Sentuhan Dendam Penuh Gairah

Jangan Tinggalkan Aku (1)



Jangan Tinggalkan Aku (1)

0"Aku takut..."     
0

"Tidak apa-apa, dia hanya pingsan, bukan mati."     

"Dia sudah mati, aku melihat banyak darah yang mengalir dari lehernya."     

"Xiaoran, dengarkan aku. Kamu membela diri, jadi itu bukan salahmu. Selain itu, dia masih belum mati, hanya tidak sadarkan diri."     

"Sungguh?"     

"hmm!!"     

Xu Honghai sudah sangat licik dengan mengutus orang untuk menculik Gu Xiaoran, tapi Mo Qing tidak bertindak secara langsung.      

Mo Qing mengutus beberapa orang untuk mengawasi Xu Honghai sepanjang malam.      

Jika Mo Qing tidak mengetahui bahwa Kepala Biro Keamanan Publik yang baru dilantik itu adalah Xu Honghai, dia pasti sudah tertipu.      

Setelah kejadian itu, Xu Honghai pergi meninggalkan Seoul keesokan harinya.     

Mo Qing diam-diam membuntutinya sampai di tempat di mana Gu Xiaoran dikurung.      

Awalnya, Mo Qing ingin menyelamatkan Gu Xiaoran dan segera pergi, tetapi dia mengetahui ada banyak orang yang bersembunyi, dan orang-orang ini bukanlah anak buah Xu Honghai.      

Karena waktu yang mendesak, Mo Qing tidak sempat memastikan siapa orang-orang ini. Tetapi dia sadar jika ingin mengeluarkan Gu Xiaoran berarti harus melewati orang-orang itu. Dan itu pasti tidak akan mudah.     

Butuh beberapa waktu baginya untuk bisa menghindari orang-orang yang bersembunyi di balik bayang-bayang itu.     

Pada saat Mo Qing tiba di tempat Gu Xiaoran dikurung, saat itu Xu Honghai sudah dijatuhkan oleh Gu Xiaoran.      

Apa yang dilihatnya itu membuatnya terkejut sekaligus sedih. Mo Qing terkejut dengan pulihnya kemampuan Gu Xiaoran, tapi sedih ketika melihatnya menderita.     

Meskipun Gu Xiaoran dalam keadaan setengah sadar, namun Mo Qing bisa dengan jelas melihat apa yang terjadi.      

Meskipun leher Xu Honghai tersayat, tetapi sayatan itu tidak mengenai area vitalnya, jadi meskipun darahnya mengalir dari lehermya, tapi dia tidak akan mati.      

Suhu tubuh Mo Qing terasa begitu hangat.     

Ketika Gu Xiaoran merasakan aroma maskulin yang unik, hatinya yang panik perlahan-lahan menjadi tenang.      

Pelukan Ziyan benar-benar hangat, begitu hangat sehingga bisa menghilangkan semua ketakutan di dalam hatinya, dan akhirnya dia bisa memejamkan mata dengan tenang.      

"Aku tidak ingin membunuh siapa pun."     

Lengan Mo Qing yang kuat itu terlihat mengencang.     

Mo Qing menundukkan kepalanya dan bibirnya menempel dengan ringan di dahi Gu Xiaoran.      

Mo Qing juga tidak suka membunuh, tetapi dia selalu menjalani kehidupan yang penuh darah.      

Mereka yang adalah orang yang dipilih oleh organisasi, sehingga kehidupannya seringkali dipaksa oleh keadaan.      

Kehidupan yang tidak mereka sukai ini adalah demi kehidupan yang damai bagi banyak orang.      

"Xiaoran." Setelah beberapa lama berlalu, suara Mo Qing yang jelas terdengar di atas kepala Gu Xiaoran.     

"Hmm?" Gu Xiaoran menjawabnya dengan ringan karena lelah dan mengantuk.     

Mo Qing menatapnya sambil berkata, "Jangan sampai ingatanmu kembali."     

Seketika Gu Xiaoran langsunh mendongakkan kepalanya dan melihat dagu Mo Qing yang gagah.      

Kemudian Mo Qing menurunkan Gu Xiaoran, lalu dia berdiri dan berjalan menghampiri Xu Honghai dan menyayat lehernya sekali lagi, sehingga sementara waktu ini dia tidak akan bisa sadarkan diri.     

Tidak lama kemudian ponsel Mo Qing berdering. Dia melihat nomor yang muncul di layar ponselnya kemudian menekan tombol jawab.     

"Tuan Mo, orang yang kamu minta untuk aku cari telah menemukan sesuatu." Orang yang menelepon itu adalah Raja Hantu, dia adalah bos pasar gelap.      

Karena masalah tentang Shen Haoyu itu, Raja Hantu berhutang pada Tuan Mo, jadi dia terlibat dalam pencarian Gu Xiaoran untuk menebusnya.      

"Di mana orangnya?" Mata Mo Qing terlihat muram, panggilan telepon ini pasti karena ada ancaman.      

"Xintang, tetapi orang itu tidak memberitahuku terkait lokasinya secara spesifik."     

"Orang yang mana?" Mo Qing melirik Gu Xiaoran dengan ekspresi wajahnya yang terlihat muram.     

"Omong-omong hanya ada satu orang itu. Selain itu, ada satu hal lagi." Raja Hantu mulai berkata tidak jelas.     

"Apa itu?"     

"Sepertinya ada orang yang bernama Gu Tianlei telah masuk tanpa izin ke tempat yang seharusnya tidak dia kunjungi, jadi karena hal ini dia ditangani secara langsung. Tetapi entah bagaimana, orang-orang itu tidak berniat membunuhnya, tapi mereka memintaku untuk menyampaikan sebuah pesan kepadamu." Raja Hantu berusaha menjaga nada bicaranya tetap datar agar tidak menyinggung Mo Qing.     

"Pesan apa?"     

"Dia ingin membicarakan sebuah kesepakatan denganmu, terkait nyawa Gu Xiaoran dan Gu Tianlei."     

"Kesepakatan apa?"     

"Aku tidak tahu, dia ingin mengatakannya saat bertemu denganmu secara langsung."     

***     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.