Sentuhan Dendam Penuh Gairah

Meminjam Baju



Meminjam Baju

Setelah mematikan kran dan tidak terdengar lagi suara air, Mo Qing mendengar suara isakan tangis yang ditahan.     

Mo Qing pun segera mengelap tubuhnya yang basah itu dengan handuk, lalu dia dan mengenakan mantel handuk. Tapi saat dia membuka pintu kamar mandi, suara isak tangis itu seketika langsung berhenti.     

Kemudian Mo Qing duduk di tepi tempat tidur dan dengan lembut mengusap Gu Xiaoran, "Kamu sedih kenapa?"     

Gu Xiaoran menggigit bibir bawahnya dan berpura-pura tidur.     

"Kalau sudah bangun, cepat pergi mandi, seluruh badanmu bau."     

Di ruangan ini Mo Qing tidak memiliki pakaian wanita, sehingga dia hanya mengambilkan kemeja bersih dan melemparkannya ke wajah Gu Xiaoran.     

Gu Xiaoran mengambil kemeja itu dan berlari ke kamar mandi dengan wajah canggung. Saat sebelum jatuh karena mabuk, meskipun muntah, namun Gu Xiaoran masih bisa sadar bagaimana dirinya menjadi begitu kotor.     

Saat ini Mo Qing duduk di atas tempat tidur yang besar sambil bersandar, saat melihat ke pintu kamar mandi, tiba-tiba perlahan dia menyipitkan matanya.     

Tidak lama kemudian Gu Xiaoran keluar dari kamar mandi sambil mengenakan kemejanya.     

Melihat penampilan Gu Xiaoran yang seperti itu, Mo Qing pun seketika langsung terdiam. Dia memperhatikan Gu Xiaoran dengan detail, namun tatapannya yang tajam itu terlihat menyematkan sedikit tatapan heran.      

Gu Xiaoran memegang pakaiannya yang baru dicuci, dan tangan lainnya menarik ujung kemeja yang dia kenakan itu dengan gelisah untuk menutupi pahanya. Namun kemeja itu tidak cukup untuk menutupi kakinya yang putih dan ramping itu. Selain itu, setelah mandi wajahnya juga terlihat bersih dan indah seperti bunga teratai.      

"Bolehkah aku meminjam celana, aku tidak nyaman jalan keluar dengan pakaian seperti ini."     

"Ini sudah larut, kamu masih mau pulang?" Tatapan Mo Qing menjadi lebih erotis ketika melihat penampilan Gu Xiaoran yang seperti itu.      

"Hmmm…"     

Kemudian Mo Qing meminjamkan celana jeans yang dia ambil dari loker di sampingnya. Karena pinggang Gu Xiaoran yang kecil, Mo Qing ragu apakah celananya akan muat dipakai Gu Xiaoran atau tidak, "Kemarilah."     

Dengan ragu, Gu Xiaoran berjalan ke sampingnya untuk mengambil celana itu.     

Saat melihat Mo Qing dari dekat, Gu Xiaoran merasa Mo Qing terlihat semakin tampan. Seketika Gu Xiaoran pun tidak bisa menahan dirinya.      

Mo Qing tiba-tiba menarik tangannya dan berkata, "Kamu sudah muntah di bajuku, tapi tidak mau bilang apa-apa?"     

Gu Xiaoran berdiri di tepi tempat tidur dan membungkukkan tubuhnya untuk mengambil celana. Ketika dia mencoba kembali berdiri dengan tegak, tiba-tiba dia kehilangan keseimbangan dan jatuh ke atas tempat tidur.     

Tanpa sengaja bibir Gu Xiaoran mendarat di bibir Mo Qing, dan karena panik dia tidak sengaja menarik mantel handuk yang dipakai Mo Qing, sehingga dada Mo Qing yang kekar itu terlihat dengan jelas.      

Sejenak, Gu Xiaoran merasakan kelembutan di bibirnya. Kemudian jari jemari Mo Qing menyentuh rambut Gu Xiaoran dan menelusuri pipinya yang mulus. Kulit Gu Xiaoran yang sangat lembut seperti kulit bayi itu membuat jari-jari Mo Qing ingin berlama-lama menyentuhnya dan tidak ingin melepasnya.     

Gu Xiaoran merasa canggung ketika melihat Mo Qing menatapnya seperti itu, telinganya langsung memerah dalam sekejap.     

Tiba-tiba Mo Qing menarik Gu Xiaoran ke dalam pelukannya. Lalu Mo Qing mendekatkan bibirnya sampai menyentuh ujung bibir Gu Xiaoran, kemudian dia pun berkata dengan nada menggoda, "Di sini saja?"     

Gu Xiaoran tidak bisa menahan jantungnya yang berdebar kencang, namun tenggorokannya terasa kering. Saat dia ingin menolaknya, entah kenapa dia tidak bisa mengucapkan sepatah kata pun.     

Tatapan Mo Qing terlihat sayu, dan tatapannya tertuju pada bibirnya menggoda dan yang seindah mutiara itu, lalu perlahan dia mulai menciumnya.      

Gu Xiaoran sudah berkali-kali dicium oleh Mo Qing, namun setiap kali Mo Qing menciumnya, tubuhnya selalu tegang. Sistem pernapasannya tidak berfungsi dengan baik dan detak jantungnya kembali berdebar tidak karuan.     

Bibir Mo Qing terasa lembut dan kenyal, begitu lembut sehingga membuat dirinya terbuai oleh ciumannya. Dalam sekejap sensasi kesemutan menyebar dari bibir hingga ke seluruh tubuhnya, dan di momen ini perasaan Gu Xiaoran seolah melayang-layang.      

Mo Qing merasakan detak jantung Gu Xiaoran yang berdebar-debar dan membuatnya semakin mencumbunya dengan intim, begitu intim sehingga dia tidak bisa menahannya sama sekali.     

Saat Gu Xiaoran hendak membuka mulutnya untuk mengambil napas, saat itu juga lidah Mo Qing langsung melesat masuk ke dalam mulutnya.      

Saat lidah Gu Xiaoran diterobos oleh penyusup, dia ingin melepaskan penyusup itu, namun lidahnya justru terlilit dengan intim oleh lidah Mo Qing.      

Sensasi kenikmatan langsung meleleh dari lidahnya, dan tubuhnya yang tegang berubah menjadi lemah terkulai dan jatuh di atas dada Mo Qing dengan napas terengah-engah.      

Tangan Mo Qing yang besar itu segera mengambil kesempatan untuk meluncur masuk ke dalam kemejanya dan merasakan kelembutan di dalamnya. Tindakan Mo Qing yang seperti ini membuat seluruh tubuh Gu Xiaoran menggeliat penuh gairah.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.