Sentuhan Dendam Penuh Gairah

Tidak Perlu Berterima Kasih



Tidak Perlu Berterima Kasih

0Gu Xiaoran memperhatikan Xie Baoling yang sudah pergi dan dia baru bisa menghela napas lega, "Untungnya kamu datang tepat waktu, kalau tidak, aku tidak tahu harus berbuat apa."     
0

"Kamu bodoh, katakan saja dia anakku. Jika sudah begitu, apalagi yang bisa dia lakukan padamu?"     

Gu Xiaoran menekan bibirnya, Gu Xiaoran tahu bahwa Xie Baoling hanya berpura-pura bingung dan mudah dibodohi, tetapi sebenarnya dia cerdas dan licik seperti iblis.     

Bahkan meskipun Gu Xiaoran mengatakan bahwa anak itu bukan anaknya, Xie Baoling tidak akan mudah percaya padanya.     

Di belakang rak melalui celah tumpukan barang, Mo Qing melihat Gu Xiaoran menghela napas lega. Kemudian dia melihat Yu Fei yang sedang menggendong Xiaohan, seketika dia merasakan ada perasaan yang tak bisa dijelaskan.     

Dalam benaknya Mo Qing ingin sekali bisa mengakui Xiaohan sebagai putranya dan bisa hidup bahagia di sisinya.     

***     

"Kakek, aku kembali."     

"Ayah, aku juga kembali."     

Ketika Gu Xiaoran dan Yu Fei memasuki pintu, mereka mendengar suara tertawa dari Kakek Mu, "Xiaoran dan Yu Fei sudah datang."     

Kemudian Mu Hua berjalan menghampiri mereka, "Hai!"     

"Oh, Mu Hua si orang yang selalu sibuk, mengapa kamu datang lebih cepat hari ini?" Tanya Yu Fei sambil tersenyum, dia tidak menyangka Mu Hua datang secepat ini.     

"Kakekku ingin bermain catur dengan Tuan Yu, dan aku sedang tidak ada kegiatan hari ini, jadi aku dan kakek datang lebih awal datang."     

Gu Xiaoran mengepalkan tangannya yang kecil itu dan meninju dada Mu Hua sambil bercanda, "Setelah beberapa hari bepergian, kamu menjadi lebih kuat."     

Mu Hua pun tersenyum, lalu dia mengulurkan tangannya untuk menggendong Xiaohan, "Sayang, pasti kamu sudah merindukan Ayah angkatmu ya."     

Begitu melihat Mu Huan, Xiaohan langsung melambai-lambaikan tangan kecilnya dengan sangat senang.     

Gu Xiaoran merasa senang saat melihat tingkah Xiaohan seperti itu saat melihat Mu Hua, kemudian dia pun dengan perasaan tenang berkata, "Aku akan memasak."     

"Aku akan membantumu."     

"Aku juga." Kata Mu Hua sambil menggendong Xiaohan dan berjalan mengikuti mereka.      

"Di dapur akan sangat panas, jadi jangan ikut, tetaplah bersama Xiaohan." Kata Yu Fei sambil mendorong Mu Hua keluar.     

Gu Xiaoran adalah seorang juru masak yang handal, dengan bantuan Yu Fei, hanya dalam waktu yang singkat makanan sudah bisa disajikan di atas meja.     

Mu Hua menggendong Xiaohan di atas kepalanya sembari berkata dengan penuh semangat, "Ayo makan."     

Xiaohan pun tertawa 'Terkikih'.     

Gu Xiaoran membayangkan adegan yang dilakukan oleh Mu Hua kepada Xiaohan ini bisa dilakukan oleh Mo Qing. Saat memikirkan hal itu, seketika dia merasa terharu.     

Jika Xiaohan bisa memiliki sosok seorang ayah di sisinya, dia pasti akan jauh lebih bahagia. Ketika memikirkan hal itu, dada Gu Xiaoran tiba-tiba terasa sesak.     

Setelah selesai makan, Xiaohan pun tertidur.     

Saat itu Gu Xiaoran duduk di dekat jendela, dia melihat tanaman begonia yang ada di luar jendela, namun dalam benaknya dia membayangkan sosok Mo Qing yang menemani Xiaohan.     

Selama satu setengah tahun penuh dia tetap tidak bisa menahan gejolak perasaannya terhadap Mo Qing, apa yang dilakukan Mo Qing selalu membuat gejolak perasaan di lubuk hatinya.      

Gu Xiaoran tersenyum sinis terhadap dirinya sendiri, dan dalam hati dia berkata, Gu Xiaoran, kamu benar-benar tidak berguna.     

"Xiaoran, kamu hanya makan sedikit hari ini, apakah kamu sedang tidak enak badan?"     

Mu Hua tiba-tiba datang menghampiri Gu Xiaoran, lalu dia mengulurkan tangannya dan menyentuh dahi Gu Xiaoran. Dia memastikan suhu tubuh Gu Xiaoran normal, setelah itu dia memeriksa denyut nadi di pergelangan tangannya.      

"Aku baik-baik saja, aku hanya tidak terlalu lapar."     

Mu Hua tidak melihat tanda-tanda Gu Xiaoran sedang sakit, sehingga dia meregangkan alis tebalnya dan merasa sedikit lega.     

Gu Xiaoran menatap Mu Hua dengan lembut dan menghela napas panjang. Dalam benaknya dia berkata pada dirinya sendiri. Mengapa dia bukan orang pertama yang aku temui setelah bisa saling memahami perasaan antara pria dan wanita.     

Meskipun Mu Hua bukan orang yang romantis, namun dia adalah pria yang sangat bertanggung jawab.     

"Saat pulang kali ini, berapa hari kamu akan tinggal di sini?"     

"Seminggu lebih. Akhir-akhir ini kamu sudah merawat Kakekku, terima kasih!"     

Mu Hua merasa menyesal karena dia sangat sering bepergian. Bahkan ketika dia kembali, dia selalu datang dan pergi dengan tergesa-gesa.      

Selama ini Gu Xiaoran sangat sibuk di tempat kerja, namun dia masih sempat meluangkan waktu untuk menjenguk kakeknya dari waktu ke waktu.     

"Aku hanya mampir untuk menjenguknya, aku tidak melakukan apa-apa, karena biasanya Bibi Zhang yang merawat Kakek Mu."     

Mu Hua pun tersenyum. Hubungan antara mereka sangat dekat, dan sepertinya tidak perlu mengucapkan kata 'Terima kasih' di antara mereka.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.