Sentuhan Dendam Penuh Gairah

Aku Mencintaimu (5)



Aku Mencintaimu (5)

0Gu Xiaoran menyadari hal ini dan seketika tubuhnya langsung menegang, dia berhenti bergerak karena takut Mo Qing akan melakukan tindakan yang melampaui batas.     
0

Perlahan Mo Qing mulai menyusuri rambut panjang Gu Xiaoran yang terurai di sepanjang leher Gu Xiaoran. Kemudian bibirnya yang basah itu mulai mencium leher Gu Xiaoran dengan lembut, sehingga membuat seluruh tubuh Gu Xiaoran gemetar. Lalu lidahnya menjilati kulit lehernya yang halus hingga membuat Gu Xiaoran terkulai dan kehilangan akal sehatnya.      

Tangan Mo Qing yang sedang merangkul pinggang Gu Xiaroan itu perlahan menyelinap ke dalam piyama. Kemudian Mo Qing mulai membelai kulit Gu Xiaoran yang sehalus bulu domba itu, sehingga Gu Xiaoran merasakan gairah yang tak tertahankan.      

Tangan Mo Qing yang besar itu perlahan bergerak ke atas dan mulai menyusuri kulitnya yang halus. Gesekan telapak tangan Mo Qing itu membuat gairah Gu Xiaoran semakin meningkat.     

Mo Qing mengambil kesempatan itu untuk mengusap wajah Gu Xiaoran yang memanas dengan jari-jarinya. Kemudian dia menundukkan kepalanya dan mendaratkan ciuman mesra di bibir Gu Xiaoran. Sensasi geli yang begitu menggairahkan membuat Gu Xiaoran tidak bisa lagi menahan diri.      

Kemudian lengan Gu Xiaoran yang sudah mulai memerah itu dengan lembut meraih leher Mo Qing. Di sisi lain, kaki Gu Xiaoran yang ramping dan mulus itu berlilitan dengan kaki Mo Qing.      

***     

Berita yang tersebar keesokan harinya     

'Tuan Muda dari Imperial Grup mengajak tunangannya untuk mengunjungi sang Ayah di kediaman keluarga Mo.'     

Ketika berita tersebut mulai tersebar, ini membuktikan bahwa mereka menyangkal pernikahan antara keluarga Mo dan keluarga Cheng. Jadi apa yang dikatakan Kepala Biro Keamanan Publik yang baru itu pada ajang penghargaan menjadi kesalahpahaman belaka.     

Namun, mengingat Kepala Biro Keamanan Publik baru saja tiba di Seoul dan tidak familiar dengan urusan yang begitu komplek di Seoul, semua orang hanya menganggapnya angin lalu.     

Ketika Xu Honghai melihat berita itu, diam-diam dia menggertakkan giginya.     

Tunangan?     

Jadi gadis sialan itu adalah tunangan Mo Qing?     

Bagaimana gadis brengsek tanpa orang tua itu bisa menikah dengan Mo Qing yang berasal dari keluarga yang begitu kuat?     

Beberapa saat kemudian...     

Xu Honghai meraih koran itu dan langsung merobeknya menjadi serpihan-serpihan kecil, lalu melemparkannya ke lantai dengan keras.     

Dasar Jalang!     

Baik kamu belum menikah, ataupun bahkan jika kamu sudah menikah, lalu apa? Bukankah sama saja?     

Bukankah istri dan anak perempuan Mo Zhenzhong, sudah…      

Gadis jalang, nasibmu akan sama seperti istri dan anak perempuan Mo Zhenzhong.     

***     

Selama satu bulan ini Gu Tianlei berada di luar negeri untuk melakukan syuting. Tiba-tiba dia menelepon Gu Xiaoran sambil mengeluh karena tidak terbiasa dengan makanan luar negeri, sehingga selera makannya berkurang.      

"Gu Xiaoran, ketika aku kembali, temani aku untuk makan besar, oke?"     

"Mau makan apa?" Gu Xiaoran tersenyum, dia tidak bisa membayangkan jika para penggemarnya tahu sikap kekanak-kanakan Gu Tianlei yang seperti itu.     

"Lobster buatan restoran Simei."     

"Baiklah, ketika kamu kembali, aku akan menemanimu makan lobster, makanlah sampai perutmu penuh."     

"Kamu sudah mengatakannya, ketika saatnya tiba jangan mengingkari."     

"Aku tidak akan ingkar janji."     

Setelah itu Gu Tianlei menutup telepon dengan puas dan segera mulai mengemasi barang bawaannya.     

Setelah Gu Tianlei menjadi seseorang yang terkenal, Gu Xiaoran jarang keluar bersamanya. Jadi kesempatan untuk makan di luar bersamanya sangat jarang, bahkan bisa dihitung jari.     

Setelah selesai syuting, Gu Tianlei masih harus menghadiri wawancara sesuai jadwalnya. Baru kemudian dia bisa ke rumah di keesokan harinya.     

Tapi kali ini dia bermaksud untuk pulang ke tanah air lebih awal, segera setelah wawancara selesai besok dia ingin langsung pulang.      

Gu Tianlei berniat meninggalkan para krunya untuk mengalihkan perhatian penggemar dan para wartawan. Dengan demikian dia bisa memiliki waktu luang saat kembali ke tanah air.      

Di bandara!     

Gu Tianlei mengenakan kacamata hitam besar, raut wajahnya tampak cerah dan tampan. Dia membawa koper kecil dan turun dari pesawat. Meskipun dia sudah berusaha menutupi dirinya, tetapi figurnya yang luar biasa tetap menjadi pusat perhatian orang lain dimanapun dia muncul.     

Saat melewati kios yang ada di dalam bandara, dia memperhatikan surat kabar yang menarik perhatiannya. Seketika Gu Tianlei menghentikan langkahnya.      

Dia membaca sebuah berita, Tuan Muda dari Imperial Grup mengajak tunangannya untuk mengunjungi sang Ayah di kediaman keluarga Mo!     

Foto yang ada di koran itu yang memperlihatkan Mo Qing mengendarai mobil Pagani dengan Gu Xiaoran duduk di kursi penumpang.     

Saat melihat berita di koran itu, Gu Tianlei langsung mengerucutkan bibirnya.     

Gu Xiaoran, kamu bodoh, berapa lama kamu rela menjadi tameng bagi orang lain? Batin Gu Tianlei.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.