Sentuhan Dendam Penuh Gairah

Orang yang Menjijikan (2)



Orang yang Menjijikan (2)

0Cheng Peini mendongakkan kepalanya dengan malas dan menolak untuk berjabat tangan dengan Gu Xiaoran.      
0

Hua Zi terkejut saat melihat sikap Cheng Peini yang arogan seperti itu.     

Kemudian Gu Xiaoran tersenyum tipis dan menarik tangannya kembali. Gu Xiaoran sama sekali tidak menunjukkan kesan canggung dalam keadaan seperti ini, sehingga membuat orang lain menggap bahwa Cheng Peini memiliki sikap yang arogan.      

"Ini Nona Gu Xiaoran, salah satu dari tiga orang teratas yang telah terpilih untuk memasuki pemeriksaan akhir." Hua Zi menahan ketidaksenangannya dan memperkenalkan Gu Xiaoran lagi. Dia sengaja menambahkan kata 'Tiga teratas' untuk mengingatkan Cheng Peini bahwa dia adalah orang kunci yang dipilih oleh perusahaan dan bukan orang yang bisa diperlakukan dengan sembarangan.     

Cheng Peini melihat kursi kulit yang ada di seberang meja dengan tatapan yang dingin sembari berkata, "Duduklah."     

Kemudian Gu Xiaoran pun tersenyum lembut pada Hua Zi dan duduk di kursi kulit yang ada di sebelahnya.     

Hua Zi sedikit membungkukkan badannya dan berkata, "Kalian berdua silakan gunakan waktu ini untuk membahasnya, aku akan keluar dulu."     

Setelah itu Hua Zi pun keluar ruangan dan menutup pintu kantor.     

Saat itu juga, Gu Xiaoran tahu bahwa perang antara dia dan Cheng Peini telah dimulai.     

Dengan tenang Gu Xiaoran mengeluarkan proposal perencanaannya dan menyerahkannya kepada Cheng Peini dengan kedua tangannya, "Nona Cheng, tolong lihat perencanaan yang aku buat terlebih dahulu. Setiap lembar, aku telah menyertakan anotasi dengan terperinci."     

Cheng Peini tidak melihat proposal yang ada di tangan Gu Xiaoran, tetapi dia justru menatap wajah Gu Xiaoran dengan tatapan yang sinis dan sama sekali tidak ditutup-tutupi.     

Gu Xiaoran juga tidak meletakkan proposal perencanaan dari tangannya, dia tetap mengangkatnya. Tanpa rasa takut dia melihat mata Cheng Peini yang sedang menatapnya dengan sinus, "Nona Cheng."     

"Singkirkan proposal perencanaanmu dulu, mari kita bicarakan hal lain dulu."     

"Eh?" Sejak memasuki kantor dan melihat ada Cheng Peini di sana, Gu Xiaoran sudah menduga bahwa dirinya akan dipersulit. Namun dia tidak menyangka Cheng Peini sama sekali tidak ingin melihat proposalnya.     

Meskipun Gu Xiaoran tidak tahu apa yang ingin dibicarakan oleh Cheng Peini, namun tidak sulit bagi Gu Xiaoran untuk memperkirakan bahwa yang akan dibahas oleh Cheng Peini itu pasti masih ada hubungannya dengan Mo Qing.     

"Aku akan membeli proposal perencanaanmu, tapi kamu harus pergi jauh dari Imperial Grup dan jangan mengganggu Mo Qing lagi." Cheng Peini melihat kukunya lagi dan berkata langsung berbicara pada intinya, "Berapapun yang kamu inginkan akan aku berikan."     

"Sangat sulit bagiku untuk mengucapkan kata-kata yang sama dua kali. Bukankah kamu juga akan merasa bosan?"     

"Jangan berpura-pura, kamu mengganggu Mo Qing bukankah untuk memasuki Imperial Grup? bukankah hanya untuk mendapatkan keuntungan darinya? Aku sudah sering melihat wanita seperti ini, yang hanya mengandalkan kecantikan mereka untuk dekat dengan orang kaya demi mendapatkan uang. Jadi kita tidak perlu menutup-nutupinya lagi."     

"Jika Tuan Mo mendengarmu bicara seperti ini, bagaimana pendapatnya terhadap Nona Cheng?" Ekspresi wajah Gu Xiaoran tidak berubah, "Aku datang untuk mengajukan proposal ini, sedangkan Nona Cheng memanfaatkan posisi ini untuk mengungkit masalah pribadi. Apakah kamu memiliki izin dari Tuan Mo untuk melakukan hal ini?"     

"Jangan libatkan Mo Qing untuk menekanku, dia bahkan tidak akan bertanya apa-apa tentang bisnis ini. Dengan posisi yang sekarang, setiap perkataanku yang aku ucapkan juga pasti memiliki pengaruh yang besar. Jika aku katakan kamu tidak lolos, maka kamu tidak akan diterima Imperial Grup."     

"Dari kata-kata Nona Cheng, tampaknya pemilik Imperial Grup adalah Nona Cheng, bukan Mo Qing."     

"Posisi pemilik Imperial Grup akan jadi milikku, cepat atau lambat."     

"Kalau begitu mari kita tunggu sampai kamu menjadi Nyonya dari Imperial Grup, dan baru kemudian memutuskan apakah aku akan diterima atau tidak."     

Gu Xiaoran tidak ingin membuang-buang waktu lebih lama lagi, apalagi hanya untuk melayani wanita yang tidak dapat dipahami seperti Cheng Peini. Sehingga dia pun mengambil proposal perencanaannya dan berkata, "Jika Nona Cheng tidak ingin melihat proposal perencanaanku, maka aku akan pamit pergi dulu."     

Gu Xiaoran pun keluar dari kantor, dan langsung berjalan menuju lift. Dia merasa tempat ini membuatnya kewalahan hingga dia hampir saja pingsan.      

Tidak lama kemudian Hua Zi keluar dari ruang santai dan melihat sosok Gu Xiaoran pergi dari sudut tangga. Hua Zi merasa ada yang aneh, dalam benaknya dia bertanya. Bagaimana mungkin proposal perencanaan setebal itu bisa dibaca dalam waktu sesingkat ini?     

Karena sikap Cheng Peini membuatnya gelisah, Hua Zi pun mengetuk pintu kantor Cheng Peini dan berkata, "Nona Cheng, Nona Gu Xiaoran itu barusan…"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.