Sentuhan Dendam Penuh Gairah

Tidak Seharusnya Melihatnya



Tidak Seharusnya Melihatnya

0"Apakah kamu berpikir kita bisa melakukannya?" Meskipun Gu Xiaoran dan Yu Fei sama-sama sangat berbakat dan sudah memiliki prestasi yang baik ketika mereka berada di Amerika Serikat. Namun prestasi kecil yang mereka miliki itu sama lemahnya dengan butiran pasir di laut jika dihadapkan dengan perusahaan besar berskala internasional.     
0

"Aku percaya kamu bisa melakukannya." Hua Zi bisa melihat kegigihan di mata Gu Xiaoran. Meskipun mulutnya tidak mengatakan apapun, tetapi dia diam-diam sangat menghargainya.      

Karena Gu Xiaoran lebih mampu dalam perencanaan, maka Yu Fei dan Gu Xiaoran berdiskusi dan Gu Xiaoran bertanggung jawab tentang hal ini.     

Selama ini Gu Xiaoran tidak pernah membuat Hua Zi kecewa. Dengan sungguh-sungguh Gu Xiaoran membuat perencanaan yang matang dan bagus dalam waktu seminggu.     

Bahkan sejak dalam perekrutan pekerja, dia sudah bekerja keras habis-habisan hingga tuntas.     

Karena menyusun perencanaan ini, Gu Xiaoran tidak bisa bertemu Mo Qing selama sepuluh hari.     

Meski demikian, Gu Xiaoran sering melihat Mo Qing tampil di media massa dan berita.     

Meskipun pernikahan antara keluarga Mo dan keluarga Cheng berakhir karena Gu Xiaoran keluar masuk di kediaman keluarga Mo. Namun hubungan bisnis antara keluarga Mo dan keluarga Cheng semakin kuat.     

Gu Xiaoran hanya tersenyum saat mengetahui hubungan bisnis di antara kedua keluarga itu semakin kuat, dan dia juga tidak memasukmannya ke dalam hati.     

Kerja keras yang sudah Gu Xiaoran lakukan selama beberapa hari ini akhirnya berakhir, dan dia perlu bersantai untuk menghadapi wawancara keesokan harinya.     

Akhirnya Gu Xiaoran pun memutuskan berjalan-jalan sendirian menyusuri jalan batu di tepi sungai. Angin malam berhembus meniup pepohonan dan membuat suasana menjadi syahdu.      

Kemudian Gu Xiaoran duduk di bangku batu yang ada di bawah pohon sambil memandangi lampu jalan di seberang sungai.      

Tiba-tiba sebuah mobil Ferrari dengan kap terbuka berwarna merah berhenti tidak jauh dari rindangnya pepohonan.     

Sebuah suara yang tidak asing terdengar sampai ke telinga Gu Xiaoran, "Pulanglah."     

Dalam sekejap jantung Gu Xiaoran terasa seperti berhenti berdetak.     

Gu Xiaoran pun menoleh untuk melihatnya. Saat itu juga Gu Xiaoran melihat sosok Mo Qing yang bertubuh tinggi turun dari mobil.      

Di dalam mobil itu ada seorang wanita yang duduk di bangku pengemudi. Wanita itu terlihat masih sangat muda, dia mengenakan kamisol berwarna biru ketat yang membalut kulitnya yang mulus. Gu Xiaoran merasa tidak asing saat melihat wanita dengan gaya rambut bergelombang yang memanjang sampai bahu itu.     

Cheng Peini!     

Senyum di bibir Gu Xiaoran seketika laangsung menghilang dalam sekejap.      

"Kenapa aku tidak boleh mengantarmu pulang?" Kata Cheng Peini dengan tangannya yang ramping memegang setir mobil dan bersandar di kursi kemudi.     

"Kamu terlihat lelah, jadi pulanglah." Mo Qing melihat mobil Rolls-Royce yang perlahan mendekat.     

Saat Gu Xiaoran menatap sosok tinggi yang tidak asing itu, seketika tubuhnya langsung membeku.     

Cheng Peini mencondongkan tubuhnya mendekat ke arah Mo Qing, dengan sikap yang sangat ambigu Cheng Peini berkata dengan suaranya yang lirih, "Selama aku bisa membuatmu bahagia, aku tidak keberatan meskipun lelah."     

Kata-kata ini membuat orang lain yang mendengarnya merasa ambigu.     

"Kamu tidak ingin aku antar, apakah karena kamu memiliki wanita cantik itu?"     

Saat menyebutkan Gu Xiaoran, ekspresi wajah Mo Qing seketika langsung terlihat muram.     

"Mobilku sudah sampai di sini."     

"Tunggu." Cheng Peini memanggil Mo Qing yang sedang berjalan pergi, lalu dia berkata lagi, "Ada sesuatu yang lupa aku beritahu kepadamu."     

Mo Qing menghentikan langkahnya.     

Kemudian Cheng Peini menggerakkan jari telunjuknya sembari berkata, "Kemarilah."     

Mo Qing merasa sedikit ragu, tapi akhirnya dia kembali menghampirinya.     

Tiba-tiba Cheng Peini merangkulkan kedua tangannya yang indah itu ke leher Mo Qing.     

Dengan cepat Mo Qing segera melepaskan lengan Cheng Peini dari lehernya. Lalu dia melihat Cheng Peini dengan tatapan yang tajam dan penuh kemarahan.      

Cheng Peini menyematkan senyum menawan sambil berkata, "Aku sangat senang malam ini."     

Ketika melihat tingkah Cheng Peini yang seperti ini di depannya, Gu Xiaoran hanya bisa terdiam membatu. Pikirannya kosong dan sekujur tubuhnya terasa dingin.     

Gu Xiaoran ingin segera pergi dari sana, tapi kakinya sulit untuk bergerak. Kemudian dia memegang cabang tanaman yang berduri yang di dekatnya. Seketika telapak tangannya langsung tertusuk duri itu. Perihnya duri yang menusuk tangannya itu tidak sebanding dengan rasa sakit hati yang dia rasakan saat ini. Hatinya terasa begitu perih seolah teriris sebilah pisau.     

Kemudian Mo Qing masuk ke dalam mobil Rolls Royce yang berhenti di sampingnya. Pada saat menutup pintu mobil, sekilas dia melihat sosok Gu Xiaoran, lalu dia pun menoleh.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.