Sentuhan Dendam Penuh Gairah

Menyingkir Dari Si Brengsek Mo Qing



Menyingkir Dari Si Brengsek Mo Qing

0"Tahun ini keuangan keluarga Cheng sedang menurun, sehingga mereka menurunkan biaya produksi kain dalam bisnis fesyen yang mereka jalankan, bahkan mereka juga menjual kain di bawah standar sebagai produk mereka yang paling bagus. Beberapa saat yang lalu kualitas kain yang mengecewakan itu akhirnya terungkap, sehingga reputasi mereka terancam. Kini keluarga Cheng ingin mengambil keuntungan dari proyek perencanaan keluarga Mo untuk mengembalikan reputasinya. Meskipun ini adalah permintaan yang sangat tidak masuk akal, tapi Ayahku setuju demi hubungan antara kedua keluarga bisa tetap terjalin dengan baik."     
0

Setelah mendengarkan penjelasan dari Mo Qing, Gu Xiaoran pun segera menelepon Hua Zi, "Hua Zi, apa kamu sudah menerima proposal perencanaan dariku?"     

"Sudah, tapi aku tidak bisa mengajukan proposal perencanaan ini."     

"Bagus."     

"Hah?"     

"Aku sedang di luar sekarang, saat aku kembali ke Seoul, aku akan mengambil proposal perencanaan itu."     

"Oke, hubungi aku ketika kamu kembali dan aku akan mengirimkannya kepadamu."     

"Oke!"     

Gu Xiaoran menutup telepon dan melihat Mo Qing yang sedang tersenyum kepadanya.      

"Kenapa?"     

"Sudah mengirimkan sesuatu, tetapi memintanya kembali, bukankah suatu hal yang memalukan?"     

"Jika aku memberikan proposal perencanaan ini kepada Cheng Peini, itu tidak hanya memalukan, tapi itu penghinaan." Gu Xiaoran berkata seperti itu sambil menekan sudut mulutnya, dia menahan amarahnya. Bagaimana mungkin proposal yang sudah aku kerjakan dengan susah payah itu hanya untuk mengembalikan reputasi Cheng Peini 'sampah' itu? Batin Gu Xiaoran kesal.     

Gu Xiaoran bergumam lalu dia melanjutkan, "Kamu sengaja membiarkan Cheng Peini menolak proposal perencanaan yang aku buat?"     

Untuk menjatuhkan Gu Xiaoran, Cheng Peini sama sekali tidak membaca proposal perencanaan yang milik Gu Xiaoran dan bahkan dia langsung mengusir Gu Xiaoran begitu saja.     

Mo Qing pasti mengetahui hal itu, namun dia tetap mengabaikannya. Apakah mungkin Mo Qing memang sengaja pergi supaya aku menyerahkan proposal perencanaan milikku itu kepada Cheng Peini? Batin Gu Xiaoran.     

"Aku tidak sebodoh itu."     

"Kenapa kamu tidak menyuruhku pergi saja? Tapi malah membuatku menderita dengan sikap Cheng Peini yang seperti itu kepadaku?"     

"Jika aku menyuruhmu pergi, bukankah kamu pasti akan mengatakan kalau aku menyalahgunakan otoritasku untuk menindasmu?"     

"Tentang hal ini, sepertinya kamu juga pernah melakukannya sebelumnya."     

Gu Xiaoran ingat bahwa Mo Qing pernah membuat dirinya pulang kembali ke tanah airnya saat dia tinggal di Amerika Serikat. Gu Xiaoran masih merasa kesal saat dia mengingat kejadian itu.     

Mo Qing merasa Gu Xiaoran sedang terlihat tidak senang. Kemudian Mo Qing pun tiba-tiba meraih pergelangan tangan Gu Xiaoran, lalu mendorongnya hingga tubuh Gu Xiaoran menempel pada pintu mobil, "Gu Xiaoran, katakan yang sebenarnya, apakah kamu cemburu?"     

"Cemburu? Cemburu karena kamu dengan Cheng Peini?"     

"Tidak?"     

"Tidak." Gu Xiaoran langsung menyangkalnya.     

"Benarkah?" Perlahan Mo Qing semakin mendekatinya dan nada suaranya terdengar ambigu.     

"Benar, aku serius."     

"Karena tidak cemburu, kalau begitu kita bisa…" Tangan Mo Qing langsung meluncur ke bagian bawah tubuh Gu Xiaoran. Lalu dengan dengan suaranya yang lembut dan menggoda dia berkata, "Tempat ini memiliki pemandangan yang bagus, dan tidak ada siapapun di sekitar sini, bagaimana kalau kita…"     

Seketika bulu kuduk di seluruh tubuh Gu Xiaoran langsung berdiri, kemudian dia pun segera meraih tangan Mo Qing yang mulai tidak meraba-raba tubuhnya. Dan Gu Xiaoran pun mulai mengambil ancang-ancang untuk menyerang titik vitalnya.     

Dengan cepat kedua kaki Mo Qing langsung menutup, sehingga kaki Gu Xiaoran hendak menendang itu langsung terjepit. Kemudian Mo Qing meraih dagu Gu Xiaoran dan mencium Gu Xiaoran dengan arogan, namun juga penuh dengan kelembutan.      

Mo Qing menciumnya cukup lama, sehingga Gu Xiaoran berpikir bahwa Mo Qing benar-benar ingin melakukan hal itu di sini, tapi tiba-tiba gerakannya berhenti seketika.      

Gu Xiaoran pun langsung membuka matanya dan melihat Mo Qing menatapnya dengan senyuman yang menggoda, dan tanpa ada hasrat apapun tersemat di mata hitamnya.     

Ketika sadar kalau Mo Qing hanya ingin mempermainkannya, Gu Xiaoran pun merasa kesal. Kemudian dia pun langsung mendorongnya dengan kasar. Setelah itu Gu Xiaoran masuk ke dalam mobil dan menutup pintu mobil dengan keras.      

Saat mendengar suara pintu mobil terkunci, Mo Qing tiba-tiba sadar apa yang akan Gu Xiaoran lakukan. Dengan cepat Mo Qing pun langsung berteriak, "Gu Xiaoran, buka pintunya."     

Gu Xiaoran hanya meliriknya melalui kaca mobil. Kemudian dia menyalakan mesin mobil dan segera menginjak pedal gas, mobil pikup yang menyeret mobil Yu Fei itu pun langsung melaju dengan cepat.      

Dengan kesal Gu Xiaoran memandang Mo Qing yang dia tinggal itu melalui kaca spion.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.