Sentuhan Dendam Penuh Gairah

Aku Mencintaimu (4)



Aku Mencintaimu (4)

0"Hmmm!" Gu Xiaoran mengerti bahwa Mo Qing hanya ingin Cheng Peini tahu seberapa dekat hubungan mereka berdua sebelum tidur di kamar.     
0

Meskipun Mo Zhenzhong semakin membencinya karena Gu Xiaoran sudah memiliki seorang putra, namun dia masih menjalin hubungan dengan Mo Qing.     

Tapi kali ini Gu Xiaoran datang ke kediaman Mo untuk membantunya menyelesaikan masalah keluarga Cheng, sedangkan sisanya Gu Xiaoran tidak mau memedulikannya.     

***     

Mo Qing kembali ke ruang kerja.     

Saat itu Mo Zhenzhong masih duduk di sofa, dan dia bahkan masih belum pindah dari posisinya.     

Kemudian Mo Qing pun duduk di kursi yang ada di seberang ayahnya. Mo Qing tahu bahwa ayahnya sudah menebak bahwa dia akan datang, sehingga Mo Zhenzhong masih duduk di sini untuk menunggunya.     

Setelah duduk, Mo Qing tidak ingin bertele-tele dan langsung berkata, "Kesepakatan antara Ayah dan Gu Xiaoran sudah tidak ada artinya lagi."     

"Karena kamu yang bersikeras tidak ingin melepaskan Gu Xiaoran?"     

"Iya!"     

"Xiao Qing!" Mo Zhenzhong menghela napas panjang, "Apakah kamu ingin terus mempertahankannya seperti ini sampai aku mati?"     

"Kenapa dia pergi ke Amerika, Ayah juga tahu. Saat itu aku merasa bahwa Ayah juga sudah tidak peduli dengan Cheng Peini."     

"Jika Gu Xiaoran percaya padamu, kenapa dia pergi ke Amerika karena rekaman video yang ada dalam kaset itu."     

"Gu Xiaoran adalah wanitaku, dan itu salahku karena tidak membuatnya mempercayaiku."     

"Bagaimana dengan anak itu? Jangan bilang kamu tidak tahu dia melahirkan seorang putra di Amerika."     

"Aku tahu."     

"Kalau begitu kenapa kamu masih…"     

"Jika bukan karena Cheng Peini, saat ini Ayah seharusnya sudah memiliki banyak cucu."     

Mo Zhenzhong memejamkan matanya sembari mengambil napas dalam-dalam, dia tidak menyalahkan Cheng Peini karena menipu Gu Xiaoran agar meninggalkan Mo Qing. Tapi meski begitu, ketika dirinya memikirkan anak itu perasaannya sangat terganggu.     

"Tidak peduli apakah dia anakmu atau bukan, kamu dan dia harus berpisah dan tidak boleh saling bertemu lagi."     

"Aku tidak bisa melakukannya." Mo Qing menjawab dengan ekspresi wajahnya yang datar dan berterus terang.     

"Kamu harus bisa melakukannya." Mo Zhenzhong mengepalkan tangannya, ketika keluarga Gu sudah tidak berharga lagi, berarti dia harus menghilang. Jika Mo Qing dan Gu Xiaoran tidak dipisahkan, pada akhirnya Mo Qing lah yang akan merasa paling tersakiti.      

"Ayah." Mo Qing tidak bergerak, dia menatap ayahnya, suaranya terdengar santai tanpa amarah sedikitpun, "Dia adalah mata-mataku, tolong jangan sentuh."     

Mo Zhenzhong mengerutkan bibirnya untuk waktu yang lama sebelum akhirnya dia berkata, "Aku sudah mengerti, silakan kamu keluar."     

***     

Saat itu Gu Xiaoran setengah tidur, tiba-tiba dia merasakan tempat tidur sedikit bergerak. Kemudian dia pun membuka matanya dan melihat Mo Qing sedang duduk di tepi tempat tidur sambil menatap ke arahnya. Gu Xiaoran hendak bangun, tapi pinggangnya dipegang oleh Mo Qing. Kemudian Mo Qing menarik selimut tipis dan berbaring di sebelahnya.      

Mo Qing membenamkan wajahnya di dalam rambut Gu Xiaoran yang panjang dan harum sambil menempelkan kakinya ke kaki Gu Xiaoran yang lembut.     

Tubuh Mo Qing menempel pada punggung Gu Xiaoran, sehingga dia bisa merasakan kehangatan tubuh Gu Xiaoran melalui piyama yang dipakai oleh Gu Xiaoran. Saat itu juga jantung Gu Xiaoran langsung berdegup kencang, seolah akan melompat keluar dari dalam dadanya.     

Mo Qing menatap guratan indah wajah Gu Xiaoran. Bulu mata yang lebat dan sedikit melengkung seperti kipas kecil yang berkibas ringan, kedua mata hitamnya tampak begitu jernih, seolah-olah ditutupi kabut tipis. Di tambah garis hidung yang menawan dan bibir bundar seperti mutiara yang mengkilap.      

Pinggang Gu Xiaoran yang ramping dan lekukan pinggul yang menarik. Kakinya yang mulus dan ramping itu selembut agar-agar, sehingga bisa membuat siapapun yang melihatnya pasti akan terpesona.      

Kemudian Mo Qing merangkul pinggang Gu Xiaoran dengan erat. Gu Xiaoran merasakan kehangatan tubuh Mo Qing, lalu dia pun berusaha menemukan posisi yang lebih nyaman.     

Saat Gu Xiaoran bergerak, dia merasakan sesuatu yang mengeras di belakangnya.      

Mo Qing mendekat ke bagian belakang telinga Gu Xiaoran, sehingga membuat Gu Xiaoran merasakan kesemutan dari daun telinganya dan menyebar ke seluruh tubuh. Gu Xiaoran merinding dan menggeliat sambil berusaha menghindarinya, tapi dia juga tidak ingin menjauh dari kehangatan tubuh Mo Qing, keinginannya yang kontradiksi ini membuatnya menggeliat-geliat tidak tertahankan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.