Sentuhan Dendam Penuh Gairah

Celaka (1)



Celaka (1)

0"Apakah kamu dan Xiaoran sudah sampai rumah? Ada orang yang sedang khawatir, jadi aku harus meneleponmu."     
0

"Aku masih ada urusan yang belum aku selesaikan di studio, jadi Shen Haoyu mengantar Gu Xiaoran pulang."     

"Jadi kamu sedang tidak bersama Gu Xiaoran?"     

"Iya tidak, dia seharusnya sudah sampai rumah sekarang."     

"Aku baru saja menelepon Gu Xiaoran, tetapi ponselnya mati."     

"Mungkin ponselnya kehabisan baterai? Aku akan menelepon ke rumah dan bertanya." Yu Fei segera menelepon ke rumah, "Ayah, apakah Xiaoran sudah pulang?"     

"Belum, bukankah kamu bilang kalian akan pulang setelah makan malam?"     

Belum pulang? Bahkan tanpa alasan yang jelas!     

Yu Fei segera melanjutkan untuk menghubungi ponsel Shen Haoyu. Tapi ternyata nomor yang dihubunginya itu berada di luar jangkauan.      

Hua Zi melirik Mo Qing dan raut wajahnya seketika langsung berubah.      

Kemudian Mo Qing segera mengeluarkan ponselnya untuk melacak lokasi Gu Xiaoran saat ini.     

Loteng Kecil…     

Kecuali Gu Tianlei sedang mencarinya, Gu Xiaoran tidak akan pergi Loteng Kecil. Tapi saat ini Gu Tianlei sedang syuting iklan dan tidak sedang berada di Seoul.     

Mo Qing merasakan ada sesuatu yang tidak beres.     

Kemudian dia pun segera merebut ponsel dari tangan Hua Zi, sambil berkata, "Yu Fei, cepat pergi ke Loteng Kecil. Aku akan segera menyusul ke sana. Jika kamu tiba duluan sebelum kami, tetaplah di pintu masuk untuk mengawasi dan jangan lakukan apapun."     

Studio Yu Fei sangat dekat dengan Loteng Kecil, hanya sekitar 5 menit menggunakan taksi. Sementara dari tempat Mo Qing saat ini membutuhkan waktu kurang lebih 10 menit untuk bisa sampai ke sana.     

Shen Haoyu tidak mengantar Gu Xiaoran ke tempat lain, tetapi justru ke Loteng Kecil. Ini menunjukkan bahwa dia berniat membuat orang bingung.      

Jika Yu Fei mengambil kesempatan untuk masuk, orang itu kemungkinan besar akan melarikan diri dengan melompat tembok, bahkan melakukan sesuatu yang lebih ekstrem.     

Yu Fei adalah seorang wanita, dia tidak sebanding dengan pria bertubuh kuat.      

Kemudian Mo Qing segera mengambil kunci mobil dan bergegas keluar dari kantor. Saat itu Hua Zi tidak mengerti apa yang salah dengan Mo Qing, tapi dari raut wajahnya, dia tahu bahwa telah terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.     

Sehingga Hua Zi pun langsung pergi mengikutinya.      

Dengan cemas Yu Fei berdiri di dekat pintu Loteng Kecil, ketika melihat mobil berhenti mendadak di depannya, dia segera menghampiri, "Tuan Mo!"     

"Bagaimana situasinya?" Kata Mo Qing sambil keluar dari mobil.     

"Lampu di dalam ruangan menyala, tapi tidak terdengar suara apapun. Apakah Xiaoran benar-benar ada di dalam?" Setelah Yu Fei mendapatkan instruksi dari Mo dirinya mulai ikut cemas, tapi dia tidak berani mengetuk pintu, agar keberadaan Mo Qing di sana tidak dicurigai orang itu.      

Dalam sepuluh menit ini, Yu Fei sudah berulang kali menelepon ponsel Gu Xiaoran dan Shen Haoyu, tapi ponsel mereka dimatikan.      

"Apakah kamu melihat ada orang yang keluar masuk?" Mo Qing tidak menjawab pertanyaannya dan justru bertanya balik.     

"Tidak ada."     

Kemudian Mo Qing segera melangkah maju dan mendobrak pintu hingga terbuka.     

Setelah itu Yu Fei segera mengikuti, dan seketika dia pun langsung tercengang saat melihat pemandangan yang ada di dalam loteng kecil.      

Pakaian Gu Xiaoran telah dilepas, dan saat itu Gu Xiaoran hanya mengenakan pakaian dalam dan berbaring di sofa kecil dalam posisi yang sangat erotis. Terlihat jelas mata Gu Xiaoran terpejam dan itu menunjukkan bahwa dia dalam keadaan tertidur.     

Shen Haoyu menelanjangi dan berdiri di samping Gu Xiaoran, dia hendak melepaskan bra yang dipakai Gu Xiaoran, tapi gerakannya seketika terhenti karena mendengar suara pintu yang didobrak dari luar.      

Saat itu di belakangnya ada sebuah kamera yang sedang menyala.     

Sebelum Yu Fei mengatakan apapun, Mo Qing sudah melangkah maju dan mendaratkan pukulan kepada Shen Haoyu.     

Pukulan Mo Qing begitu cepat dan keras, sehingga Shen Haoyu tidak memiliki kesempatan untuk menangkis. Seketika Shen Haoyu pun langsung terhempas ke lantai karena pukulan itu.     

Kemudian Shen Haoyu segera bangkit sambil mengeluarkan pisau belati untuk menusuk punggung Mo Qing.     

Dengan cepat Mo Qing segera menghindarinya, tetapi lengannya masih sempat tersayat pisau itu.     

Yu Fei pun berteriak panik.     

Tatapan Mo Qing menjadi sangat tajam, saat perkelahian di studio tadi, orang ini ternyata menyembunyikan kekuatannya.     

Shen Haoyu merasa puas karena dia berhasil melukai Mo Qing. Meskipun kemampuan dirinya sudah cukup baik, tapi dia masih bukan tandingan Raja Serigala yang telah menjalani latihan yang panjang.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.