Sentuhan Dendam Penuh Gairah

Aku Mencintaimu (1)



Aku Mencintaimu (1)

0Saat Gu Xiaoran meninggalkan meja, sudut mulutnya tampak berkedut ketika melihat Lin Yizhi menggosok kaki kirinya.     
0

Kemudian Gu Xiaoran pun berjalan ke arah kolam air mancur, tidak lama kemudian Mo Qing membuntutinya dan langsung menekan tubuh Gu Xiaoran hingga menempel di pohon.      

Mo Qing menatap wajah kecil Guu Xiaoran yang marah dan tersenyum, "Kamu marah?"     

"Kamu sengaja mempermainkanku, kan?" Cara bicara Mo Qing yang menenangkan itu justru membuat Gu Xiaoran merasa kesal hingga menggertakkan giginya, dan tatapan matanya seolah ingin menusuknya sampai mati.     

"Aku mencintaimu."     

"Apa kamu bisa tidak menjijikkan seperti ini? Kalimatmu membuat seluruh tubuhku merinding."     

"Em, sungguh? Sini biar aku lihat." Tangan Mo Qing menyibak ujung rok Gu Xiaoran dan langsung meluncur ke dalam, perlahan-lahan naik ke paha Gu Xiaoran yang mulus dan jari-jari Mo Qing yang panjang itu menggosok bagian tubuh Gu Xiaoran yang terhangat dan sensitif itu.     

"Mo Qing." Kata Gu Xiaoran dengan nada marah seolah akan muntah, kemudian Gu Xiaoran mendorong Mo Qing dengan keras.     

Dengan mudah Mo Qing meraih tangan Gu Xiaoran dan menahannya di atas kepalanya. Kemudian Mo Qing menundukkan kepalanya dan mulai mencium bibirnya, sedangkan tangannya yang masuk ke dalam rok itu semakin lama semakin mencengkeram dengan kuat.      

"Apa kamu sudah gila?" Gu Xiaoran berusaha keras memprotes dengan suara lirih.     

Mo Qing menatapnya dengan lembut, kemudian menekan pinggangnya, dan seketika tangannya langsung masuk dengan paksa. Tindakan Mo Qing ini sebagai respon terhadap pertanyaan yang diajukan Gu Xiaoran padanya.      

Dia benar-benar gila. Batin Gu Xiaoran.     

Kali ini, Mo Qing tidak berlama-lama, setelah mencium wajah Gu Xiaoran hingga memerah, Mo Qing langsung menarik tangannya dari dalam rok Gu Xiaoran. Lalu dia langsung menggendong Gu Xiaoran dengan posisi terlentang.     

"Aku bisa jalan sendiri." Kata Gu Xiaoran.     

Mo Qing meliriknya sebentar, lalu dia berjalan masuk ke dalam rumah megah keluarga Mo tanpa sepatah kata pun. Kali ini Mo Qing tidak masuk melalui pintu depan, tetapi langsung naik ke kamarnya sendiri di lantai dua melalui pintu samping.     

Saat pintu kamar Mo Qing tertutup, Cheng Peini yang sedang berdiri di sudut tangga sambil menatap pintu kamar yang tertutup itu dengan perasaan kesal.      

Gu Xiaoran, kamu tidak akan berpuas diri berlama-lama, suatu hari aku akan membuatmu tersingkir dari sisi Mo Qing. Cheng Peini mengumpat dalam hati.     

Kemudian Mo Qing meletakkan Gu Xiaoran di atas tempat tidur, "Istirahatlah, aku akan meminta Bibi Wang untuk membawakanmu makanan."     

Saat di ruang makan tadi, Gu Xiaoran hanya mengiris dan memotong steak itu tanpa memakannya sepotong pun.      

"Aku tidak lapar." Gu Xiaoran tidak ingin merepotkan Bibi Wang yang merupakan pelayan keluarga Mo, sedangkan Gu Xiaoran bukanlah bagian dari keluarga Mo.     

"Kamu belum makan apa-apa malam ini."     

"Diet."     

Mo Qing mencubit dagunya dan berkata dengan kejam, "Jika kamu berani membiarkan berat badanmu berkurang sedikit saja, aku akan membesarkanmu di kandang babi. Apa kamu keberatan?"     

"Kenapa kamu tidak mencari babi saja?" Gu Xiaoran mencemooh, "Kamu adalah babinya, kan kamu yang dibesarkan di penangkaran."     

"Bukankah itu justru kamu?"     

"Mo Qing!" Amarah Gu Xiaoran meledak, kamulah babinya. Umpat Gu Xiaoran dengan kesal      

Mo Qing tersenyum melihat raut wajah Gu Xiaoran yang seperti landak kecil itu. Lalu Mo Qing menundukkan kepalanya dan mulai menciumnya.     

Gu Xiaoran segera mendorongnya dan mengulurkan tangan untuk membuka kancing kemejanya.     

Mata Mo Qing tampak meredup, "Apa kamu mau itu?"     

Gu Xiaoran memalingkan pandangan dan sibuk membuka kancing kemejanya, setelah terbuka, Gu Xiaoran langsung memeriksa bahu Mo Qing.      

Bahunya Mo Qing tampak merah dan bengkak.     

Saat melihat hal itu, seketika jantung Gu Xiaoran terasa sesak, "Apa Ayahmu sering memukulmu?"     

Gu Xiaoran tidak tahan ketika tahu Mo Qing dipukuli. Tapi Gu Xiaoran saat ini dalam posisi di mana dia tidak berdaya untuk menghentikannya.     

"Setelah bertahun-tahun aku tidak pernah dipukuli." Mo Qing menarik tangan Gu Xiaoran ke bawah dan memegangnya, "Tidak apa-apa, bekas luka itu akan segera hilang."     

"Apakah ada obat gosok?"     

Tatapan mata Gu Xiaoran yang merah itu membuat Mo Qing tidak mengurungkan niatnya untuk berkata 'tidak perlu'. Kemudian Mo Qing mengeluarkan sebotol obat gosok dari laci dan menyerahkannya kepada Gu Xiaoran.     

Gu Xiaoran pun menuangkan obat gosok itu ke telapak tangannya dan menggosok bahu Mo Qing sampai terasa panas, setelah itu dia baru berhenti.     

Gu Xiaoran merangkul pinggang Mo Qing yang kuat itu sambil menyandarkan kepalanya di bahu yang tidak terluka, kemudian perlahan matanya mulai berlinang air mata.     

Mo Qing memeluk wajahnya, kemudian dia mengusap air mata Gu Xiaoran yang mengalir di sudut matanya sambil berkata, "Bodoh, ini hanya luka sesaat, lalu apa yang membuatmu sedih?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.