Sentuhan Dendam Penuh Gairah

Sesuatu Terjadi Pada Xiaoran (2)



Sesuatu Terjadi Pada Xiaoran (2)

0Mo Qing mengerutkan keningnya ketika dia melihat Xiaopian sedang mabuk.     
0

"Apakah kamu menembak Ji Quankun malam ini?"     

"Untuk apa aku menembaknya?" Tatapan waspada tersemat di mata Xiaopian.     

"Ji Quankun adalah orang yang sulit untuk dihadapi. Ini kesempatan terakhir yang aku berikan padamu, jadi cepat katakan yang sebenarnya."     

"Aku sudah mengatakan yang sebenarnya." Kata Xiaopian sambil menatap matanya.     

Mo Qing memandangnya dalam-dalam, lalu tanpa merasa ragu dia pun langsung bergegas pergi.     

"Bukankah dari dalam hatimu, dia adalah harta karun dan aku hanyalah benalunya?" Xiaopian berteriak kepada Mo Qing yang sudah berjalan pergi.     

Seketika Mo Qing langsung menghentikan langkahnya dan menoleh sambil menanggapinya dengan tenang, "Apa yang ada di dalam hatiku bukanlah hal yang penting, yang terpenting adalah jangan merendahkan dirimu sendiri."     

"Aku tidak peduli bagaimana aku merendahkan diriku sendiri, tapi apa yang aku pedulikan adalah apa yang ada di dalam hatimu?"     

"Tujuh tahun yang lalu, aku sudah memberitahumu bahwa aku tidak punya hati. Apalagi yang bisa dimiliki oleh orang yang bahkan hati saja tidak punya?"     

"Apakah kamu berani mengatakan itu di depannya?"     

"Bisa!"     

"Aku tidak percaya!"     

Mo Qing tidak menanggapinya, dan dia pun langsung berjalan keluar.     

Melihat hal itu, Xiaopian tersenyum pahit saat pintu ruangan itu kembali tertutup itu. Lalu Xiaopian meraih sebotol anggur dan menuangkannya lagi ke dalam gelasnya sambil menghela napas dalam-dalam. Bagaimanapun juga rasa sesak di dadanya tidak bisa ditahan. Lalu dia pun membanting botol anggur itu ke arah pintu ruangan dengan keras.      

***     

Sekujur tubuh Gu Xiaoran terasa sakit, terutama di bagian tangannya yang diikat. Tenggorokannya terasa kering dan perih tanpa bisa mengucapkan satu katapun, selain hanya bisa menghela napas.     

Gu Xiaoran mengikuti petugas keamanan itu keluar dari Universitas A, lalu masuk ke dalam mobil mereka.      

Semua petugas itu memakai lencana polisi, sehingga Gu Xiaoran tidak ragu lagi kalau ini terkait dengan tersebarnya video pendek itu.     

Tapi ketika dia melihat mobil polisi itu berhenti di tempat sepi dan menyuruhnya berganti mobil, saat itu juga Gu Xiaoran langsung merasa ada sesuatu yang tidak beres.      

Gu Xiaoran sudah meminta mereka untuk menunjukkan identitas, tapi mereka menolak dan langsung membawa Gu Xiaoran masuk ke dalam mobil van secara paksa.     

Gu Xiaoran melihat Mobil RV Mercedes-Benz diparkir di sisi jalan, mobil itu memiliki model yang sama seperti mobil milik Gu Tianlei.     

Saat jendela mobil terbuka, Gu Xiaoran langsung merasa sesak ketika melihat pria muda tampan yang sedang tidur miring di kursi.     

Tianlei!     

Seketika Gu Xiaoran langsung berusaha berteriak sekuat tenaga. Tapi mulutnya tertutup rapat, para penjaga membungkam mulutnya rapat-rapat sehingga dia tidak bisa bersuara.      

Selain itu, tubuhnya juga ditekan dengan kuat, sehingga Gu Xiaoran tidak bisa bergerak sedikit pun.     

Ketika mobil van dan mobil RV Mercedes-Benz beriringan, dia melihat Gu Tianlei membuka matanya dan menoleh. Saat itu juga Gu Xiaoran meronta hingga urat-urat nadinya mengencang, matanya melotot karena marah seolah bola matanya melompat keluar.      

Sangat disayangkan karena kaca vinil jendela van sangat gelap, jadi tidak mungkin bagian dalam mobil bisa terlihat dari luar.      

Kemudian Gu Xiaoran ditekan semakin kuat, sehingga dia tidak bisa lagi bersuara untuk menarik perhatian Gu Tianlei. Pada akhirnya Gu Xiaoran hanya bisa melihat Tianlei melewatinya begitu saja. Dia hanya bisa memejamkan mata dengan perasaan kecewa.      

Saat melihat mobil Gu Tianlei pergi, Gu Xiaoran tetap tidak berhenti menyerah. Dia meronta lebih keras lagi, tapi orang-orang itu langsung menghajarnya sehingga Gu Xiaoran terkapar tidak berdaya.      

Ketika Gu Xiaoran kembali tersadar, dia sudah berada di dalam mobil van dengan tangan diikat ke belakang, matanya ditutupi dan mulutnya dilakban.     

Saat orang-orang itu tahu bahwa Gu Xiaoran sudah sadar, mereka langsung melepas lakban dari mulutnya. Kemudian membuka mulutnya secara paksa dan memasukkan dua pil ke dalam mulutnya.      

Setelah menelan pil itu, Gu Xiaoran langsung pingsan. Ketika dia tersadar kembali, dia sudah terkunci di dalam ruangan yang gelap gulita, sehingga dia tidak bisa melihat apapun di dalam ruangan tersebut.     

Tangan dan kaki Gu Xiaoran diikat pada kursi. Mulutnya kembali dilakban. Saat itu Gu Xiaoran merasa waktu berjalan sangat lama, seolah waktu telah berhenti berputar.     

Gu Xiaoran tidak tahu siapa polisi palsu yang menangkapnya itu, dia juga tidak tahu sedang ada di mana dirinya saat ini, bahkan dia juga tidak tahu untuk apa mereka menangkapnya.      

Tiba-tiba, terdengar suara langkah kaki yang sedang berhenti di balik pintu. Seketika jantung Gu Xiaoran langsung berdetak kencang.     

Siapa yang akan datang?     

Apa yang akan mereka lakukan padaku?     

Gu Xiaoran memejamkan mata dan berpura-pura tidak sadarkan diri.      

Ciittt… Suara pintu besi terbuka.     

Bahkan meskipun Gu Xiaoran memejamkan matanya, dia masih bisa merasakan bahwa cahaya yang datang saat pintu terbuka itu terasa sangat menyilaukan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.