Sentuhan Dendam Penuh Gairah

Jangan Kekanak-Kanakan



Jangan Kekanak-Kanakan

0Setelah melewati pintu keluar, raut wajah Gu Tianlei yang semula terlihat muram itu seketika langsung berubah. Dia pun tersenyum cerah yang menyilaukan saat melihat Gu Xiaoran.     
0

"Sayangku, pasti kamu merindukanku setengah mati!" Gu Tianlei menjatuhkan kopernya dan langsung memeluk Gu Xiaoran.     

Kemudian Gu Tianlei memegang wajah Gu Xiaoran sambil mengerucutkan bibir dan hendak mencium mulut Gu Xiaoran dengan ganas.      

Seketika sekujur tubuh Gu Xiaoran langsung merinding. Dengan cepat Gu Xiaoran pun langsung menangkis ciuman itu dengan telapak tangannya. Sehingga bibir Gu Tianlei mendarat di telapak tangan. Setelah itu Gu Xiaoran pun langsung memarahi Gu Tianlei, "Bocah sialan, kenapa kamu sekarang jadi sangat menjijikkan?"     

Gu Tianlei menarik telapak tangan yang menempel di wajah Gu Xiaoran sambil berkata dengan marah, "Bibi, apakah karena kamu pernah tinggal di Amerika begitu lama, sehingga sikapmu berubah menjadi konservatif seperti ini?"     

Gu Xiaoran memukul pantat Gu Tianlei, lalu dia menarik wajah Gu Tianlei supaya melihat ke arahnya sambil berkata dengan tegas, "Kakakmu ini orang yang konservatif, memangnya kenapa?"     

Bibi?     

Bibi kepalamu! Batin Gu Xiaoran.     

"Kamu sudah dewasa, masih saja memukul pantat." Gu Tianlei merajuk dan menutupi setengah pantatnya.     

"Terserah aku mau memukul atau tidak, kamu mau apa? Siapa juga yang menyuruhmu bersikap tidak sopan kepadaku?" Gu Xiaoran berkata seperti itu sambil memukul pantat Gu Tianlei dengan keras untuk yang kedua kalinya.     

"Gu Xiaoran, kamu sendiri berbuat seenakmu sendiri, tapi kamu melarangku dalam banyak hal." Kata Gu Tianlei dengan nada marah.      

"Baiklah, jangan kekanak-kanakan." Gu Xiaoran mengambil koper kecil yang dijatuhkan Gu Tianlei, lalu dia bertanya, "Kenapa hanya ini?"     

"Yang lainnya akan dibawa pulang manajerku besok."     

"Kamu menyelinap pergi diam-diam lagi?" Gu Xiaoran mengerutkan keningnya.     

"Menyelinap bagaimana? Aku sudah menelepon manajerku saat naik pesawat."     

Gu Xiaoran menggaruk kepala dan merasa kasihan dengan manajer Gu Tianlei.      

Tidak lama kemudian mulai semakin banyak tatapan iri dan cemburu dari orang-orang yang ada di sekitarnya. Bahkan beberapa orang ada yang mengeluarkan ponsel mereka untuk mengambil gambar.     

Postur Gu Tianlei sangat ideal, apalagi dia rajin berolahraga sehingga bentuk tubuhnya sangat sempurna, selain itu temperamennya juga baik.     

Jadi tidak peduli bagaimana dia menutupi wajahnya, postur tubuhnya yang ideal itu selalu menjadi perhatian publik. Sehingga tidak bisa dipungkiri bahwa orang-orang yang ada di sekitarnya pasti mengenalnya.     

Gu Xiaoran merasa akan terjadi sesuatu yang buruk jika dia berlama-lama dengan Gu Tianlei di sana.      

Kemudian Gu Xiaoran menarik Gu Tianlei dan mengajaknya pergi dari sana sambil membawa kopernya ke arah pintu depan. Mereka berdua berjalan memunggungi orang-orang yang berusaha untuk memotret secara diam-diam menggunakan ponsel.     

Ketika Gu Tianlei hendak berjalan, dia tidak sengaja menabrak seorang wanita hingga tas wanita itu jatuh ke lantai.      

Gu Tianlei pun segera membantu wanita itu dan dengan sopan bertanya, "Maaf, saya tidak sengaja, apakah ada bagian yang terpukul?"     

Wanita yang elegan dan cantik itu mendongakkan kepalanya ke arah Gu Tianlei yang wajahnya tertutup masker. Wanita itu masih bisa merasakan ketampanan Gu Tianlei sehingga matanya tampak berbinar-binar. Lalu dia menggelengkan kepalanya sembari berkata, "Tidak ada yang terpukul."     

Gu Xiaoran berhenti dan menghampiri mereka, "Apakah ada yang sakit?"     

"Tidak ada." Kata wanita itu sambil berdiri.     

Gu Tianlei melepaskan tangan yang sedang memegangi wanita itu, lalu dia mengambil tas yang jatuh di lantai dan menyerahkannya kembali kepada wanita itu, "Ini tas Anda."     

Wanita itu pun mengambilnya dan tersenyum tipis kepada Gu Tianle dan Gu Xiaoran, setelah itu dia berjalan ke depan.     

Gu Tianlei melihat sosok wanita itu yang berjalan pergi darinya. Setelah memastikan wanita itu baik-baik saja, Gu Tianlei pun mengambil koper dari tangan Gu Xiaoran lalu merangkulnya.     

"Ayo pergi makan lobster."     

"Kamu pasti sudah lapar sejak di luar negeri, tapi baru mau makan saat pulang kan?" Gu Xiaoran mencibirnya sambil tersenyum.     

"Iya banar, aku sudah menahan lapar lama sekali. Lihat, aku sangat kurus." Kata Gu Tianlei sambil meraih tangan Gu Xiaoran dan menyuruhnya memegang perutnya.     

Gu Xiaoran pun mencubitnya dengan keras, "Kurus? Aku rasa tidak!"     

"Ah ah, sakit sakit!" Saat Gu Xiaoran mencubitnya, raut wajah Gu Tianlei tampak sedih dan kesal, lalu dia berkata, "Hal yang paling beracun adalah perasaan wanita."     

Gu Xiaoran tersenyum dan melepaskan cubitannya.     

Wanita yang tadi ditabrak Gu Tianlei itu sudah berjalan pergi, namun dia tiba-tiba menoleh ke arah Gu Xiaoran dan Gu Tianlei. Seketika wanita itu merasa terharu ketika melihat Gu Tianlei dan Gu Xiaoran sedang bercanda.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.