Sentuhan Dendam Penuh Gairah

Pertemuan Pertama Dengan Belle (2)



Pertemuan Pertama Dengan Belle (2)

0Pyarrr!!! Seketika terdengar suara suara mangkuk yang terjatuh ke lantai, mangkuk yang berisi sup getah persik itu jatuh ke lantai dan seketika mangkuk itu pun pecah berkeping-keping.      
0

"Kamu sudah memecahkan sup getah persik milik Serigala." Gadis itu marah sambil menatap ke arah mangkuk yang pecah berserakan.      

Saat melihat mangkuk itu pecah, Gu Xiaoran sangat ketakutan hingga wajahnya tampak sangat pucat. Ketika dia tinggal di panti asuhan, jika ada orang yang memecahkan mangkuk atau menjatuhkan makanan pasti akan dipukuli.      

Gu Xiaoran pun segera berjongkok dan mengambil serpihan-serpihan mangkuk kaca itu. Tanpa sadar, dia menginjak serpihan kaca dan seketika dia langsung menjerit kesakitan. Ketika sadar bahwa dirinya telah menginjak pecahan mangkuk itu, telapak kakinya sudah bersimbah darah.      

Gu Xiaoran tidak peduli dengan kaki dan tangannya yang berdarah karena serpihan kaca itu. Dia terus berusaha menyatukan pecahan-pecahan itu agar bisa kembali menjadi utuh.      

"Apa yang kalian lakukan?" Tanya Serigala dengan sikapnya dinginnya datang dari pintu.     

"Serigala, dia…" Kata gadis itu.     

"Siapa yang membiarkanmu masuk?" Serigala seketika langsung memotongnya pembicaraannya dengan sikapnya yang dingin.     

"Aku, dia…"     

"Pergi!"     

Selama ini tidak ada orang lain yang boleh masuk kamar Serigala tanpa izin.     

Gadis itu melotot marah pada Gu Xiaoran yang sedang berjongkok di lantai, kemudian dia pun langsung pergi keluar.      

"Kemari!" Serigala mengerutkan keningnya sambil melihat Gu Xiaoran yang berjongkok di lantai.     

"Maaf, aku tidak bermaksud melakukannya." Gu Xiaoran merasa sangat ketakutan dan dengan cepat dia mengambil serpihan-serpihan mangkuk yang telah pecah itu, sehingga membuat tangannya berlumuran darah.     

"Berhenti!" Kata Serigala sambil mengulurkan tangan untuk menghentikannya.     

"Jangan, jangan pukul aku…" Gu Xiaoran mengira Serigala itu akan memukulnya, sehingga dengan spontan dia langsung meringkuk dan bersiap untuk menahan pukulan dan tendangan darinya.      

Serigala menatap Gu Xiaoran yang sedang ketakutan itu dengan ekspresi wajahnya yang merasa aneh.     

Kemudian Serigala itu langsung meraih lengan Gu Xiaoran dan mengangkatnya supaya menjauh dari serpihan mangkuk yang berserakan di lantai itu.      

"Lepaskan pecahan mangkuk itu." Serigala mengerutkan keningnya. Serigala manarik Gu Xiaoran dalam pelukannya, sembari mengambil pecahan mangkuk yang masih ada di tangan Gu Xiaoran.     

Ini adalah pertama kalinya Gu Xiaoran dipeluk oleh Serigala. Selain Xiaopian tidak pernah ada orang lain yang memeluknya seperti ini.     

Meskipun dada Serigala masih kurus layaknya anak-anak, tapi Gu Xiaoran merasakan nyaman tak terlukiskan.     

Untuk sesaat, pikiran Gu Xiaoran melayang ketika merasakan pelukan itu. Saat itu juga tanpa sadar serpihan kaca yang masih di ada ditangannya, langsung diambil oleh Serigala.      

Kemudian Serigala meletakkan Gu Xiaoran ke kursi, lalu membuka lemari yang ada di dekatnya dan mengeluarkan peralatan medis.     

Gu Xiaoran tertegun saat melihat Serigala berjongkok di depannya. Kemudian Serigala mengangkat kaki Gu Xiaoran dan dengan hati-hati dia mengambil serpihan kaca yang masih tertancap di kakinya.     

Serigala tidak memukulku? Batin Gu Xiaoran.     

"Aku tidak mencuri makanan."     

"Aku tahu!"     

Dia bilang dia sudah tahu, apakah dia percaya kata-kataku? Tanya Gu Xiaoran dalam hati.     

Tiba-tiba mata Gu Xiaoran langsung terbelalak lebar.     

"Kamu tidak akan memukulku?"     

"Kenapa aku harus memukulmu?"     

"Aku memecahkan mangkuk dan menumpahkan sup getah persik milikmu."     

"Kalau mangkuk pecah masih bisa diganti. Selain itu, sehari tidak makan sup getah persik tidak akan membuatku mati." Jelas Serigala kepada Gu Xiaoran.      

Seketika tubuh Gu Xiaoran berhenti gemetar, dia menatap anak laki-laki yang beberapa tahun lebih tua darinya itu.     

Anak laki-laki itu baru saja selesai mandi, sehingga masih tercium aroma rambut hitamnya yang masih basah dan wajahnya tampak begitu jernih. Dia adalah anak laki-laki paling bersih yang pernah Gu Xiaoran lihat.     

Gu Xiaoran tidak tahan, sehingga dia pun mengulurkan tangannya untuk menyentuh wajah anak laki-laki. Tapi saat Gu Xiaoran hendak menyentuh wajahnya, tiba-tiba Serigala langsung mendongak dan melihat tangan Gu Xiaoran yang berlumuran darah. Kemudian Serigala menatap mata Gu Xiaoran sehingga Gu Xiaoran ketakutan dan langsung kembali menarik tangannya.      

Serigala menatap Gu Xiaoran sejenak tanpa berkata apa-apa. Kemudian dia meraih tangan Gu Xiaoran dan mulai menangani luka yang ada di tangannya.     

"Gadis yang tadi itu bernama Belle, dan kemampuannya luar biasa. Jika kamu tidak bisa mengalahkannya, lebih baik menjauh saja."     

Gu Xiaoran menganggukkan kepalanya. Di panti asuhan, anak-anak yang lebih tua juga sering memukuli anak-anak lain, jadi tentu saja Gu Xiaoran tahu bagaimana harus menghindarinya.      

"Selain itu, jangan mudah terluka, terutama tanganmu. Luka yang berulang kali akan meninggalkan bekas luka di tanganmu dan membuat tanganmu tidak gesit lagi."     

Meskipun Gu Xiaoran tidak mengerti maksud dari perkataan anak laki-laki yang ada di depannya itu, namun Gu Xiaoran merasa tidak perlu lagi merasa takut saat mendengarkan suaranya.     

Gu Xiaoran merasa sedikit aneh, tapi anak laki-laki itu membuatnya merasa aman. Seolah-olah ada tameng terkuat yang melindunginya dari kesepian dan ketakutan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.