

Tetapi sikap Gu Xiaoran yang pembangkangan seperti itu membuat orang lain berpikir bahwa ketergantungan Gu Xiaoran sebelumnya kepada Mo Qing hanyalah respon alamiah untuk mencari ketenangan dari rasa takut yang muncul setelah Gu Xiaoran hendak Dibunuh'.      

Jadi untuk selanjutnya Mo Qing hanya perlu melanjutkan drama ini sampai keluar dari pengawasan mereka. Snakehead adalah mata-mata bagi mereka.      

Dan tatapannya yang dipenuhi dengan hasrat itu membuat Gu Xiaoran merasa gelisah. Sedangkan efek dari obat itu membuat kepala Gu Xiaoran semakin terasa sakit.     

Gu Xiaoran tahu dengan jelas bahwa Mo Qing tidak seharusnya bersikap seperti ini, tapi bagaimana dia seharusnya bersikap, Gu Xiaoran tidak bisa memikirkannya karena ingatannya semakin kabur.      

Perasaan putus asa yang menyakitkan semakin tidak bisa di tahan, sehingga hanya menyisakan ingatan tentang pelecehan dan pengabaian yang pernah dilakukan Mo Qing.      

"Gu Xiaoran, kamu tahu aku suka wanita yang penurut. Jika kamu baik dan patuh, aku akan memperlakukanmu dengan baik." Dalam suasana hati yang baik, Mo Qing menekan tubuhnya di bawah tanpa ingin melakukan apapun. Kemudian dia berkata, "Tapi jika kamu berani main-main, aku akan membuatmu perlahan-lahan merasakan rasa kehilangan, membuatmu menonton orang yang kamu cintai menghilang satu demi satu di hadapanmu."     

"Kamu tidak bisa melakukan ini padaku." Dalam sekejap punggung Gu Xiaoran terasa dingin.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.