Sentuhan Dendam Penuh Gairah

Penyerangan



Penyerangan

0Malam hari!     
0

Sebuah mobil diparkir di sisi jalan di luar area perumahan kelas atas.     

Dari dalam mobil, Xiaopian melihat mobil Xu Honghai mendekat dari kaca spion, lalu dia pun mengeluarkan ponselnya untuk menelepon seseorang.     

Tidak lama kemudian Xu Honghai pun langsung menjawab, "Halo!"     

"Tuan Ji, aku sangat merindukanmu."     

"Siapa kamu?" Xu Honghai yakin bahwa dia belum pernah mendengar suara lembut seperti ini.     

"Mobilku diparkir di gerbang perumahanmu. Jika kamu menghentikan mobilmu, kamu akan dapat melihatku."     

Xu Honghai mengira itu adalah seorang wanita dari klub malam, sehingga dia tidak ingin memedulikannya. Tapi setelah tahu dia sudah ada di depan pintu perumahannya, dia tidak dapat menahan diri dan akhirnya menoleh ke arahnya.     

Benar saja, ada mobil Porsche berwarna merah yang parkir di depan perumahannya, harga mobil jutaan yuan.      

Seorang gadis dari klub malam tidak mungkin bisa mengendarai mobil yang bagus seperti itu.     

Xu Honghai yakin bahwa jika seseorang yang meneleponnya itu bukan seorang gadis dari klub malam, kemungkinan besar dia adalah orang yang ingin meminta bantuan kepadanya.      

Karena Xu Honghai baru saja kembali ke Seoul, dia tidak ingin terlibat dalam banyak urusan, sehingga dia tidak menghentikan laju mobilnya.      

Jendela mobil yang parkir di depan perumahannya itu sengaja diturunkan, sehingga bisa terlihat dengan jelas bahwa ada seorang wanita yang mengenakan kacamata hitam sedang duduk di dalam mobil. Meskipun kacamata hitam itu menutupi separuh wajahnya, tapi tetap terlihat dengan jelas wanita itu benar-benar sangat cantik.     

Suaranya yang lembutnya terdengar lagi dari telepon, "Tuan Ji, aku hanya ingin berbicara denganmu."     

Xu Honghai suka bermain dengan gadis kecil, tetapi juga menyukai wanita cantik. Selain itu, wanita yang sudah datang ke depan perumahannya itu bisa saja dia permainkan. Namun jika wanita itu meminta bantuannya, Xu Honghai sama sekali tidak ingin membantunya, tapi tergantung bantuan apa yang wanita itu minta. Lagi pula, jika dia bermain dengan wanita itu, wanita itu juga tidak akan bisa berbuat apa-apa kepadanya.      

Saat memikirkan kesempatan ini, akhirnya Xu Honghai pun menghentikan mobilnya. Tidak lama kemudian Xiaopian keluar dari mobil dan berjalan menghampiri mobil Xu Honghai, lalu dia mengetuk jendela mobilnya.     

Xu Honghai pun menurunkan jendela mobilnya. Kemudian Xiaopian tersenyum padanya, dan tiba-tiba dia menodongkan pistol yang dilengkapi peredam suara kepada Xu Honghao, "Xu Honghai, pergilah ke neraka!"     

Dengan cepat Xiaopian langsung menarik pelatuk pistolnya. Tapi pintu mobil tiba-tiba terbuka sehingga Xiaopian terbentur dengan keras, dan seketika Xiaopian pun langsung terhempas sehingga tembakannya meleset.      

Kemudian dengan sigap Xu Honghai langsung meraih tongkat listrik dari kursi penumpang untuk memukul pergelangan tangan XIaopian.      

Pukulan itu membuat tangan Xiaopian kesakitan, sehingga pistol yang dia pegang itu pun langsung terjatuh ke tanah. Setelah itu Xu Honghai keluar dari mobilnya dan hendak mengambil pistol itu. Tapi ketika tangannya yang baru saja hendak menyentuh pistol yang digunakan untuk menodongnya tadi, tiba-tiba Xiaopian sudah melompat masuk ke mobilnya sendiri, kemudian dia mengendarai mobil itu dengan kencang ke arah Xu Honghai.     

Xu Honghai pun sibuk menghindar ke sisi samping, karena panik dia tidak kepikiran untuk menembak.     

Xiaopian hendak berbalik lagi untuk menabraknya, tapi setelah melihat ada sebuah mobil yang datang, kesempatannya untuk membunuh bajingan ini telah hilang. Sehingga Xiaopian pun menatapnya dengan tajam lalu dia segera mengemudikan mobilnya dengan kencang dan pergi dari sana.      

Xu Honghai segera berdiri dan hendak menembak Xiaopian, tetapi mobil yang dikemudikan Xiaopian itu sudah pergi jauh di luar jangkauan.     

Kemudian Xu Hongahi bergegas mengeluarkan ponselnya untuk menelepon seseorang, "Cepat hadang mobil Porsche merah dengan nomor plat xxxxxx."     

Setelah menutup telepon, Xu Honghai pergi ke ruang keamanan perumahan untuk memeriksa kamera pengawas.     

Tapi ternyata monitor pengawas telah dirusak, sehingga tidak menunjukkan gambar apapun.     

Seketika amarah Xu Honghai pun langsung melonjak. Semakin memikirkannya Xu Honghai semakin merasa tidak asing dengan wanita itu. Wajah Gu Xiaoran yang mulus tiba-tiba terlintas di dalam benaknya.     

Wanita itu memanggilku Xu Honghai.     

Berarti dia!     

Pasti wanita jalang itu! Batin Xu Honghai.     

Setelah jauh dari kawasan perumahan itu, Xiaopian memarkir mobilnya di tempat yang sepi. Lalu dia mengganti pakaiannya dengan cepat, lalu mengeluarkan kartu SIM cadangan dari ponselnya dan langsung membakar SIM yang telah dia gunakan untuk menelepon Xu Honghai. Setelah itu dia keluar dari mobil dan merobek lapisan vinil untuk kamuflase dari bodi mobil.      

Porsche merah itu kini berubah kembali menjadi warna hitam. Kemudian dia melepaskan plat nomor mobil itu dan membuangnya ke tempat sampah yang ada di sebelahnya, setelah itu dia pun menyiramnya dengan bensin dan membakarnya.      

Barang-barang itu yang baru saja dia buang ke dalam tempat sampah itu seketika langsung berubah menjadi abu dalam sekejap.     

Tidak lama kemudian sebuah mobil polisi mendekat dari kejauhan. Xiaopian pun langsung masuk ke mobil dan segera pergi secepat kilat.     

Kemudian dia membaur masuk di dalam keramaian lalu lintas. Saat mobil polisi melewatinya, mereka hanya melirik sekilas ke arah mobil Xiaopian lalu mengalihkan pandangannya ke arah yang lain.     

Sudut mulut Xiaopian tampak tersenyum dingin. Dia sangat menyayangkan karena tidak bisa membunuh bajingan itu malam ini.     

Tiba-tiba ponselnya berdering dan ada panggilan masuk. Saat melihat nomor yang ditampilkan di layar ponselnya itu, Xiaopian langsung menekan bibirnya lalu mengangkat telepon itu, "Tuan Mo, kenapa hari ini kamu tiba-tiba ingin meneleponku?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.