Sentuhan Dendam Penuh Gairah

Serigala Muda (6)



Serigala Muda (6)

0Kemudian anak laki-laki itu kembali mengangkat kepala Gu Xiaoran dari dalam air. Wajah kecil Gu Xiaoran itu tampak memerah karena tersedak, seluruh tubuhnya basah kuyup seperti tikus yang tercebur dalam air. Gu Xiaoran benar-benar sangat kesal pada anak laki-laki itu.     
0

Gu Xiaoran tersedak dan menendangnya, tapi anak laki-laki itu tidak mengelak dan membiarkan Gu Xiaoran menendang dirinya. Kemudian dia menuangkan sampo lagi untuk mengeramasi rambutnya, tapi rambut Gu Xiaoran yang panjang itu masih tetap saja berminyak.     

Rambut kotor yang terendam air panas itu berbau semakin menyengat.      

"Berapa lama kamu tidak keramas?" Kata anak laki-laki itu sambil mengerutkan alisnya, bau rambut itu sangat kuat dan sulit dihilangkan.      

Rata-rata anak berusia tiga tahun belum bisa menghitung dengan baik, tetapi Gu Xiaoran memiliki keterampilan berhitung yang sangat bagus. Lalu dia mengulurkan lima jari yang kotor itu kepada anak laki-laki itu.     

"Lima hari?" Bagaimana mungkin tidak keramas lima hari saja bisa menjadi sekotor ini? Anak laki-laki itu tidak percaya.     

"Lima bulan!" Jawab Gu Xiaoran dengan polos. Anak laki-laki itu memang memperlakukannya dengan kasar, namun Gu Xiaoran merasa anak kaki-laki itu tidak bermaksud jahat kepadanya.      

Anak laki-laki itu sedikit bingung, setelah lima bulan tidak keramas tapi tidak ada kutu adalah hal yang sangat jarang ditemui.     

Banyak anak-anak baru di kamp pelatihan ini sangat kotor dan kebanyakan rambutnya penuh kutu.     

Namun, bagaimana pun juga anak laki-laki itu juga tidak bisa membersihkan rambut mereka.     

Gu Xiaoran adalah partner anak laki-laki itu yang dipilih oleh seorang petinggi untuknya. Jadi wanita yang bertanggung jawab atas kebutuhan sehari-hari di kamp ini takut jika dia tidak sengaja menyakitinya, oleh sebab itu dia tidak berani memperlakukan Gu Xiaoran dengan kasar.     

Sedangkan anak laki-laki itu sudah pernah melihat gigitan gadis itu yang seperti serigala, sehingga dia tahu bahwa wanita yang bertugas di kamp itu tidak akan bisa menanganinya. Karena itulah anak laki-laki itu langsung datang sendiri untuk menangani Gu Xiaoran.      

Alhasil, persis seperti yang dia prediksi. Gu Xiaoran meronta seperti kucing liar, dan tentu saja wanita itu takut untuk mendekat.     

Entah sudah berapa kali anak laki-laki itu membasuh rambut Gu Xiaoran dengan air, hingga akhirnya rambut Gu Xiaoran yang kotor itu kini sudah bersih. Rambut sepanjang pinggang itu kini menjadi lembut dan hitam. Beberapa helai rambut yang mengambang di permukaan air itu terlihat seperti kain satin hitam yang mengkilat.      

Sejak kecil Gu Xiaoran tidak pernah merasa rambutnya sebersih ini, terasa segar dan nyaman, Gu Xiaoran sangat menikmatinya sehingga tanpa sadar dia memejamkan mata.     

Tiba-tiba Gu Xiaoran merasakan hawa dingin di tubuhnya, ketika membuka matanya, Gu Xiaoran langsung melihat ke bawah dan dia sadar bahwa dirinya sudah tidak lagi memakai baju. Ketika kulitnya yang kotor itu terlihat, anak laki-laki itu langsung membasuh tubuhnya dengan air. Kemudian dia langsung ingin melepas celana dalam yang dikenakan Gu Xiaoran.     

Pada usianya yang masih tiga tahun, sebenarnya Gu Xiaoran belum memiliki rasa malu. Namun ketika memikirkan kata-kata teman-temannya di panti asuhan, dia segera bergegas berlari keluar dari bak mandi, dan mencoba melarikan diri.     

Tapi anak laki-laki itu dengan kuat kembali meraih lengannya dan langsung melepas celananya.     

"Lepaskan aku! Aku tidak mau mandi!"     

"Kalau belum bersih kamu tidak boleh keluar dari kamar mandi."     

"Kalau begitu biarkan aku mandi sendiri." Gu Xiaoran gagal melarikan diri, kemudian dia pun berendam di dalam bak mandi sambil meringkuk seperti bola, dan tetap menatap anak laki-laki itu dengan waspada.      

"Kamu tidak bisa membersihkan diri dengan bersih." Gu Xiaoran tidak akan sekotor ini jika dia tahu bagaimana membersihkan cara dirinya sendiri. Sehingga mau tak mau anak laki-laki itu menggosok kotoran tebal yang menempel pada tubuh Gu Xiaoran.     

"Aku tidak ingin bersih."     

"Tidak mau? Berarti kamu sengaja membuat dirimu sekotor ini?" Anak laki-laki itu mendongakkan kepalanya dan menatapnya Gu Xiaoran dengan tatapan yang dingin.     

"Benar." Gu Xiaoran langsung mengangguk dua kali dengan tegas.     

Anak laki-laki itu bergumam tidak percaya.     

"Aku tidak berbohong, aku akan dibawa pergi kalau aku sudah bersih." Kata Gu Xiaoran sambil menutupi tubuhnya yang telanjang dengan kedua tangannya. Tidak lama kemudian, akhirnya dia tidak bisa menahannya dan mulai meneteskan air mata, "Setiap anak yang di bawa pergi itu akan mati, dan aku tidak ingin mati."     

Membuat tubuhnya menjadi kotor adalah cara Gu Xiaoran untuk membela diri, meskipun dia sendiri merasa tidak nyaman, namun cara yang dia lakukan itu lebih baik daripada dibawa pergi.     

Seketika, gerakan anak laki-laki yang sedang menggosok tubuh itu berhenti. Banyak anak-anak di tempat ini di bawa keluar dari panti asuhan, jadi rahasia gelap di panti asuhan bukanlah hal aneh di sini.     

Tetapi anak laki-laki itu tidak menyangka bahwa Gu Xiaoran yang masih berusia tiga tahun, memiliki tindakan bela diri seperti itu.     

Kemudian Gu Xiaoran mendongakkan kepalanya dan melihat bahwa tatapan mata anak laki-laki itu kini berubah menjadi dingin. Bahkan dia yang sedang berendam dalam air panas pun merasakan dinginnya tatapan anak laki-laki itu.     

Anak laki-laki itu menatapnya sejenak, lalu menundukkan kepalanya dan terus menggosok tubuh Gu Xiaoran. Gerakannya ketika menggosok tubuh Gu Xiaoran itu semakin lama menjadi lebih cepat.     

Setelah memandikan Gu Xiaoran sampai bersih, anak laki-laki itu pun langsung beranjak pergi dan meninggalkan kamar mandi.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.