Sentuhan Dendam Penuh Gairah

Pertemuan Pertama Dengan Belle (1)



Pertemuan Pertama Dengan Belle (1)

0Intinya, anak laki-laki yang dipanggil Serigala itu memiliki sifat yang pendiam dan acuh. Sehingga tidak ada yang tahu apa yang dia pikirkan dan tidak ada yang mengerti bagaimana perasaannya.     
0

Karena tidak ada yang memahaminya, sehingga siapapun yang mencoba untuk mendekatinya justru merasa takut padanya.      

Takut karena tidak tahu apa yang menyinggung perasaannya. Karena jika ada yang berani melakukan kesalahan padanya, maka akan berakhir malapetaka. Jadi sampai kapanpun tidak ada orang yang bisa memahaminya.     

Saat itu Gu Xiaoran berdiri dengan cemas di depan pintu.     

"Kemari." Instruksi anak laki-laki itu menyuruh Gu Xiaoran untuk mendekati tempat tidur yang besar itu.     

Gu Xiaoran dengan hati-hati melangkah ke depan dan berdiri di tengah ruangan.     

"Kemari." Kata anak laki-laki itu dengan sikapnya yang dingin.     

Jantung Gu Xiaoran berdebar sangat kencang, seolah sebentar lagi akan copot. Karena takut, Gu Xiaoran segera menuruti perintah anak laki-laki itu untuk melangkah lebih dekat sampai ke tepi tempat tidur.     

"Angkat kepalamu." Kemudian anak laki-laki itu memberikan instruksi lagi padanya.     

Gu Xiaoran pernah dibawa pergi untuk dipukuli ketika dia berada panti asuhan, namun entah kenapa, Gu Xiaoran tidak pernah merasa sangat ketakutan seperti saat ini.     

Perlahan Gu Xiaoran mendongakkan kepalanya, dan mengarahkan pandangannya ke atas tanpa berani menatap anak laki-laki yang ada di depannya itu. Namun anak laki-laki yang ada di depannya itu sama sekali tidak menanggapinya.     

Gu Xiaoran berdiri dengan sedikit terkejut untuk beberapa saat dan dia juga merasa curiga. Lalu tiba-tiba ada sepasang mata yang muncul di hadapannya secara tak terduga, tatapan mata seseorang yang ada di depannya itu membuat Gu Xiaoran langsung membelalakkan matanya.     

Tatapan tajam itu perlahan membuat seluruh tubuh Gu Xiaoran bergidik dari rambut hingga ujung kakinya.     

Tatapan mata anak laki-laki itu bagaikan binatang buas yang kelaparan dan hendak memangsanya. Seperti sedang mencari bagian mana yang akan diterkam!     

Gu Xiaoran berdiri dalam diam dan dengan gugup dia meremas roknya.     

Setelah selesai mandi, wajah Gu Xiaoran kini terlihat lebih bersih dan disertai kedua mata yang indah, ditambah pipinya yang merah merona karena takut, membuatnya terlihat semakin cantik.     

Meskipun kekuatan adalah hal yang paling penting, namun penampilan yang baik juga akan berguna dalam menyelesaikan sebuah misi.     

Anak laki-laki itu mengulurkan tangannya dan merasakan wajah Gu Xiaoran sangat bersih ketika menyentuhnya.      

"Apa kamu sudah menyikat gigi?"     

"Sudah."     

"Buka mulutmu." Kata anak laki-laki itu sambil menatap Gu Xiaoran dengan curiga.      

"Aku sudah sikat gigi!" Tadi ketika wanita itu memaksanya mandi, wanita itu memberikan sikat gigi kepadanya, dia mempelajari bagaimana wanita itu menyikat gigi anak-anak lain, lalu mencontoh mereka untuk menyikat giginya sendiri.     

"Buka mulut." Nada suara anak laki-laki itu masih terdengar dingin dan datar.     

Gu Xiaoran tetap tidak bergeming. Bukan karena dia tidak berani, namun karena dia tidak suka orang lain menyuruhnya seperti ini.     

"Apa kamu ingin aku yang membuka mulutmu?"     

Menyadari kalau tidak ada gunanya melawan, Gu Xiaoran pun menghela napas pasrah dan membuka mulutnya lebar-lebar.      

Seketika itu Gu Xiaoran langsung di dorong hingga terlempar ke pintu, lalu anak laki-laki itu melihat ke arah wanita itu, "Bibi, bersihkan giginya, jika tidak bisa bersih, cabut semuanya dan jangan biarkan dia muncul di hadapanku lagi dengan keadaan kotor seperti ini."     

Wanita yang bertugas menunggunya di luar itu langsung panik, kemudian dia pun langsung membawa Gu Xiaoran pergi dengan terburu-buru.      

Ketika Gu Xiaoran dibawa kembali lagi ke kamar itu, saat itu Serigala tidak ada di kamarnya. Sehingga wanita itu memutuskan pergi ke dapur untuk membawakan sup dingin dari getah pohon persik untuk pelepas dahaga.      

Tidak ada seorangpun yang bisa masuk ke kamar Serigala tanpa izin. Jadi wanita itu sebagai bawahan tidak bisa berbuat apa-apa ketika ruangan itu kosong.     

"Biarkan aku yang membawakan sup itu untuknya." Gu Xiaoran menawarkan diri untuk membantu.     

Meskipun Gu Xiaoran masih muda, namun tidak semua anak-anak yang bisa memasuki kamp pelatihan sangat percaya diri seperti Gu Xiaoran.     

Orang-orang yang ada di sekitarnya merasa sedikit ragu saat Gu Xiaoran menawarkan diri untuk membantu membawakan sup, namun pada akhirnya orang itu menyerahkan semangkuk sup getah persik kepada Gu Xiaoran.     

Gu Xiaoran membawa mangkuk yang berisi sup itu dengan hati-hati dan masuk ke dalam ruangan. Karena masih kecil, Gu Xiaoran pun harus berjinjit untuk meletakkan mangkuk itu di atas meja.     

Ketika Gu Xiaoran sedang berjinjit untuk meletakkan semangkuk sup dari getah persik itu ke atas meja, tiba-tiba ada suara seorang gadis datang dari belakangnya, "Apa yang kamu lakukan?"     

Seketika Gu Xiaoran pun terkejut, saat itu mangkuk tersebut masih belum sempat dia letakkan di meja. Sehingga dia berusaha memegangi mangkuk itu setengah mati agar tidak jatuh ke lantai.      

Seorang gadis yang berdiri di pintu itu usianya sekitar tujuh atau delapan tahun.      

Gadis itu melihat semangkuk sup getah persik di tangan Gu Xiaoran, dan seketika amarahnya mulai terpancing, "Berani-beraninya kamu mencuri barang-barang milik Serigala."     

"Aku tidak mencuri!"     

"Aku melihatnya dengan mataku sendiri, bisa-bisanya kamu masih mengelak." Gadis itu bergegas ke arah Gu Xiaoran dan langsung menyeretnya keluar, "Sana pergi temui instruktur."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.