Sentuhan Dendam Penuh Gairah

Apakah Kamu Kesepian?



Apakah Kamu Kesepian?

0Bar itu baru saja buka.     
0

Xiaopian duduk di bar seorang diri di dekat pintu sambil memegang segelas Konya Martell Cordon Bleu di tangannya dan perlahan menggoyangkan gelas itu dengan bosan.     

Kemudian Gu Xiaoran berjalan ke arahnya dan duduk di kursi kosong yang ada di sebelahnya, "Ada perlu apa memanggilku ke sini?"     

Pipi Xiaopian terlihat memerah karena sudah minum terlalu banyak.     

"Kalau tidak ada perlu apa-apa, apa aku tidak boleh memanggilmu ke sini?"     

"Kita belum cukup akrab untuk layak diajak minum bersama."     

Dalam momen yang jarang terjadi seperti ini, Xiaopian tersenyum dengan suasana hati yang baik, "Kamu mau minum apa?"     

"Martell." Gu Xiaoran tidak tahu trik apa yang akan dimainkan Xiaopian, tetapi karena dia sudah ada di sini, dia tidak ingin terlalu bersikap keras.     

Tidak lama kemudian pelayan bar segera menuangkan segelas Martell untuk Gu Xiaoran.     

Xiaopian menghabiskan segelas Martell dalam satu tegukan dan meminta pelayan untuk menuangkannya lagi.     

Melihat hal itu, Gu Xiaoran langsung mengerutkan keningnya, "Apa kamu biasanya minum sangat banyak seperti ini?"     

"Alkohol barang yang bagus." Xiaopian mengangkat alisnya dan menatap Gu Xiaoran yang memegang gelas itu dengan pandangannya yang mulai kabur, "Seberapa kamu ingat ketika kamu masih kecil?"     

"Aku tidak ingat." Gu Xiaoran secara tidak sadar menyembunyikan tentang ingatan itu.     

"Benar-benar tidak ingat apa-apa?"     

Hmmm…"     

"Tidak ingat? Betapa beruntungnya kamu, mengapa selalu kamu yang beruntung."     

"Kamu menyuruhku ke sini hanya untuk membicarakan hal ini?"     

"Kamu sudah tahu sesuatu tentang keluarga Mo dan keluarga Gu, mengapa kamu masih berada di pihak Mo Qing?"     

"Kamu juga tahu hal yang sama, kenapa kamu tidak ingin keluar?" Tanya Gu Xiaoran.     

"Keluar? Aku bahkan belum masuk sama sekali." Kata Xiaopian dengan sikapnya yang acuh tak acuh.     

"Jadi apa sebenarnya alasanmu menyuruhku ke sini?"     

"Jika aku bilang sekedar mengajakmu minum, apakah kamu percaya?" Xiaopian meminum Konyak Martell itu, lalu berhenti berbicara.      

Gu Xiaoran juga terdiam. Tidak satu pun dari mereka berbicara lagi.     

Setelah beberapa saat kemudian, Xiaopian yang sudah setengah mabuk, tiba-tiba bangkit dari kursinya dan pergi.     

Pada saat ini Gu Xiaoran benar-benar percaya bahwa Xiaopian memanggilnya datang ke sini hanya sekedar untuk menemaninya minum.     

Meskipun sepanjang malam Xiaopian tidak mengatakan apa-apa, tetapi Gu Xiaoran merasa bahwa Xiaopian juga merasa kesepian seperti dirinya.     

Tidak lama kemudian ponsel Gu Xiaoran berdering, ada sebuah panggilan telepon masuk. Gu Xiaoran pun langsung menekan tombol jawab, dan suara Mo Qing yang lirih mulai terdengar di telepon, "Kamu sedang apa?"     

"Minum alkohol!"     

"Sendirian?"     

"Dengan Qiqi." Gu Xiaoran memikirkan keadaan Xiaopian, kemudian dia pun bertanya, "Ziyan, apakah kamu pernah merasa kesepian?"     

Mo Qing terdiam sejenak, dan setelah beberapa saat kemudian dia bertanya.     

"Kamu di mana?"     

"Jueshi." Gu Xiaoran menyebutkan nama bar.     

"Jangan pergi dari sana dulu."     

Gu Xiaoran menghabiskan segelas Konyak itu dan menuang lagi untuk dirinya sendiri. Kemudian mendentingkan gelasnya ke botol dan berkata, "Ini untuk kesepian."     

Tiba-tiba ada seseorang yang meraih gelas itu dari tangannya. Seketika Gu Xiaoran pun langsung menoleh dan melihat Mo Qing meminum segelas konyak itu dalam sekali tenggak.      

Saat ini Gu Xiaoran sedang mabuk, sehingga pandangannya menjadi kabur. Dia memejamkan matanya lalu membukanya lagi, wajah yang sangat jernih dan tampan yang dia lihat di depannya itu masih tetap tidak menghilang.     

"Bagaimana kamu bisa ada di sini?" Gu Xiaoran bingung karena dia baru saja menutup telepon beberapa menit yang lalu.     

"Aku kebetulan berada di sekitar sini." Ketika Mo Qing selesai bekerja, biasanya dia menggunakan ponselnya untuk melacak lokasi Gu Xiaoran. Karena tahu lokasi Gu Xiaoran tidak jauh dari lokasinya berada, Mo Qing pun segera menghampirinya.      

Gu Xiaoran biasanya tidak minum dan tidak pergi ke bar. Jadi bisa dibilang, kejadian seperti ini sangat jarang terjadi.     

Saat ini Gu Xiaoran minum terlalu banyak, sehingga membuatnya mabuk. Gu Xiaoran pun tidak ingin terlalu memikirkan mengapa Mo Qing ada di dekatnya.     

Setelah meminum segelas, Mo Qing menuangkan dua gelas lagi dan kemudian melanjutkan minum segelas konyak masing-masing.      

"Kamu bertemu dengan Qiqi?"     

"Hmmm…"     

"Ada masalah apa?"     

Gu Xiaoran menggelengkan kepalanya, "Dia memanggilku hanya untuk minum tanpa mengatakan apa-apa. Ziyan, aku selalu mengira kalau aku membencinya, bahkan dendam kepadanya. Tapi ketika aku bersamanya, aku menyadari bahwa aku tidak membencinya sama sekali, bahkan aku ingin memeluknya dan bertanya padanya, apakah begitu sulit untuk mengakui adik perempuannya?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.