Sentuhan Dendam Penuh Gairah

Jangan Tinggalkan Aku (2)



Jangan Tinggalkan Aku (2)

0Ekspresi wajah Mo Qing kini terlihat muram. Sambil menyipitkan matanya, dia berkata dalam hati. Mungkinkah Han Jinbiao ada di Xintang?     
0

"Atur pertemuan untukku, syaratnya aku ingin Gu Xiaoran dalam keadaan baik."     

Mo Qing menutup telepon dan segera menelepon Zhuo Ran.     

"Segera hubungi Hei Zi, katakan padanya untuk memeriksa apakah Gu Tianlei telah jatuh ke tangan seseorang, dan jika demikian, katakan padanya untuk menemukan cara supaya bisa mengeluarkan Gu Tianlei terlebih dahulu."     

Hei Zi adalah anggota baru yang berpengalaman, dia sudah pernah pergi ke tempat manapun.      

"Baik."     

Mo Qing kembali berjongkok, jari-jarinya menyisir rambut Gu Xiaoran, lalu tiba-tiba gerakannya berhenti.     

Dan ternyata benar saja. Orang-orang itu telah memasang pelacak di rambut Gu Xiaoran.     

Jika Mo Qing membawa Gu Xiaoran pergi, mereka pasti akan segera mengetahuinya.     

Begitu mereka berdua meninggalkan pintu, mereka akan mendapatkan tembakan bertubi-tubi.      

Pelacak ini hanya bisa dilepas oleh sidik jari orang yang memasangnya, jika dilepas secara paksa, maka kepala Gu Xiaoran akan meledak.      

Mo Qing pun tidak bisa membawa Gu Xiaoran pergi begitu saja.     

Kemudiam Mo Qing berbisik ke telinga Gu Xiaoran sambil membelai kepalanya, "Jika Xu Honghai sadar dan hendak melakukan sesuatu padamu, aku yakin kamu sudah tahu apa yang harus dilakukan."     

Apa maksudnya?     

Kenapa harus menunggu Xu Honghai sadar?     

Dan juga kenapa aku yang harus menanganinya?     

Gu Xiaoran kebingungan tanpa bisa menanggapi ucapan Mo Qing.     

Setelah selesai bicara, Mo Qing melepaskan Gu Xiaoran dan bergegas pergi.     

Karena pihak tersebut sudah menggunakan Gu Xiaoran sebagai alat tawar-menawar, mereka tidak mungkin melakukan apa-apa lagi pada Gu Xiaoran.     

"Kamu mau pergi ke mana?" Kata Gu Xiaoran sambil meraih sudut celana Mo Qing.     

Saat Mo Qing masuk ke ruangan ini, pihak tersebut langsung meneleponnya, ini mengindikasikan kalau ruangan ini sedang diawasi.      

Jadi setiap gerakan yang mereka lakukan pasti akan diketahui oleh pihak yang menculik Gu Xiaoran.     

Semakin Mo Qing menunjukkan perhatiannya kepada Gu Xiaoran, maka pihak itu semakin menolak untuk melepaskan Gu Xiaoran.     

Mo Qing menekan bibirnya dan melepaskan tangan Gu Xiaoran dari celananya, kemudian dia pergi tanpa menoleh sedikit pun.      

Seketika Gu Xiaoran tahu apa yang dimaksud oleh ucapan Mo Qing.      

"Bawa aku bersamamu."     

Gu Xiaoran tidak ingin berada di sini.      

Dia tidak ingin berada dalam ruangan yang sama dengan Xu Honghai yang mesum ini.     

Tapi Mo Qing bahkan pergi tanpa menoleh ke belakang.     

Gu Xiaoran menatap sosok Mo Qing yang gagah itu, seketika hatinya langsung merasa putus asa. Perasaan putus asa seperti ini sudah tidak asing lagi bagi Gu Xiaoran.      

Hatinya terasa begitu sakit sehingga dia merasa kesulitan untuk bernapas.     

Raja! Ziyan!      

Selamatkan aku, jangan tinggalkan aku!     

Dalam sekejap, Gu Xiaoran merasa seolah-olah dia sedang berbaring telentang di hutan yang bersalju.     

Gu Xiaoran menggunakan seluruh kekuatannya untuk menarik sudut celana pria itu sambil memohon, "Bawa aku pergi!"     

Ingatan ini telah muncul berulang kali di dalam benaknya.     

Setiap kali muncul ingatan itu, Gu Xiaoran pasti merasakan hancur dan putus asa.     

Dalam situasi seperti ini, Gu Xiaoran akhirnya mengerti mengapa itu merupakan hal sangat menyakitkan.     

Orang yang meninggalkannya untuk berjuang sendirian, dan orang yang meninggalkannya untuk mati sendirian adalah orang yang paling dia percayai, dia adalah Ziyan!     

Dalam keadaan setengah sadar, air mata Gu Xiaoran mulai berlinang.     

Lagi-lagi Mo Qing meninggalkannya, bahkan meninggalkannya bersama seorang pembunuh mesum, Xu Honghai.     

Tidak lama kemudian pintu besi itu akhirnya tertutup. Dan Gu Xiaoran kembali terperangkap dalam kegelapan.     

Keadaan dalam ruangan itu begitu gelap bahkan Gu Xiaoran tidak bisa melihat jarinya sendiri.      

Meskipun gelap, tap masih bisa mendengarkan napas Xu Honghai di tengah keheningan.     

Ziyan, kenapa?     

Kenapa meninggalkanku lagi dan lagi?     

Apakah karena Qiqi?     

Tapi, akulah Qiqi!     

Sebuah bisikan suara muncul di benak Gu Xiaoran.     

"Katanya, Mo Qing melihat Ibu dan Kakak Perempuannya di perkosa."     

Kemudian, kata-kata Xiaopian terdengar lagi.     

Gu Xiaoran, Mo Qing sangat membenci keluarga Gu, apalagi yang kamu harapkan darinya?     

Suara bisikan Mo Qing dengan sikapnya yang dingin ikut terdengar. Kamu tidak membunuh Bo Ren, tetapi Bo Ren mati karena kamu. Gu Xiaoran, dengan hutang ini, bagaimana kamu ingin aku memperlakukanmu?     

Perasaan Gu Xiaoran perlahan tenggelam dalam genangan keputusasaan, sehingga dia hanya bisa terdiam membeku.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.