Sentuhan Dendam Penuh Gairah

Pertengkaran (2)



Pertengkaran (2)

0"Nona Gu, sudah cukup. Ini salahku yang telah membuat kalian bertengkar." Kata Shen Haoyu sambil memegang lengan Gu Xiaoran.     
0

Mo Qing melihat cara Shen Haoyu saat memegang lengan Gu Xiaoran, dan seketika tatapan matanya langsung berubah menjadi tajam, seolah ada api yang hendak menyembur.      

Tidak lama kemudiaan Hua Zi masuk dan tersenyum pada Mo Qing yang sedang duduk di dekat meja dengan kaki selonjor, "Aku baru saja menelepon dan tahu kamu akan pulang. Jadi pasti kamu akan ada di sini. Ngomong-ngomong apa yang terjadi dengan hidungmu?"     

Sikap Mo Qing begitu dingin dan tidak peduli.     

Sebelum selesai bicara, Hua Zi curiga dengan situasi yang terjadi di dalam ruangan itu. Kemudian dia berkata lagi, "Sepertinya ada yang tidak beres di ruangan ini, apa yang terjadi pada kalian berdua?"     

Mo Qing membuang tisu bernoda darah dan langsung beranjak pergi.     

"Bos, mau ke mana?" Hua Zi memanggil Mo Qing.     

"Kembali ke perusahaan." Cara bicara Mo Qing tidak baik, dan saat itu dia sudah berjalan sampai pintu.     

"Yu Fei bilang dia ingin mentraktir telur dadar saus tiram hari ini, mari pergi bersama."     

"Aku tidak ikut."     

Gu Xiaoran melihat raut wajah Mo Qing yang tampan dan acuh tak acuh itu, seketika jantungnya seolah tersumbat terasa tidak nyaman.      

Gu Xiaoran sudah melakukan yang terbaik dalam proyek game di Jiuzhou itu, bahkan Gu Xiaoran menuruti perintah Mo Qing untuk berhenti.     

Meskipun Gu Xiaoran menyetujui keputusannya demi Xiaohan, namun tidak mungkin Gu Xiaoran tidak benci kepadanya.     

Mo Qing tidak memberinya penjelasan yang masuk akal dan Gu Xiaoran harus menerima hal itu. Kemudian Gu Xiaoran memberanikan diri untuk menatapnya sambil memanggil Hua Zi, "Biarkan dia pergi."     

Hua Zi tidak tahu apa yang terjadi terhadap mereka berdua, dan dia tidak mau ikut terlibat, jadi Hua Zi memilih untuk diam.     

Kemudian Gu Xiaoran menoleh ke arah Shen Haoyu dan berkata, "Sudah waktunya untuk pulang kerja, ayo makan bersama."     

"Bagaimana mungkin aku akan menolak niat baik ini." Shen Haoyu tidak membahas lagi tentang insiden pemukulan itu dan langsung bergegas keluar pintu.      

"Tidak perlu sungkan, semua sudah diatur." Gu Xiaoran melirik ke arah Mo Qing yang wajahnya tampak muram. Semakin Mo Qing marah, Gu Xiaoran juga akan semakin marah kepadanya.      

Mo Qing bergumam dengan sikapnya yang acuh tak acuh, setelah itu dia langsung keluar dari studio. Dari jendela kaca, dia melihat mulut Shen Haoyu memancarkan sedikit rasa puas.     

Tidak benar, sepertinya ada yang salah dengan orang itu. Tetapi apa yang salah dari orang itu, Mo Qing tidak tahu pasti.     

Sebenarnya Mo Qing ingin mencari tahu lebih lanjut, namun klien yang memiliki janji dengannya malam ini sangat penting. Sehingga Mo Qing tidak mungkin pergi bersama mereka.      

Kemudian Mo Qing menelepon Hua Zi, "Hua Zi, setelah kalian selesai makan, jangan lupa antar Xiaoran pulang."     

Di telepon itu terdengar respon Hua Zi yang tawa tipis, "Jangan khawatir, kamu tidak akan kehilangan wanita cantikmu."     

Setelah itu Mo Qing langsung menutup teleponnya. Gu Xiaoran dan Yu Fei tinggal bersama, jadi tentu saja semuanya akan baik-baik saja, tapi bagaimanapun juga kegelisahan di hatinya tetap tidak mereda.     

Tiga jam kemudian.     

Setelah mengantar klien keluar, Mo Qing merapikan dokumen-dokumen penting yang ada di depannya. Karena beberapa hari ini dia pergi untuk membahas proyek, sehingga pekerjaan di mejanya menjadi menumpuk.      

Mo Qing harus menyelesaikan pekerjaannya sesegera mungkin. Mo Qing mengusap dahinya, kemudian dia segera melanjutkan pekerjaannya.     

Tidak lama kemudian Hua Zi masuk dan meletakkan dua kotak makan siang di atas meja, "Kamu belum makan, kan?"     

"Hmmm…" Mo Qing meletakkan dokumen yang ada di tangannya sambil berkata lagi, "Aku benar-benar lapar."     

"Gu Xiaoran yang memesan makanan ini, dia memesan makanan kesukaanmu. Meskipun dia kesal denganmu, tapi dia masih tidak lupa memberimu makan."     

Kemudian Mo Qing tersenyum kecil, "Apakah kamu sudah mengantarnya pulang?"     

"Tidak, dia mendesakku untuk membawakanmu makanan ini. Yu Fei, Shen Haoyu, dan Gu Xiaoran pergi bersama."     

Entah kenapa Mo Qing kembali merasa kesal saat mendengar hal itu.     

Kemudian Mo Qing pun segera menelepon Gu Xiaoran, tapi saat itu ponselnya dimatikan. Seketika itu perasaan Mo Qing menjadi semakin gelisah.     

"Kenapa kamu sangat khawatir, Gu Xiaoran bukan anak kecil lagi. Selain itu, dia juga bersama Yu Fei." Hua Zi tidak mengerti mengapa Tuan Muda yang ada di depannya ini tiba-tiba menjadi begitu khawatir.     

"Telepon Yu Fei." Mo Qing masih merasa tidak tenang mendengar Hua Zi berkata seperti itu kepadanya.     

Karena untuk meyakinkan Mo Qing, akhirnya Hua Zi menelepon Yu Fei.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.