Sentuhan Dendam Penuh Gairah

Siapa yang Lebih Hebat? (1)



Siapa yang Lebih Hebat? (1)

0Semua layar komputer menjadi hitam secara bersamaan.     
0

Saat itu juga Gu Xiaoran mengeluarkan ponselnya dan dengan cepat mengirim pesan singkat kepada Mo Qing, [Apakah kamu yang melakukannya?]     

Tanpa Gu Xiaoran harus menjelaskan apapun, Mo Qing sudah mengerti apa yang dia maksud. Karena sebelumnya Mo Qing sudah melihat foto-foto yang diambil oleh Gu Xiaoran menggunakan ponselnya.     

Dengan cepat Mo Qing langsung membalas pesan dari Gu Xiaoran tersebut, [Bukan aku, cepat hapus foto-foto yang kamu ambil sejak aku bersamamu selama dua hari lalu di Teluk Selatan!]     

Gu Xiaoran menekan bibirnya dengan ringan, kemudian dia pun segera menghapus pesan dan juga menghapus foto-foto yang tersimpan di ponselnya.     

Gu Xiaoran sudah menyimpan dan menyembunyikan foto-foto ini di tempat lain. Jadi orang yang memiliki kemampuan yang hebat tidak akan mungkin bisa menemukannya, kecuali orang tersebut mengetahui tempat foto itu disembunyikan.     

***     

Xu Honghai dan rombongannya melakukan kunjungan ke Desa Quping untuk melakukan pemeriksaaan.     

Tepat setelah hujan lebat, bukit itu menjadi rapuh, sehingga bebatuan yang ada di bagian atas bukit terus berjatuhan.     

Keempat kendaraan rombongan Xu Honghai itu melintasi jalan perbukitan dengan hati-hati. Karena kondisi jalan yang membahayakan, sangat sedikit orang luar yang datang ke Desa Quping. Sehingga kedatangan rombongan Xu Honghai itu langsung menarik perhatian penduduk desa.     

Karena program pembangunan jalan telah tertunda selama beberapa tahun, dan petisi Kakek dan Nenek Liu telah dihalangi bahkan mereka sempat dipenjarakan, kini penduduk desa menjadi semakin tidak ramah kepada pemerintah.     

Sehingga saat penduduk Desa Quping melihat rombongan orang-orang yang berseragam itu datang ke desa mereka, mereka sama sekali tidak peduli.     

Xu Honghai berjalan di depan dan memimpin rombongannya menghampiri penduduk desa yang saat itu kebetulan bertemu dengannya.     

"Permisi, kami dari Biro Keamanan Publik Seoul, kami ke sini untuk melakukan penyelidikan tentang kondisi dan situasi yang ada di desa ini."     

"Bukankah pekerjaan Biro Keamanan Publik adalah menangkap penjahat? Kami tidak memiliki kejahatan di sini. Jadi apa yang harus diselidiki?" Penduduk desa Quping tersebut bersikap acuh tak acuh terhadap Xu Honghai.     

Meskipun penduduk desa tidak banyak membaca, tapi mereka tahu bahwa program pembangunan jalan ini tidak berada di bawah tanggung-jawab Biro Keamanan Publik.     

Saat mendapatkan respon yang seperti itu dari warga desa Quping, Xu Honghai pun merasa kesal, seolah dia telah memukulkan tangannya pada paku.     

Pemimpin Tim yang mengikutinya segera melangkah maju dan menyerahkan sebatang rokok, "Kami di sini bukan untuk menangkap penjahat, kami di sini untuk bersimpati dengan semua orang di desa ini."     

"Kami hanya perlu jalan itu diperbaiki dan memperkuat tebing bukit itu sehingga kehidupan kami lebih sejahtera. Kami membutuhkan simpati." Penduduk desa itu tidak mengambil rokoknya.     

"Jalan itu akan segera diperbaiki."     

"Kalian sudah mengatakan ini bertahun-tahun yang lalu, tapi tidak ada siapapun yang datang untuk memperbaikinya." Penduduk desa tersebut tidak percaya pada ucapan rombongan Xu Honghai, kemudian salah satu penduduk desa Quping yang lain tiba-tiba ada yang ikut bicara, "Jika tidak ada apa-apa, aku akan pergi bekerja."     

"Saudaraku, tunggu, aku ingin bertanya sesuatu."     

"Sesuatu apa?"     

"Beberapa hari ini, apakah ada orang yang datang ke sini?"     

"Ada."     

Mata Xu Honghai tiba-tiba tampak berbinar, "Siapa?"     

"Kalian."     

Sudut mulut Xu Honghai seketika langsung berkedut.     

Kemudian pemimpin tim itu berkata dengan tergesa-gesa, "Selain kami, apakah ada orang lain yang juga datang ke sini?"     

"Siapa lagi yang mau datang ke tempat kami?"     

Xu Honghai mengumpat di dalam hati. Kemudian dia pun mengedipkan mata kepada orang-orang di belakangnya. Xu Honghai meminta mereka untuk menemukan seseorang untuk ditanyai.     

Sedangkan Xu Honghai sendiri berbicara ini dan itu kepada salah satu penduduk desa itu untuk menarik perhatian, "Karena badai ini, semua orang rugi banyak, kan?"     

"Memangnya apa masih ada kemungkinan kami tidak akan mengalami kerugian?" Kata penduduk desa itu.     

"Siapa orang yang paling kesulitan di desa ini?"     

"Tentu saja itu Kakek Liu."     

"Di mana kebun anggur milik Kakek Liu?"     

Penduduk desa tersebut menunjukkan ke lokasi kebun anggur milik Kakek Liu kepada Xu Honghai.     

Kemudian Xu Honghai berjalan menuju ke kebun anggur milik Kakek Liu, dan pada saat itu dia melihat Kakek Liu dan istrinya sedang mengumpulkan jerami dari teralis anggur.     

"Kakek Liu."     

Sebelumnya Kakek Liu belum pernah bertemu Xu Honghai, tetapi ketika dia melihat seragam yang dipakai oleh Xu Honghai, Kakek Liu langsung bersikap acuh dan tidak peduli dengan kedatangan Xu Honghai ke kebunnya.     

"Anggurnya terlindungi dengan baik." Xu Honghai menyentuh buah anggur yang tumbuh dengan baik.     

Seorang kakek tua dan nenek buta tidak mungkin menangani badai hujan yang begitu deras tanpa ada yang membantu, jika tidak anggur-anggur ini pasti sudah rusak.     

"Berkat bantuan para penduduk desa."     

"Hujan badai datang begitu tiba-tiba, biasanya penduduk desa sibuk menyelamatkan kebunnya masing-masing. Mana sempat membantu kebun orang lain, apa bukan karena dibantu orang baik yang datang dari luar desa?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.