Sentuhan Dendam Penuh Gairah

Sesuatu Terjadi pada Xiaoran (3)



Sesuatu Terjadi pada Xiaoran (3)

0"Belum bangun?" Terdengar suara orang yang menculiknya itu memberitahu rekannya yang lain.     
0

"Apakah obatnya terlalu keras?"     

"Cepat periksa."     

Beberapa orang berjalan menuju kursi tersebut, lalu memandangi wanita yang diikat di kursi itu tidak bergerak sedikitpun.     

Kemudian salah satu orang mengulurkan tangannya, dan meletakkannya di bawah hidung Gu Xiaoran.     

"Tidak bernapas." Setelah menarik tangannya kembali, pria itu merasa ketakutan dan sangat panik, "Bos, bagaimana ini?"     

Kemudian ketua para penculik yang dipanggil bos itu pun segera mendekat.      

Gu Xiaoran membiarkan dirinya rileks sepenuhnya, sejak awal dia sudah tahu bahwa jika dia menenangkan tubuhnya, maka denyut nadinya akan mengikuti dan melambat. Sehingga denyutnya menjadi sangat lemah. Sehingga jika mereka tidak memperhatikan, mereka akan benar-benar mengira bahwa Gu Xiaoran sudah mati.     

Ketua penculik itu mencoba memeriksa napas Gu Xiaoran, lalu dia mengetes denyut nadi di lehernya. Setelah memeriksanya, raut wajahnya tiba-tiba langsung berubah, "Kenapa bisa seperti ini, apakah obat itu terlalu keras?"     

"Bos, bagaimana ini?"     

"Cepat gali lubang untuk menguburnya dan jangan biarkan siapapun melihatnya."     

"Tapi orang itu sudah membayar deposit."     

"Apa kamu lupa, dia berulang kali menyuruh kita untuk menangkapnya hidup-hidup. Kamu juga sudah tahu bagaimana karakter orang itu. Meskipun dia juga ingin membunuhnya, dia ingin membunuhnya sendiri dengan perlahan. Jadi, jika kita memberinya dalam keadaan mati, bukankah itu namanya kita cari mati?"     

"Tapi kalau sudah dikubur, bagaimana kita akan menjelaskan padanya?"     

"Katakan saja gadis licik ini berhasil kabur."     

"Baik."     

Kemudian beberapa pria mendekat untuk menyeret Gu Xiaoran.     

Gu Xiaoran tahu bahwa dia akan dikuburkan, sehingga dia tidak bisa lagi berpura-pura. Akhirnya dia menghela napas panjang dan membuka matanya.      

"Bos, dia masih hidup."     

"Masih hidup?"     

Bos itu mendekati Gu Xiaoran dan mengulurkan tangan untuk memeriksa denyut nadinya. Dan ternyata semuanya menjadi kembali normal, kemudian dia berkata, "Gadis ini sedikit aneh."     

Bos itu sangat yakin bahwa tadi dia tidak bisa merasakan denyut nadinya.      

"Apa mungkin ruangan itu terlalu pengap sehingga membuatnya kekurangan oksigen?"     

"Apapun itu, sebelum orang itu datang, jangan sampai terjadi kesalahan sedikitpun." Bos tidak tahu apa yang terjadi, sehingga dia hanya mengingatkannya dengan berkata seperti itu.      

Bos melihat jam tangannya sambil berkata, "Sepertinya orang itu hampir sampai, ayo pergi." Katanya sambil mengeluarkan pil.     

Seketika jantung Gu Xiaoran langsung berdegup kencang saat melihat pil yang ada di tangan pria itu. Pil itu berbeda dari yang dia makan sebelumnya, tapi dia merasa pernah melihatnya di suatu tempat.     

Di mana aku melihatnya?     

Mengapa ada firasat yang begitu kuat? Batin Gu Xiaoran.     

"Bos, baru saja dia hampir kehabisan napas. Jika memberinya obat itu lagi, dia bisa saja mati."     

"Obat ini diberikan oleh orang itu, katanya sebelum bertemu dengannya, gadis ini harus memakan obat ini."     

"Obat apa ini?"     

"Mana kutahu."     

"Tapi jika memberikan obat ini padanya, dia bisa saja mati."     

"Jika dia mati karena obat ini, itu bukan urusan kita. Cepat tahan dia."     

Pria muda menekan pipi Gu Xiaoran sambil berkata, "Kami hanya dibayar orang lain untuk melakukan sesuatu untuk mereka. Dendam ada penyebabnya dan hutang ada pemiliknya. Jika kamu mati, carilah orang itu."     

"Terlalu banyak omong kosong, cepatlah!" Desak bos itu.     

Gu Xiaoran terdiam dan hanya bisa meronta. Lakban yang menutup mulutnya itu pun dilepas dengan cepat, sehingga meninggalkan rasa sakit di mulutnya.     

Tanpa peduli dengan rasa sakit itu, Gu Xiaoran segera bertanya dengan tergesa-gesa, "Siapa orang itu?"     

"Kamu akan tahu ketika kamu bertemu dengannya." Bos itu memasukkan obat ke dalam mulutnya, lalu menekan mulutnya sambil menutup hidungnya agar dia tidak bernapas.      

Karena Gu Xiaoran tidak bisa bernapas, pil yang dia tolak untuk menelannya itu menjadi tersangkut di tenggorokan, disertai dengan rasa sakit akibat tercekik.      

Rasa sakit ini terasa tidak asing, begitu tidak asingnya sehingga Gu Xiaoran masih tidak bisa melupakan rasa sakit yang dia rasakan saat itu. Kilasan memori kejadian masa lalunya itu tiba-tiba terbesit di dalam benaknya.      

Di hutan yang tertutup salju tebal, Gu Xiaoran ditekan oleh sekelompok orang di atas salju, seseorang juga menutupi mulut dan hidungnya sedemikian rupa agar dia tidak bisa bernapas.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.