Sentuhan Dendam Penuh Gairah

Wajah Munafik (2)



Wajah Munafik (2)

0"Dia telah mempermainkanmu dan kamu masih membelanya?"     
0

"Dia sebenarnya cukup baik padaku."     

Cheng Peni menundukkan kepalanya. Dia berusaha bersikap lembut, tapi sebenarnya dia menyembunyikan perasaan kecewa yang ada dalam hatinya, bahkan kepura-puraannya itu membuat orang lain merasa bingung saat melihatnya.     

Orang yang membuat Cheng Peini kecewa itu tentu saja adalah Gu Xiaoran yang berdiri di samping Mo Qing.     

Gu Xiaoran tahu bahwa Cheng Peini sedang berpura-pura, dan saat itu juga Gu Xiaoran mengutuk Cheng Peini dari dalam batinnya, tapi dia masih tetap tersenyum kepadanya.     

Kemudian Mo Zhenzhong melihat ke arah Gu Xiaoran dengan tatapan yang dingin.     

Tiba-tiba Gu Xiaoran merasa bahwa tangan Mo Qing yang mencengkeram tangannya semakin erat. Itu adalah isyarat yang diberikan Mo Qing agar Gu Xiaoran tidak perlu merasa cemas.     

Gu Xiaoran memang sudah merasa takut sebelum dia memasuki rumah mewah ini. Namun setelah memasuki pintu, Gu Xiaoran justru tidak lagi merasa takut, karena mau tak mau dia harus menghadapi apa yang harus dihadapi. Meskipun melihat Mo Zhenzhong tidak menunjukkan sedikitpun keramahan kepadanya.      

"Dia tidak mempermainkanmu? Apa kamu pikir aku tidak tahu ada perasaan kecewa tersimpan di dalam hatimu?"     

Mata Cheng Peini perlahan mulai berlinang air mata, namun dia berusaha untuk tetap tersenyum sambil berkata, "Dengan Paman Mo datang ke sini, kini Peini tidak lagi merasa sedih." Saat mengatakan hal itu, entah kenapa ekspresi wajah Cheng Peini justru terlihat semakin sedih, namun dia berusaha menekan kesedihan yang dia rasakan itu.      

Mo Zhenzhong menepuk tangannya dan berkata dengan tenang, "Tidak semua orang bisa memasuki pintu kediaman keluarga Mo, tidak peduli siapa yang datang, pada akhirnya, mereka semua harus keluar dengan patuh."     

Seketika Gu Xiaoran berpura-pura tidak mendengarnya. Tapi Mo Qing tiba-tiba langsung menarik Gu Xiaoran untuk berjalan keluar.     

"Kamu mau pergi ke mana?" Tanya Mo Zhenzhong dengan raut wajah yang muram.     

"Bukankah Ayah menyuruh kita pergi?"     

"Siapa yang menyuruhmu keluar? Aku hanya bilang untuk orang yang bukan keluarga Mo."     

"Orang yang bukan keluarga Mo, lalu dia?" Kata Mo Qing sambil melirik ke arah Cheng Peini.      

"Peini adalah menantu keluarga Mo."     

"Kalau begitu Ayah harus bergegas mengisi tenaga."     

"Apa maksudmu?"     

"Maksudku, cepat nikahi dia dan segera memiliki anak dengannya."     

Seketika amarah Mo Zhenzhong langsung melonjak, lalu dia mengangkat tongkat golf itu untuk memukul Mo Qing.      

Saat melihat hal itu, raut wajah Gu Xiaoran seketika langsung berubah dan dengan spontan dia langsung memeluk Mo Qing untuk melindunginya dari pukulan tongkat golf itu dengan punggungnya.      

Tetapi pada saat yang sama, Mo Qing melepaskan pelukan Gu Xiaoran ke belakang dan menggunakan tubuhnya yang tinggi agar Gu Xiaoran tidak terpukul.      

Akhirnya, tongkat golf itu mendarat di bahu Mo Qing.     

Gu Xiaoran bisa merasakan kekuatan pukulan itu dan tatapan matanya tertuju ke arah Mo Qing yang tampak kesakitan.      

Kemudian Cheng Peini segera mendekat dan menarik lengan Mo Zhenzhong, "Paman Mo."     

Mo Qing hanya diam dan tidak bergeming. Kemudian dia menyingkirkan tongkat golf dari bahunya sembari berkata, "Sepertinya Ayah memanggilku kembali hanya untuk memukulku, jika itu yang ingin Ayah lakukan, maka cepat selesaikan agar aku bisa segera pergi dari sini."     

Seketika Mo Zhenzhong langsung tersedak saat mendengar Mo Qing berkata seperti itu kepadanya dan tongkat golf yang ada di tangannya itu tiba-tiba terjatuh ke lantai.     

Di depan Mo Zhenzhong, Gu Xiaoran tidak berani bertanya bagaimana kondisi Mo Qing, namun dari tatapan matanya, dia selalu melirik ke bahunya.      

Mo Qing meremas tangan Gu Xiaoran untuk menunjukkan bahwa dia baik-baik saja, kemudian dia melirik sesuatu yang di bawa Gu Xiaoran.     

Gu Xiaoran mengerti maksudnya dan menahan perasaan pedih dalam hatinya, lalu dia menyerahkan barang yang ada di tangannya itu kepada Mo Zhenzhong sembari berkata, "Teh ini adalah buatanku sendiri, jika Tuan Mo mau, aku akan menyeduhkannya untuk Tuan."     

"Aku takut diracun." Nada bicara Mo Zhenzhong terdengar tidak senang.     

"Kalau Ayahku tidak mau, buatkan saja untukku." Kata Mo Qing sambil merangkul bahu Gu Xiaoran dia berjalan menuju ruang makan. Dan Gu Xiaoran juga dengan patuh mengikuti ke mana pun Mo Qing pergi.     

Mo Qing menatap Gu Xiaoran beberapa kali, dia heran kenapa dia tidak melihat Gu Xiaoran patuh seperti ini setiap hari.     

Kemudian Gu Xiaoran menoleh dan menatap Mo Qing dengan tatapan yang tajam.      

Tiba-tiba Mo Qing mengangkat alisnya dengan sedikit terkejut.     

Di sisi lain, saat melihat Mo Qing berjalan pergi dengan Gu Xiaoran, kemarahan Mo Zhenzhong semakin melonjak, bahkan Cheng Peini juga ikut tercengang.      

Saat makan, Lin Yizhi tiba-tiba datang ke depan pintu dan dia berkata bahwa dia rindu masakan bebek kecap buatan Bibi Wang. Jadi karena itulah kali ini datang karena ingin memakan hidangan itu.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.