Sentuhan Dendam Penuh Gairah

Serigala Muda (4)



Serigala Muda (4)

0"Bayangan?" Anak laki-laki itu mengernyitkan keningnya sambil melihat Gu Xiaoran, kemudian dia bertanya, "Berapa usiamu saat ini? Tiga tahun?"     
0

Saat itu Gu Xiaoran mengenakan pakaian yang compang-camping sehingga memperlihatkan tulang belikatnya yang kecil. Tubuhnya benar-benar sangat kurus, begitu kurus seolah hanya terdiri dari tulang belulang saja. Tubuhnya jauh lebih kurus daripada anak-anak lain yang seusia dengannya.     

Sulit untuk dibayangkan kehidupan seperti apa yang dijalani Gu Xiaoran pada saat itu.     

Gu Xiaoran hanya diam dan tidak memberikan respon apapun. Mata Gu Xiaoran yang sejernih kristal itu terbelakan lebar sambil menatap mereka berdua. Gu Xiaoran tidak tahu apa maksud perkataan pria itu. Bahkan Gu Xiaoran juga mengira pria itu akan menghukumnya atau mungkin akan memukulnya sampai mati.     

Sebenarnya Gu Xiaoran tidak takut dipukuli, hanya saja dia khawatir Xiaopian yang akan dipukuli ketika dia dibawa pergi. Bahkan dia tidak bisa membayangka apa yang akan terjadi dengan Xiaopian jika tidak bersama dengannya.     

Tapi, tidak dapat dipungkiri, anak laki-laki itu benar-benar tampan. Matanya yang hitam seperti sumur yang tenang, dan dia adalah anak laki-laki paling tampan yang pernah dilihatnya. Tetapi meskipun anak laki-laki itu tampan, namun raut wajahnya menyematkan sikap yang dingin layaknya es yang membeku. Seolah bisa membuat siapa pun merasa ketakutan saat melihatnya.     

Kemudian petinggi itu berkata, "Namanya Qiqi, dan mulai sekarang dia akan menjadi partnermu."     

"Tidak perlu." Kata anak laki-laki itu sambil melihat Gu Xiaoran yang masih menggigit lengannya, Gu Xiaoran masih tidak ingin melepaskan gigitannya itu.     

Petinggi itu terdiam sejenak, kemudian dia berkata kepada anak buahnya, "Selesaikan."     

Gu Xiaoran tidak tahu apa yang dimaksud 'selesaikan' itu.     

Tapi entah kenapa perasaannya mulai merasa gelisah.     

Anak buah dari petinggi itu pun datang untuk menarik Gu Xiaoran. Ketika mendekati Gu Xiaoran, anak buah dari petinggi itu menutupi hidungnya dengan jijik, "Sudah berapa lama kamu tidak mandi, sangat bau."     

Rambut Gu Xiaoran sangat kusut seperti buah plum yang kering, ditambah lagi bau badannya yang tengik itu sangat mengganggu, bahkan hampir saja membuat orang lain muntah karena bau badannya.     

Gu Xiaoran masih menatap anak laki-laki itu, tanpa menyadari bahwa malaikat kematian berada di belakangnya.      

Anak laki-laki itu mengangkat lengannya ke atas, sehingga membuat Gu Xiaoran tidak kuat menahan beban dan pada akhirnya dia pun melepaskan gigitannya.     

Namun Gu Xiaoran memegang lengan anak itu dengan kedua tangannya, dia masih bersikeras untuk mempertahankan gigitannya.     

Anak buah dari petinggi itu menahan bau badan Gu Xiaoran yang busuk dan dengan cepat dia langsung menarik Gu Xiaoran.     

Anak laki-laki itu merasa bahwa Gu Xiaoran memiliki sifat yang keras kepala. Kemudian anak laki-laki itu pun berbicara, "Minggir."     

Anak buah dari petinggi itu tampak sedikit terkejut, dia tidak mengerti apa maksud dari perkataan anak laki-laki itu. Kemudian anak buah dari petinggi itu pun menoleh ke arah atasannya.      

Petinggi itu mengangguk ringan dan anak buahnya itu pun langsung melangkah mundur.     

"Lepaskan gigitanmu." Anak laki-laki itu menatap Gu Xiaoran dengan sikapnya yang dingin, bahkan tatapan itu seolah bisa membuat orang dewasa yang ada dalam organisasi ikut merasa takut, namun Gu Xiaoran sama sekali tidak takut dan justru menggigitnya semakin keras.      

Tatapan anak laki-laki itu semakin tajam dan tiba-tiba dia mengerahkan kekuatan untuk menegangkan otot-otot lengannya. Kemudian dia menghempaskan tangannya dengan keras, sehingga membuat Gu Xiaoran yang kecil ikut terlempar.      

Tubuh Gu Xiaoran terpental dan pada akhirnya tubuhnya yang kecil itu terbentur pada dinding yang keras.     

Sepertinya Gu Xiaoran akan dihajar habis-habisan dan akan berubah menjadi daging cincang.      

Kemudian leher Gu Xiaoran dicekik oleh anak laki-laki itu menggunakan lengannya yang besar.     

Gu Xiaoran menatap anak laki-laki itu dengan panik.     

Sedangkan anak laki-laki itu menatap bekas gigitan di lengannya, dan menyadari ada darah mulai merembes di seragam yang ia kenakan, "Serigala?"     

Dengan tatapan matanya tampak acuh tak acuh, anak laki-laki itu melihat rambut Gu Xiaoran yang berminyak, tubuhnya yang bau, dan kukunya yang kotor, seketika dia pun merasa jijik dan berkata padanya, "Bau busuk setengah mati, cucilah."     

Setelah berkata seperti itu, anak laki-laki itu pun melepaskan cekikannya dan pergi meninggalkan ruangan.      

Kemudian petinggi itu berjalan ke arah Gu Xiaoran, lalu berjongkok dan menatap matanya yang ekspresi yang datar, "Mulai sekarang, namamu adalah Qiqi, dan kamu tidak akan pernah lapar lagi. Tetapi kamu harus menjadi bayangan yang taat padanya."     

Gu Xiaoran tidak tahu apa yang dimaksud dengan bayangan, jadi dengan spontan dia langsung menggelengkan kepalanya sambil menjawab, "Aku ingin kembali."     

"Kamu tidak bisa kembali."     

"Aku ingin kembali mencari Kakakku."     

"Jika kamu baik dan patuh, aku bisa membuat mereka tidak melukai Kakakmu."     

Meskipun Gu Xiaoran masih muda, namun dia sudah tahu bagaimana cara memandang seseorang.     

Dia sudah tahu dengan jelas bahwa direktur panti asuhan dan manajernya itu takut terhadap petinggi yang ada di depannya ini.     

"Apakah kamu benar-benar bisa menyelamatkan Kakakku?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.