Sentuhan Dendam Penuh Gairah

Bidak Atau Kekasih? (1)



Bidak Atau Kekasih? (1)

0Perlahan Mo Qing melepaskan genggaman tangan Gu Xiaoran dan berjalan ke arah pintu.     
0

Kemudian Gu Xiaoran mengejar dan menarik baju Mo Qing agar dia tidak pergi, "Aku mohon."     

"Memohon?" Mo Qing menoleh ke arah Gu Xiaoran.     

"Aku mohon jangan sakiti dia, aku rela melakukan apapun yang kamu inginkan."     

"Baik jika itu yang kamu katakan."     

Gu Xiaoran menggigit bibir dengan air mata yang perlahan menetes di pipinya.      

Melihatnya seperti ini, Mo Qing menjadi semakin marah.     

Padahal dia tidak menangis saat hampir saja disiksa dan dilecehkan oleh Xu Honghai. Tetapi sekarang, hanya demi Gu Tianlei, dia menangis sampai seperti ini.      

Tiba-tiba Mo Qing mendengar suara percakapan dari earphone yang dia sembunyikan di telingannya.     

"Jika Gu Xiaoran hanyalah bidak bagi Mo Qing, Gu Xiaoran masih berharga untuk dimanfaatkan."     

"Dia bersedia mengambil risiko untuk datang ke sini, jadi jelas bahwa Gu Xiaoran sangat penting baginya."     

"Bidak terkadang juga sangat penting, jadi jangan sampai ada kesalahan."     

"Jadi bagaimana menilainya? Apakah Mo Qing menganggap Gu Xiaoran sebagai bidak atau yang lainnya?"     

"Orang-orang dari keluarga Mo, mana mungkin akan menerima wanita yang memiliki banyak aib untuk dijadikan istri?"     

"Artinya jika Gu Xiaoran hanyalah bidak baginya, yang Mo Qing lindungi adalah nyawanya. Jika dia benar-benar ingin menikahi Gu Xiaoran, yang seharusnya dia pertahankan adalah martabatnya."     

"Analisis yang bagus, kalau begitu terus awasi Gu Xiaoran. Gu Xiaoran sudah memakan obat itu, jadi ingatannya akan kacau atau bahkan hilang. Dia saat ini pasti sedang dalam keadaan linglung, dia tidak akan bisa membedakan dengan benar antara melihat atau mengalami. Bahkan dia akan dikendalikan oleh emosinya. Jika mereka berpura-pura, Gu Xiaoran pasti akan menunjukkan sifat aslinya. Jadi selama mengawasi Gu Xiaoran, kita bisa mendapatkan jawabannya."     

Mo Qing melirik Gu Xiaoran, dan melihat ada yang aneh dari mata Gu Xiaoran.      

Obat apa ini? Batin Mo Qing.     

Suara itu terdengar lagi, "Jika Gu Xiaoran tidak lagi dianggap sebagai bidak, tembak dia dan jangan biarkan Gu Xiaoran pergi hidup-hidup."     

"Baik!"     

"Apa? Apa maksudmu, bagaimana jika menangkap mereka?" Itu adalah suara Han Ke.     

Mo Qing tersenyum dingin ketika tahu kalau ternyata ini semua masih ada kaitannya dengan Han Ke.      

"Kamu pikir Mo Qing begitu mudah untuk dibunuh?"     

"Bahkan jika tidak bisa membunuh Mo Qing, aku masih bisa Gu Xiaoran lebih dulu."     

"Tuan Han, ini bukan urusanmu."     

"Aku ingin menemui Ayahku."     

"Kamu yang meneleponnya, lalu biarkan aku yang berbicara dengannya."     

Mo Qing menundukkan kepalanya untuk melihat Gu Xiaoran, ternyata ini benar-benar permainan dari Han Ke.      

"Dia tidak mungkin menemuimu."     

"Kamu bahkan tidak menghubunginya, bagaimana kamu tahu dia tidak akan menemuiku?" Han Ke mulai emosi.     

"Bawa Tuan Muda ke bawah."     

Suara pihak lain terdengar samar dan menghilang dalam sekejap.     

Mo Qing pun langsung mengerutkan keningnya.     

Saat Mo Qing mendekati pihak lain secara langsung, Zhuo Ran diam-diam mengambil langkah untuk memeriksa alasan dan tujuan pihak lain.     

Percakapan ini datang dari Zhuo Ran.     

Ini menunjukkan bahwa Zhuo Ran telah menemukan orang-orang di balik semua ini.      

Untuk dapat menguping pembicaraan pihak lain pada jarak sedekat itu, Zhuo Ran harus menyusup ke lokasi penting mereka.      

Sekarang suara percakapan itu sudah tidak terdengar lagi, ini berarti Zhuo Ran sudah berganti posisi.      

Selanjutnya, Zhuo Ran pasti akan melangkah lebih dekat untuk mengkonfirmasi identitas orang-orang itu, sehingga Mo Qing tidak perlu merasa khawatir.     

Apa yang harus Mo Qing lakukan sekarang adalah memerankan drama.     

Kalau tidak, dia dan Gu Xiaoran tidak akan meninggalkan Xincheng hidup-hidup.     

Karena Gu Xiaoran sekarang dipengaruhi oleh halusinasi dan dikendalikan oleh emosinya, Mo Qing berusaha mengalahkan mereka dalam permainan mereka sendiri, dengan membuat mereka melihat apa yang ingin mereka lihat.     

Mo Qing menekan dagu Gu Xiaoran dan mendongakkan kepalanya, dia memaksa Gu Xiaoran untuk menatap matanya, "Nikmatilah hari-hari dalam hidup."     

Gu Xiaoran merasa bahwa dirinya sadar, tapi matanya terasa begitu berat. Sepertinya obat itu adalah obat psikedelik yang sangat kuat.     

Gu Xiaoran bisa bertahan sampai sekarang itu karena dia pernah melakukan pelatihan resistensi terhadap obat.      

Jika orang lain yang meminum obat tersebut, pasti orang tersebut sudah mengigau dalam kondisi seperti ini.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.