Sentuhan Dendam Penuh Gairah

Pertemuan Tak Terduga (6)



Pertemuan Tak Terduga (6)

0Gu Xiaoran berusaha menyembunyikan tangannya di belakang punggungnya, dia tidak ingin lagi melihat tangannya yang melepuh, "Ada perlu apa?"     
0

Di sisi lain, Mo Qing menutup pintu kamar dan berjalan mendekati tempat tidur.     

"Sudah larut malam, kamu masih belum tidur?" Karena tangan dan kakinya terasa sakit, Gu Xiaoran ingin tidur lebih awal supaya bisa membuat tangan dan kakinya terasa sedikit lebih nyaman.     

Mo Qing menatap Gu Xiaoran dengan tatapan curiga, lalu dia pun duduk di samping tempat tidur.     

"Aku mau tidur." Gu Xiaoran meringkuk ke samping, dia bersikap acuh dan ingin Mo Qing cepat-cepat pergi dari sini.     

"Hm…" Mo Qing hanya menanggapinya dengan bergumam dan tidak ada niat untuk keluar dari kamar.     

"Kamu tidak ingin keluar?"     

Mo Qing melihat Gu Xiaoran dengan tatapan curiga. Bahkan Mo Qing tidak menjawab pertanyaan Gu Xiaoran dan dia justru perlahan mulai mendekatinya.     

"Kamu tidak akan tidur di sini, kan?"     

"Menurutmu bagaimana?"     

"Tidak, kamu tidak boleh tidur di sini."     

"Tidak ada kamar lain lagi di sini, jadi jika aku tidak tidur di sini, di mana lagi aku akan tidur? Lagi pula, kapan aku membutuhkan tempat tidur terpisah?" Napas Mo Qing yang hangat berhembus ke telinga Gu Xiaoran.     

Gu Xiaoran meringkukan wajahnya, dia tidak menyangka bisa bertemu dengan Mo Qing di sini. Selama beberapa hari ini Mo Qing tidak bertemu dengan Gu Xiaoran.      

Karena saat ini telah bertemu, Mo Qing ingin menghabiskan waktu dengannya.     

Dia menganggapku apa? Batin Mo Qing.     

Mo Qing duduk di sisi samping tempat tidur, sehingga tidak ada celah bagi Gu Xiaoran untuk pergi dari sana. Kemudian Gu Xiaoran mencoba merangkak untuk melompat dari tempat tidur.      

Tapi tiba-tiba pergelangan kaki Gu Xiaoran dicengkeram oleh Mo Qing dengan erat. Kemudian Gu Xiaoran diseret kembali dengan kuat olehnya.      

Gu Xiaoran berusaha meraih ujung tempat tidur dan menendang Mo Qing dengan keras. Namun Mo Qing menghindari tendangan itu dan menahan kaki Gu Xiaoran dengan erat.     

Gu Xiaoran berusaha sekuat tenaga untuk melepaskan cengkraman tangan Mo Qing yang menahan kakinya, namun dia tidak bisa melepaskan diri darinya. Dengan ekspresi wajahnya yang muram Gu Xiaoran berkata kepadanya, "Mo Qing, jika kamu berani menyentuhku, aku akan…"     

Tiba-tiba Gu Xiaoran merasakan rasa sakit yang menyengat terasa di telapak kakinya. Seketika Gu Xiaoran pun langsung menoleh dan melihat Mo Qing memegangi kakinya dan tangannya yang satunya memegang jarum yang baru saja ditarik dari telapak kaki Gu Xiaoran yang melepuh. Saat itu juga cairan bening mengalir melalui lubang bekas tusukan jarum itu.      

Kemudian Mo Qing menggunakan sapu tangan yang bersih untuk menekan cairan yang ada di dalam kulit Gu Xiaoran yang melepuh itu.     

Seketika Gu Xiaoran pun langsung terdiam karena menahan sakit yang dia rasakan.     

"Ada apa?" Mo Qing mendongakkan kepalanya untuk melihat Gu Xiaoran, saat itu juga Mo Qing justru tersenyum mengejek. Mo Qing bertanya dengan suaranya yang begitu lembut dan tidak dibuat-buat.      

"Aku akan memukulmu." Wajah Gu Xiaoran sedikit muram.     

"Hal yang paling beracun adalah perasaan wanita!" Jarum yang ada di tangan Mo Qing itu kembali menusuk kulit Gu Xiaoran yang melepuh.     

"Memang iya, aku punya hati seperti ular yang pendendam. Jadi jika kamu menjauh dariku…aduh, apa kamu ingin menusukku sampai mati?" Gu Xiaoran pun berteriak kesakitan.     

Tangan Mo Qing tiba-tiba menekan kulitnya yang melepuh. Karena menahan rasa sakit di telapak kakinya, Gu Xiaoran pun kembali menelan kalimat yang hendak dia katakan.     

"Jika ada lagi yang mau katakan, katakan saja."     

Gu Xiaoran bergumam kesakitan, lalu dia pun menatap Mo Qing dengan tatapan tajam. Karena tidak ingin lebih menderita lagi, akhirnya Gu Xiaoran memilih untuk diam.     

Saat mengeluarkan cairan yang ada di dalam kulitnya yang melepuh itu, jika hanya memeras cairan lepuh dari kulit luar, proses itu tidak akan terlalu menyakitkan. Namun ketika bagian kulit yang melepuh itu terbuka dan bagian daging halus di dalamnya tersentuh, rasanya akan terasa sangat menyakitkan.     

Mo Qing menyentuh kulit Gu Xiaoran yang terkelupas agar membuatnya merasa kesakitan. Dengan begitu Gu Xiaoran berhenti berkata-kata kasar lagi kepadanya, dan Mo Qing juga berhenti membuat Gu Xiaoran merasa kesakitan.     

Mo Qing dengan terampil mengobati kulit kaki Gu Xiaoran yang melepuh, setelah itu Mo Qing menarik tangan Gu Xiaoran dan mulai mengobati luka di tangannya.     

Tangan Gu Xiaoran tidak hanya lecet dan melepuh, tetapi juga ada beberapa duri kecil yang bersarang di tangannya.     

Kedua tangan Gu Xiaoran yang seputih salju itu kini dipenuhi luka merah-merah yang mengerikan.     

Mo Qing merasa kasihan saat melihat lukanya dan tanpa sadar dia pun mengerutkan keningnya.     

Saat Gu Xiaoran diadopsi keluarga Gu, hampir semua pekerjaan rumah dia yang melakukannya. Ketika memotong sayuran, tangannya juga seringkali tidak sengaja teriris. Karena hanya cedera kecil, dia bisa menanganinya sendiri.     

Pada saat itu, Tianlei masih kecil dan kepribadiannya masih kasar. Sehingga dia juga tidak terlalu memperhatikan hal-hal kecil seperti ini. Jadi tentu saja, tidak ada yang akan merasa kasihan kepada Gu Xiaoran.     

Gu Xiaoran bisa merasakan tatapan belas kasihan di mata Mo Qing. Dan tatapan mata itu pernah dia rasakan dalam mimpinya.     

Di mimpinya itu Gu Xiaoran sedang terluka, dan Raja yang terlihat kejam itu membawanya ke dalam pelukannya, dan pada saat itu Gu Xiaoran bisa merasakan belas kasihan darinya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.