Sentuhan Dendam Penuh Gairah

Siapa yang Lebih Hebat? (2)



Siapa yang Lebih Hebat? (2)

0"Di tempat kami ini, bahkan orang di desa kami sendiri tidak bisa keluar saat badai datang. Mana mungkin ada orang dari luar yang datang ke desa kami."     
0

Wajah Xu Honghai tampak muram, namun dia berusaha untuk tidak ingin mengatakan yang sebenarnya.      

Kemudian Xu Honghai mendongakkan kepalanya dan melihat Xiaolan yang sedang berjalan sambil memegang rumput alang-alang. Dia merasa sedikit tidak asing dengan wanita ini, dia merasa seolah-olah pernah melihatnya di suatu tempat.     

Pemimpin tim melihat Xu Honghai menatap Xiaolan dan berkata, "Gadis itu bekerja di supermarket kecil di Jalan Utara, namanya Xiaolan."     

"Kamu kenal dengannya?"     

"Saya tinggal di Jalan Utara dan sering membeli rokok di supermarket kecil itu."     

"Pergi dan tanya padanya."     

"Xiaolan!" Pemimpin tim memanggil Xiaolan.     

"Pimpinan Wang, mengapa kamu ada di sini?" Xiaolan tampak terkejut.     

"Aku ke sini bersama atasan karena bersimpati kepada penduduk desa."     

"Benar-benar baik hati." Xiaolan tidak mengatakan apa yang ada di dalam hatinya, karena dia tidak berani menyinggung Pimpinan Wang. Sehingga dia pun menutupinya dengan senyuman.      

"Kamu tidak pergi bekerja hari ini?"     

"Aku sudah meminta cuti."     

"Kamu baru pulang hari ini?"     

"Baru kemarin aku pulang."     

Xu Honghai dan Pemimpin Tim bertukar pandang.     

"Hujannya sangat deras kemarin, bagaimana kamu bisa kembali?"     

"Aku pulang disaat belum hujan."     

"Belum hujan?" Pemimpin Tim sedikit kecewa.     

"Tidak hujan dan ini bukan akhir pekan, mengapa kamu tiba-tiba berpikir untuk kembali?" Xu Honghai tidak percaya, dia menatap wajah Xiaolan tanpa mengalihkan pandangannya sedikitpun.     

"Anggur kami hampir matang, dan setiap hari saya selalu memperhatikan ramalan cuaca. Ketika saya tahu akan ada badai dan hujan lebat, saya segera pulang lebih awal."     

"Apakah kamu mengendarai kendaraan sendirian?"     

"Anda suka bercanda, saya hanyalah perempuan pekerja, mana bisa punya mobil."     

"Lalu siapa yang mengantarkanmu pulang?"     

"Sejak ada yang meninggal beberapa waktu lalu di jalan itu, tidak ada kendaraan yang berani melewatinya. Aku ke sini dengan menumpang kendaraan orang untuk keluar dari kota, lalu masuk ke desa dengan jalan kaki."     

"Jalan kaki 20 kilometer?"     

"Kami tidak memiliki akses jalan yang baik di sini. Ketika anggur sudah matang, kami akan memetiknya dan segera menjualnya, dan begitulah cara kami keluar dari desa."     

Satu jam yang lalu, Zhuo Ran yang telah mengantar Kakek Liu pulang, datang ke desa dan menemui Xiaolan. Zhuo Ran mengatakan kepada Xiaolan bahwa ada seseorang yang telah mengambil foto kondisi desa dan mengambil risiko dengan menyebarkannya hingga menjadi heboh. Jadi jalan ini pasti akan segera diperbaiki. Tapi orang yang mengambil foto itu bisa saja saat ini dalam situasi yang bahaya.     

Xiaolan telah bekerja di Seoul selama tiga tahun, sehingga dia memiliki pengetahuan yang luas. Setelah mendengarnya hal ini, dia langsung mengerti.     

Jika ada seseorang yang mengekspos situasi desa kepada publik. Setelah foto tersebar luas, pasti menciptakan opini publik yang kuat.     

Dengan begitu para pejabat tinggi pasti akan berusaha meredam opini publik dengan segera menyelesaikan permasalahan yang ada di Desa Quping.     

Tetapi orang-orang yang menyebarkan foto dan membuat opini publik pasti akan mendapat masalah.     

Jadi, karena itulah ketika Xiaolan melihat Biro Keamanan datang ke desa, dia langsung berpikir bahwa mereka ada di sini untuk melakukan penyelidikan pada seseorang yang telah mengambil foto desa Quping dan menyebarkannya kepada publik.     

Mendengar cara bicara dua orang ini, Xiaolan merasa bahwa mereka datang ke desa untuk mencari seseorang, semua orang-orang yang datang ke desa akan menjadi dicurigai.      

Meskipun dia tidak tahu siapa yang mengambil foto itu, tetapi Gu Xiaoran kemungkinan akan dicurigai karena telah mengantarkannya pulang. Jadi karena itulah Xiaolan tidak mungkin tidak membalas budi ke Gu Xiaoran apalagi membuatnya terlibat dalam suatu masalah.      

Xiaolan mengatakan dengan ibu dan adiknya kalau dirinya pulang saat belum hujan. Dengan begitu dia langsung menghapus tentang Gu Xiaoran yang telah mengantarnya pulang.      

Orang-orang di desa, termasuk juga di Xiaolan dan Kakek Liu tahu bahwa tadi malam ada seseorang yang datang ke desa.      

Kakek Liu dan Xiaolan tutup mulut, jadi Xu Honghai dan yang lainnya tidak menemukan apapun meski sudah bertanya kepada semua orang di desa itu.      

Pemimpin Tim bertanya dengan tenang, "Mungkinkah mereka mengambil foto secara diam-diam, tanpa memberi tahu penduduk desa?"     

Xu Honghai berpikir sejenak, kemudian dia bertanya, "Apakah kamu tahu di mana Xiaolan tinggal?"     

"Dia menyewa rumah di sebuah komplek di Jalan Utara."     

"Setelah kamu kembali, pergilah ke supermarket kecil tempat Xiaolan bekerja dan tanyakan kapan dia pulang kerja kemarin. Setelah itu pergi ke kediamannya lalu tanyakan kapan dia pergi."     

"Baik!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.